Dengan menuntut ilmu, manusia bisa meningkatkan kualitas dan kemampuan dirinya. Karena dengan menuntut ilmu kita bisa mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui.
“Anakku, bila kau tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan.”
(Imam Safi'i)
Oleh: Aqila Ghania Syaakirah
NarasiPost.Com-Kita semua pasti pernah merasakan satu hal yang sama dalam kehidupan. Apalagi kalau bukan lelah dalam menuntut ilmu. Lelah dalam menuntut ilmu adalah suatu hal yang sudah biasa.
Kita semua pasti punya impian, dan untuk mewujudkannya maka kita harus berkorban. Tetapi tentu berkorban itu tidak semudah apa yang kita bayangkan. Berkorban artinya memberikan segala hal yang kita punya dari segala aspek. Waktu, tenaga, dan pikiran yang kita punya.
Pada hakikatnya, semua manusia mempunyai kapasitas dan kemampuannya masing-masing. Ada orang yang tidak kuat belajar lama, ada orang yang kuat belajar berjam-jam. Namun sekuat apapun manusia, pasti ada titik di mana dia merasa lelah. Titik di mana kita merasa semuanya tampak tidak ada kemajuan dan berubah sama sekali. Dan itupun membuat kita jadi ingin menyerah dan tidak sabar dalam menuntut ilmu.
Sabar dalam menuntut ilmu artinya sabar dalam ketaatan. Pahala orang yang bersabar dalam ketaatan itu lebih besar daripada kesabaran orang yang diberi ujian atau cobaan. Sabar dalam menuntut ilmu artinya sabar dengan waktu yang lama, sabar dengan yang memberikan ilmu, sabar dengan prosesnya yang lama, dan lain sebagainya.
Dalil kewajiban menuntut ilmu salah satunya ada di Q.S Al-Mujadalah ayat 11:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Ada salah satu perkataan Imam Syafi’i yang sangat menginspirasi dengan topik kita kali ini, bunyinya seperti ini: “Anakku, bila kau tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan.”
Masya Allah!! Hal ini memang benar, belajar memang melelahkan. Menguras pikiran, tak sekali-kali justru membuat kepala kita pening. Namun, jika kita menyerah begitu saja, apa kita mau menjadi bodoh? Tentu tidak ada orang yang mau menjadi bodoh.
Zaman kita saat ini limpah dengan informasi, dan semua impian membutuhkan proses yang lama dalam mencapainya. Karena tidak ada yang instan, kalaupun ada pasti itu akan berakhir dengan penuh penyesalan dan tidak ada keberkahan di dalamnya. Dan aku yakin pasti kita mempunyai impian yang luar biasa, dan tentu harus dibayar dengan perjuangan yang luar biasa!
Dengan menuntut ilmu, manusia bisa meningkatkan kualitas dan kemampuan dirinya. Karena dengan menuntut ilmu kita bisa mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui.
Ada sebuah kisah, yang berasal dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu. Suatu saat beliau pernah mendatangi salah seorang sahabat di waktu siang untuk mendengar hadits langsung darinya. Ternyata sahabat tersebut sedang istirahat siang. Maka Ibnu Abbas pun menunggu di depan pintu dan ketiduran sampai mukanya terkena debu.
Ketika sahabat tersebut membuka pintu maka ia terkaget melihat Ibnu Abbas. Ia pun mengatakan, “Wahai anak paman Rasulullah, apa yang membuat engkau datang? Kenapa engkau tidak mengutus salah seorang agar aku mendatangimu? Ibnu Abbas menjawab, “Tidak, akulah yang lebih berhak mendatangimu. Telah sampai hadits kepadaku darimu bahwa engkau mendengar dari Rasulullah. Aku ingin mendengar langsung darimu.”
Salah satu pelajaran yang bisa kita ambil dari Ibnu Abbas adalah kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, bersungguh-sungguh dalam artian kita juga menghormati ahli ilmu. Tak apa meski kita menderita dan lebih lelah, seperti Ibnu Abbas yang memilih untuk langsung mendatangi ahli ilmu. Padahal ia bisa mengutus orang lain atau ahli ilmu itu yang datang kepada Ibnu Abbas.
Hikmah lain adalah hendaknya kita harus selalu bersemangat menuntut ilmu, mari gunakan waktu kita untuk hal yang bermanfaat dan berlomba-lomba dalam kebaikan!
Dan satu lagi yang harus diingat, dalam menuntut ilmu, jalan kita menuju sukses tidak akan mudah. Allah akan menguji kita, apa kita masih sabar dan berusaha, semata-mata untuk menguji apa kita pantas untuk masuk ke level selanjutnya. Semakin tinggi levelnya, maka tujuan kita semakin dekat!
Semakin banyak kesulitan yang kita sadari dalam menuntut ilmu, maka itu akan membuat kita semakin tangguh dan istimewa. Jangan khawatir, ada Allah yang selalu membersamaimu. Siapa saja yang mencari ilmu, maka Allah pasti akan mempermudah jalan menuju surga.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)[]
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]
Assalamu'alaikum kak, izin salin sebagian kata-kata-Nya buat cerpen aku ya, soalnya menginspirasi dan bermanfaat