Pahala Puasa Raib, Kenali Sebab-sebabnya!

"Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu berdusta, bergibah, mengadu domba, bersumpah palsu, memandang dengan syahwat." (HR. Ad-Dailami)

Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ramadan adalah bulan istimewa. Penuh ampunan dan pahala yang berlimpah. Segala keberkahan ini hanya bisa direguk dengan amalan terbaik. Diniatkan karena Allah Swt. Pun, tata caranya harus sesuai tuntunan syariat-Nya. Melenceng dari ketentuan-Nya, bisa saja tepercik noda. Membuat pahala puasa raib tak tersisa.

Namun sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa pahala puasa bisa sirna karena terkotori niat atau perbuatan yang tercela. Hal ini tentunya sangat disayangkan. Pahala puasanya tak ada. Hanya sekadar lapar dan dahaga. Ibadah saum yang susah payah dikerjakan ternyata berakhir sia-sia.

Penyebab Puasa Batal

Ada beberapa kondisi yang membatalkan puasa. Di antaranya adalah; haid, nifas, berjimak, muntah dengan sengaja, gila, murtad, memasukkan obat ke dua tempat yakni dubul dan qubul, dan terakhir memakan makanan haram dengan sengaja.

Ya, meski harus kita garis bawahi tidak semua hal tersebut terjadi atas keinginan kita. Seperti haid dan nifas, ini kondisi yang dimaafkan bagi muslimah jika meninggalkan puasa. Walaupun nantinya tetap wajib diganti sebanyak yang ditinggalkan di bulan lainnya. Begitu pun dengan memasukkan obat karena anjuran dari dokter di dua area yakni qubul dan dubur. Dua sebab ini pun dimaafkan. Dengan syarat puasa tertinggal diganti di luar bulan puasa.

Namun, berbeda halnya jika penyebab puasa batal datang dari pilihan manusia, seperti muntah, makan dan minum, murtad, serta makan makanan haram. Semua itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. jika dilakukan dengan sengaja. Kendati puasanya kelak diganti, namun dosanya tetap ada selama ia tidak sungguh-sungguh bertobat.

Hanya saja, ada beberapa kondisi tergolong perkara yang sangat tercela. Di mana seseorang berbuat kesalahan dalam puasanya, tapi Allah tidak meminta puasanya untuk diganti. Justru sebaliknya, Allah langsung menghapuskan pahala puasanya. Dengan kata lain pahala puasanya tertolak.

Kondisi ini tentunya wajib diketahui oleh setiap insan yang inginkan pahala puasanya diterima, agar bisa dihindari dengan segala daya dan upaya. Karena bulan Ramadan adalah bulan meraup pahala, jangan sampai yang bertambah malah tabungan dosa.

Hal-Hal yang Wajib Dihindari

Setidaknya ada lima perkara yang menyebabkan pahala puasa raib tak tersisa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami yang artinya, "Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu berdusta, bergibah, mengadu domba, bersumpah palsu, memandang dengan syahwat."

Untuk perkara pertama, yakni berdusta. Kenapa Allah menghapus pahala puasa orang-orang yang berdusta dan puasanya ditolak? Hal ini karena Allah sangat membenci pelaku dusta. Bahkan, Allah mengatakan, "Aku tidak butuh rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Al-Bukhari)

Kedua, suka gibah atau bergosip. Ini aktivitas yang kerap dilakukan oleh emak-emak jika berkumpul. Ada yang kurang jika tidak ada yang digosipkan. Layaknya sayur tanpa garam, hambar. Padahal, Allah sangat membenci pelaku gosip. Bahkan menyamakan pelakunya seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. (Surat Al-Hujurat ayat 12).

Ketiga, mengadu domba yang mengarah kepada kebencian dan fitnah. Ini sering terjadi pada pengemban dakwah yang mengajak untuk berislam kaffah. Sering kita temui orang-orang yang menstigmatisasi mereka dengan tuduhan negatif seperti kadrun, radikal, dan lain-lain sehingga umat dan pengemban Islam berselisih. Karena itu, Allah dan Rasul-Nya sangat membenci orang-orang ini. Bahkan Rasul bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya, "Pelaku adu domba tidak akan masuk surga.”

Keempat, bersumpah palsu. Orang-orang yang bersumpah palsu ini sangat dibenci oleh Allah. Mereka hanya pembohong yang bersumpah atas nama Allah. Menukar ayat-ayat Allah dengan harga sedikit. Mereka berniat berbuat zalim dengan sumpahnya itu. Karenanya, Allah memberi peringatan dalam surat Ali Imran ayat 77 bahwa mereka tak akan mendapat bagian pahala di akhirat.

Kelima, tidak menjaga mata dari syahwat. Artinya, seseorang tersebut telah melihat sesuatu yang tidak pantas (syahwat), baik secara langsung maupun tidak. Karena memang salah satu sumber syahwat itu adalah pandangan mata. Oleh karena itu, Rasulullah mengatakan dalam sebuah hadis yang diriwiyatkan oleh Al-Hakim dan At-Tabrani yang artinya, "Pandangan merupakan salah satu anak panah iblis.” Jadi, jangan sembarangan melepaskan anak panah iblis ini. Sebaliknya, tundukkan pandangan! Agar terbebas dari melihat hal-hal yang tak pantas.

Hilangkan Masalah!

Sebenarnya, hal-hal buruk yang memorakporandakan pahala puasa tanpa sisa itu terjadi karena hal sepele yang kita sebut kebiasaan. Namun, meskipun sepele, kebiasaan ini tidak mudah untuk dihilangkan. Selama tidak didasari oleh pemikiran dan dibarengi oleh solusi fundamental, selamanya masalah ini akan menjadi momok di bulan Ramadan. Dihindari saat puasa saja, tapi kembali terulang qdi luar bulan suci.

Lihat saja, apa yang dunia hiburan tanah air kita suguhkan! Gibah dari sosok ke sosok setiap hari. Pun budaya memfitnah jemaah Islam kaffah yang tak pernah sepi. Budaya korupsi juga mencerminkan sikap dusta dan sumpah palsu. Lalu para milenial sebagai generasi yang akan meneruskan estafet kepemimpinan, malah sibuk dengan dunia K-Pop dan tontonan yang mengundang syahwat. Buktinya mereka lebih mengenal nama-nama aktor Korea daripada para sahabat Rasul yang wajib diteladani.

Pada akhirnya, problem ini sebenarnya adalah masalah sistemis. Sumber masalahnya adalah sekularisme. Ide yang memisahkan aturan hidup kita dari syariat Islam. Imbasnya, Ramadan momentum takwa hanya tinggal cita-cita. Target meraup pahala raib sia-sia. Alih-alih menang di Idulfitri, kita hanya menjadi pribadi yang rugi.

Maka jelaslah! Ramadan dengan sekularisme, sungguh tidak berjodoh. Lain haluan, lain pula tujuan. Bersebab itu, berhenti memaksakan sekularisme sebagai standar berpikir umat. Sebaliknya, cabut ia dari kehidupan umat. Sepenuhnya! Itulah solusi dari setiap permasalahan kita.

Khatimah

Sungguh alangkah baiknya, jika bulan Ramadan yang memiliki sejuta keutamaan ini, kita jadikan momentum raih ketakwaan hakiki. Mengoptimalkan dakwah Islam kaffah. Menyeru umat untuk kembali fitri. Kembali ke fitrahnya sebagai hamba yang berhukum dengan syariat saja. Hidup di bawah sistem mulia. Di bawah sistem kepemimpinan Islam. Menjemput janji Allah dan Rasul-Nya. Khilafah Rasyidah yang pasti Kembali.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Islam Dipersekusi, Pengemban Dakwah Tetap Beraksi
Next
Tridimensi Aktivasi Hagia Sofia dalam Kontestasi Kaum Nasionalis-Sekuler di Turki
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram