"Selama di luar sana fitnah dunia masih merajalela, tak sepantasnya kita diam tanpa melakukan upaya perlawanan. Ingatlah, iman dan Islam menuntut upaya terbaik kita. Alangkah lebih baik kita menggalang persatuan dan memperbaiki apa-apa yang telah dirusak kaum jahil."
Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hari ini kita merasakan begitu sulit menjaga iman, dan tetap istikamah di jalan yang benar. Pasalnya, kemaksiatan dibungkus begitu indah, sehingga tampak dari luar bak surga menggiurkan. Sedang ketaatan malah dianggap lambang ketertinggalan. Sehingga sumbernya (agama) harus dijauhi dan dihilangkan dari kehidupan.
Sedih memang! Tapi inilah fakta yang tak bisa dielakkan. Gambaran umat yang kehilangan pijakan ternetra jelas di depan mata, akidah tak lagi menjadi pijakannya. Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya, apakah ini tanda-tanda akhir zaman? Lantas bagaimana cara kita menghadapinya?
Tanda-Tanda Fitnah Akhir Zaman
Seperti halnya hujan yang ditandai mendung, kukuruyuk ayam pertanda pagi datang, fitnah akhir zaman pun ada tanda-tandanya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Hakim, "Fitnah-fitnah datang laksana sepotong malam. Di mana pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir. Sebaliknya, pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia kembali menjadi kafir."
Maka lihatlah! Tanda-tanda akhir zaman ini begitu dekat dengan kita. Di zaman ini ada banyak golongan muslim yang menjadi pemuja demokrasi, namun benci ide Khilafah yang syar'i. Prostitusi dikatakan hak asasi, sedang poligami dikritisi dan dianggap tidak manusiawi. Ulama dipersekusi tiada henti, sedang para pelaku homoseks dan liwath dilindungi. Semua ini didukung pula oleh sistem yang menjamin ide-ide sesat ini tetap langgeng. Inilah tanda-tanda fitnah akhir zaman, di mana kita sedang terkungkung di dalamnya.
Terima atau Lawan?
Kita tidak bisa mengubah qada (ketentuan) di zaman apa kita dilahirkan. "Kenapa aku dilahirkan di zaman ini? Kenapa aku harus menemui situasi yang kacau ini?" Itu semua hanya ungkapan keputusasaan yang melambangkan kekalahan. Namun, menerima qada pun bukan berarti pasrah, lantas menunggu di sudut waktu tanpa usaha untuk mengubah. Bukan!
Fenomena akhir zaman adalah sebuah kepastian. Di mana Rasulullah saw. katakan akan terjadi huru-hara, peperangan antarsaudara, kebodohan dan kemiskinan, serta bercampurnya antara hak dan batil. Kita bisa lihat sendiri bagaimana di zaman ini, kemaksiatan beradaptasi begitu alami, sedang ide-ide Islam dicampakkan seolah tak berarti. Ide sekuler dijadikan tuhan baru untuk menghukumi setiap tingkah laku.
Sebenarnya, bertahan dalam keimanan di tengah kondisi pelik ini bukanlah hal yang mudah. Namun, seberat apa pun itu, bukan sikap muslim apabila berpasrah diri dengan keadaan. Diam di hadapan ragam kebatilan tanpa ada upaya untuk melawan. Sebagai hamba yang dilahirkan di zaman penuh fitnah ini, sudah menjadi tugas kita untuk tidak berdiam diri. Menjalankan peran sebagai umat terbaik adalah tugas yang wajib kita lakoni.
Sudah saatnya kita bertanya, "Apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita bertahan dalam iman di tengah gempuran fitnah akhir zaman?" Tentu saja jawabannya adalah dengan melakukan perlawanan nyata. Bukan sebaliknya, berdiam diri dalam kelompok yang jumud. Kelompok yang fokusnya hanya memperbaiki diri, sementara lupa akan kerusakan yang umat alami. Ia yang hanya peduli akan masalah pribadi dan golongannya saja. Lalu menolong sesama hanya dengan berdoa di salah satu sudut masjid.
Alangkah elok aktivitas itu, tapi sungguh belum saatnya. Selama di luar sana fitnah dunia masih merajalela, tak sepantasnya kita diam tanpa melakukan upaya perlawanan. Ingatlah, iman dan Islam menuntut upaya terbaik kita, sementara sikap menunggu sambil berdoa adalah selemah-lemahnya iman. Alangkah lebih baik kita menggalang persatuan dan memperbaiki apa-apa yang dirusak kaum jahil.
Berdakwahlah!
Selain memperkuat iman dan Islam, upaya untuk terhindar dari fitnah akhir zaman adalah dengan melakukan aktivitas tertinggi yakni dakwah Islam. Fitnah dunia yang kini merajalela lahir akibat propaganda ide-ide sekularisme. Satu-satunya cara untuk menghadang ide rusak tersebut adalah dengan menegakkan dakwah, mengajak sesama untuk kembali ke jalan keselamatan (Islam).
Dakwah bukanlah sebuah pilihan, di mana ia boleh diwakilkan oleh sekelompok jemaah saja. Definisi ini keliru sekali. Karena dakwah bukanlah tugas khusus yang hanya boleh diemban oleh ulama, melainkan tugas kita seluruh hambanya dan menjadi fardu kifayah sebelum umat meraih kebangkitan Islam yang sesungguhnya.
Allah Swt. berfirman dalam surah Ali Imran 104, "Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Ayat ini menjelaskan kepada kita, hanya dengan berdakwah kita bisa mengembalikan posisi umat terbaik, yang artinya hanya dengan dakwah kita bisa bangkit dari kemunduran dan keterpurukan yang diakibatkan oleh fitnah akhir zaman, yakni fitnah sekularisme.
Khatimah
Ragam rupa fitnah akhir zaman telah nyata di hadapan kita. Meski Dajjal belumlah datang berupa sosok, namun fitnahnya sudah hadir mendahuluinya. Jika fitnahnya saja mampu membuat muslim menanggalkan akidahnya, menjual agamanya dan bahkan memusuhinya, apatah lagi nanti jika sosok Dajjal benar-benar hadir di tengah kita, kerusakan mungkin takkan ada penawarnya.
Oleh karena itu, mari bentengi akidah generasi kita dengan aktivitas dakwah nyata. Menyemarakkan agenda amar makruf nahi mungkar, sebisa dan semampu kita. Berdakwahlah untuk melindungi iman dan Islam, sekaligus sebagai upaya nyata untuk meraih pertolongan dari-Nya. Allah berfirman dalam surah Muhammad ayat 7, "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Wallahu a'lam bishawab.[]