Jangan Pernah Bosan

"Judul ini mengingatkan saya pribadi bahwa sebagai orang tua jangan pernah bosan untuk selalu mendidik dan mengingatkan anak pada hal-hal yang baik dan positif sesuai ajaran agama."

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis)

NarasiPost.Com-Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)

Dalam mendidik anak pasti banyak lika-likunya, apalagi di zaman serba bebas dan permisif seperti sekarang di mana teknologi informasi semakin cepat berkembang dan mudah diakses oleh siapa pun. Pendidikan agama menjadi fondasi anak dalam mengarungi kehidupan dan menghadapi berbagai tantangan zaman. Sayangnya, para orang tua kurang optimal dalam membekali agama bagi putra-putrinya di tengah derasnya arus informasi dan liberalisasi.

Judul ini mengingatkan saya pribadi bahwa sebagai orang tua jangan pernah bosan untuk selalu mendidik dan mengingatkan anak pada hal-hal yang baik dan positif sesuai ajaran agama. Walau terkadang ada rasa bosan dan kesal bahwa kita pernah mengingatkan anak untuk rajin belajar membaca Al-Qur'an, nyatanya anak sering salah dan lupa. Namun, begitulah manusia diciptakan memiliki kelebihan dan kelemahan.

Maka, sebagai orang tua jangan pernah bosan untuk menanamkan habits yang baik terus-menerus. Agar habits tersebut melekat erat di benak dan memori anak-anak kita bahwa dari kecil kita sering mengajarkan habits yang baik. Misalnya, bangun pagi, salat lima waktu, membaca dan menghafal Al-Qur'an, membantu orang tua di rumah, main seperlunya, semua ada waktunya, rajin belajar, jangan berbohong, dan lainnya.

Walau di masa kecil anak sering lupa, semoga setelah dewasa mereka ingat petuah dan habits baik yang selalu diajarkan oleh orang tua mereka. Jika kita merasa bosan, akhirnya berhenti mendidik mereka karena kesal maka kita telah kalah oleh godaan setan dan menghadapi zaman yang serba hedon, permisif, dan liberal. Sama artinya, kita merelakan anak kita terjerumus dan terbawa arus kebebasan yang merusak masa depan mereka.

Sementara di sisi lain kita ingin anak menjadi investasi akhirat, mendamba mereka menjadi anak saleh estafet perjuangan Rasul dan para ulama. Kita juga ingin mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang bertakwa, serta mempersiapkan mereka menjadi penakluk Roma yang dinanti Allah dan Rasul-Nya.

Oleh karenanya, tidak mudah mendidik mereka di zaman seperti saat ini. Kesulitan ini menjadi tantangan dan cobaan, jangan pernah kita kalah karena kita punya Allah tempat berserah. Teringat sabda Rasulullah saw., "Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi No. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini hasan).

Ya, berpegang teguh pada ajaran agama di zaman sekarang ibarat memegang bara api. Begitu juga mendidik anak agar sesuai ajaran agama di zaman serba bebas dan permisif sangat berat. Di mana konten porno bebas berkeliaran di dunia maya dan mudah diakses oleh anak kecil. Di luar banyak pemuda yang tawuran dan melakukan kekerasan, mudah dilihat oleh anak-anak. Beredar berita bocah SD meninggal karena tindakan kekerasan teman-temannya.

Semua hal yang tidak baik banyak dilihat dan didengar oleh anak-anak, jika tidak ada filter dari orang tuanya akan masuk ke benak anak dan penasaran ingin mengikuti yang tidak baik. Anak kita ibarat kertas putih yang bersih, maka jangan biarkan ada noda yang mengotori kertas putih itu. Anak amanah dari Allah yang harus benar-benar kita jaga, hingga saatnya anak kita kembali diambil oleh pemiliknya dalam kondisi yang sebaik-baiknya.

Tugas kita sebagai orang tua tentu tidak mudah, perjuangan dan pengorbanan yang kita lakukan insyaallah akan membuahkan hasil yang baik jika selama proses pendidikannya tidak keluar dari syariat. Maka, tetaplah berpegang teguh pada syariat, walau berat. Hingga, akan indah pada waktunya menuai semua yang kita tanam di dunia fana ini. Semoga Allah izinkan, keluarga kita menjadi keluarga pejuang seperti Rasul dan para sahabat. Semoga Allah izinkan pula, keluarga kita semua masuk ke surga-Nya dan bisa berkumpul bersama menikmati kebahagiaan yang hakiki. Aamiin.

Allahualam Bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Riak Kecil
Next
Sudah Siap?
1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Inilah pentingnya tali agama Allah untuk selalu tertancap di dalam jiwa. Agar tak goyah mengahadapi tantangan dunia. Meski terasa berat, Allah yang akan memudahkan.

Tulisan yang menginspirasi kalbu, Kern teh

Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Banyak saya melihat disekeliling bagaimana peran orang tua yang kurang memberikan pencerahan dan pemahaman kepada anak-anak hingga tak sedikit anak-anak zaman sekarang lalai untuk hormat dengan orang yang lebih tua, miris sekali memang jika kita tak melibatkan Allah disetiap langkah.

Sherly
Sherly
Reply to  Reva Lina
1 year ago

Betul sekali

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram