Maksiat Dan Bencana

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum, Ayat 41)


Oleh: Aya Ummu Najwa

NarasiPost.Com-Bagai tak henti dirundung duka. Bencana demi bencana, seakan saut menyaut terjadi tanpa henti. Dari tanah longsor, banjir bandang, puting beliung, gempa bumi, hingga gunung meletus, terjadi di negeri ini. Ditambah kecelakaan pesawat, transportasi darat, hingga yang terakhir karamnya KRI Nanggala 402 yang menewaskan 53 awaknya.

Inilah yang terjadi. Bencana silih berganti bertandang ke negeri ini. Kerusakan dan kerugian, menjadi masalah tak terelakkan. Korban berjatuhan seakan sudah menjadi hal yang harus dibayarkan. Sungguh perlu dan sangat urgent sekali untuk kita berpikir dan bermuhasabah, mengapa bencana ini terus terjadi di negeri kita?

Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, dalam shahih Muslim :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَهْلِكُ وفينا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ”.

“Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal ada orang-orang saleh di tengah kami?” Beliau menjawab, “Ya, bila keburukan telah demikian banyak.”

Betapa sekarang kita jumpai begitu banyaknya kemaksiatan di negeri ini, kekufuran dan kesyirikan yang dianggap budaya telah merajalela dan malah dilestarikan. Yang bahkan dilakukan secara terang-terangan dan terbuka, seakan itu adalah hal yang sangat biasa dan malah bangga. Pluralisme agama yang kian masif dijajakan pun seakan menambah kesesatan yang terjadi.

Pergaulan bebas dan zina dipelihara, liwath yang dianggap Hak Asasi, yang bahkan akan diakui sebagai gender ke tiga negara. Riba dianggap sebagai penopang ekonomi negara, dilegalkan dan disistemkan. Mengajak manusia tak percaya bahwa Allah Maha Pemberi rezeki. Korupsi dan pungli yang semakin menjadi dengan buruknya sistem sanksi. Gurita penjajahan asing aseng yang membabi buta telah membawa kerusakan baik alam, budaya, agama, maupun generasi.

Dan puncak dari itu semua adalah diterapkannya sistem kehidupan yang menyalahi aturan Sang Pencipta. Demokrasi adalah sistem buatan manusia telah menjadi biang dari semua kerusakan yang yang ada. Membuat hukum sesuai selera, menjadikan manusia dipuja mengesampingkan Sang Pencipta. Aturan Tuhan dipinggirkan bahkan dikerdilkan. Dirong-rong dengan berbagai narasi dan moderasi. Ulamanya dikriminalkan, pengemban dakwahnya dianggap berbahaya dan membahayakan, inilah sejatinya alasan mengapa kesengsaraan seakan enggan meninggalkan kita. Di sisi lain, penista agama bebas bergerak tanpa tindakan apapun dari otoritas.

Sungguh jika kemungkaran telah merebak dan menjadi hal biasa, maka akan memperbesar potensi datangnya azab.

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum, Ayat 41)

Maka wahai saudaraku, belumkah saatnya kita menyadari segala kesalahan, meminta ampun dan bertobat dengan kembali kepada aturan dari Sang Pencipta. Menerapkan kembali aturan Islam dengan sempurna sebagai aturan dan jalan hidup, baik individu maupun bernegara. Bukankah kita sangat lelah dengan semua kerusakan dan kekacauan ini? Maka sungguh Islam adalah satu-satunya solusi. Islam dengan sistem Khilafahnya akan mengajak manusia taat kepada Allah, sehingga bukan lagi azab yang akan bertandang, namun kesejahteraan dalam kejayaan dan kerahmatan.

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf, Ayat 96)

Wallahu a'lam.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Polemik Fiqih Progresif, Bukti Negara Gagal Jaga Syariah
Next
Andaikata Takkan Lagi Jumpa
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram