Muruah Kita, ke Mana Perginya?

"Akibat sekularisme, muruah umat terbesar bangsa ini terancam. Sungguh miris, pola pikir mayoritas harus tunduk di hadapan ide-ide asing."

Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Semakin hari kita sadari, peradaban kita kian bergerak mundur. Banyak orang sepakat, generasi sekarang susah diatur. Bertingkah tidak keruan. Tidak mencerminkan generasi muslim yang bermutu. Imbas berpikir ala liberal. Hasilkan generasi yang plural. Sampai-sampai akidah pun berani dijadikan mainan.

Potret Generasi

Potret kenakalan remaja, bukan hal yang baru kita dengar. Namun kini, kondisinya kian parah. Menyasar akidah dan menjadikannya sebagai ajang lucu-lucuan. Hal yang seharusnya tabu dilakukan. Karena tergolong tindakan penghinaan pada suatu agama (Islam). Muruah umat beragama (muslim) pun terancam.

Seperti baru-baru ini. Ada sekelompok orang yang kurang rasa malunya. Mempertontonkan sikap lepas hijab. Divideokan dan disebar luas-luas. Suka sekali mereka. Senang tak terkira. Mereka mengaku inilah lambang kebebasan. Karenanya, mereka menyeru kaum wanita lainnya melakukan hal yang sama. Untuk terlepas dari belenggunya (pakaian takwa).

Tak sedikit yang mendukung aksi ini. Entah dari mana asalnya. Ada saja kaum yang merasa peduli. Mereka katakan, "Kalian hebat, karena berani menyuarakan hak-hak kalian!" Mereka bermaksud agar segala sesuatu haruslah sesuai kata hati. Dengan itu, barulah kaum wanita bisa disebut menang, mandiri, dan berdikari. Perwujudan dari wanita sejati. Ada banyak pujian sejenis yang mereka sematkan untuk para pelepas hijab itu. Didukung atas nama toleransi dan hak berpendapat dan mengekspresikan diri.

Begitu pun aksi pawang hujan di sirkuit Mandalika yang disebut-sebut sebagai tradisi bangsa ini. Mempertontonkan aksi perdukunan yang katanya bekerja dengan menggunakan gelombang otak teta untuk berkomunikasi dengan semesta. Ajaib sekali. Terjadi di tengah masyarakat modern. Budaya takhayul dan irasional malah dibiarkan tumbuh subur.

Apa yang benar-benar generasi kita dapatkan dari dua sikap di atas? Bisakah sikap menyepelekan hijab, dan apresiasi terhadap budaya takhayul tersebut mendorong peradaban umat berbangsa menjadi lebih baik? Nyatanya, hal ini hanya mengindikasikan lemahnya pola pikir umat dan rendahnya muruah bangsa, karena berperilaku jauh dari tuntunan syariat. Umat beragama kehilangan jati dirinya. Inilah potret Generasi kita hati ini!

Muruah Kita

Indonesia ini negara bermartabat. Merdeka atas rahmat Allah yang maha kuasa. Para ulama dan para pejuang bangsa terdahulu telah berusaha keras memerangi segala jenis penjajahan. Membawa umat berbangsa menuju kemerdekaan dalam segala bidangnya. Merdeka dari segala perbudakan. Fisik maupun pemikiran. Itulah cita-cita sejati pejuang kemerdekaan.

Kemerdekaan hari ini jauh dari kesempurnaan. Maka, menjadi tugas kita bersama untuk melanjutkan perjuangan itu, hingga meraih kemerdekaan hakiki. Dan kemerdekaan hakiki itu hanya bisa diraih dengan Islam. Segala perbudakan, penjajahan dan paham-paham asing yang berasal dari budaya Barat dan budaya jahiliah warisan nenek moyang yang menyembah pohon dan batu-batuan hanya bisa dihapuskan dengan Islam.

Ya, itu karena Islam adalah satu-satunya agama sekaligus ideologi yang sahih. Allahlah yang telah menyempurnakan syariat Islam sebagai satu-satunya agama yang diridai oleh-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”

Sebagai muslim, sudah sepantasnya kita bersyukur, Islam adalah agama terbesar di negeri ini. Sehingga, tidak sulit bagi kita untuk membedakan mana tradisi yang harus diikuti, mana pula yang wajib ditinggalkan. Misal dalam menyolusi aksi kontroversi lepas hijab, atau prosesi klenik pawang hujan yang terjadi di arena balap Mandalika. Seharusnya, kita melihat persoalan ini dengan tolok ukur Islam. Maka, semudah itu kita akan menemukan jawaban, apakah tradisi itu bagian dari kita atau sebaliknya mengancam akidah dan muruah umat berbangsa? Segampang itu, harusnya!

Sayangnya, meski Islam adalah agama terbesar penduduk bangsa ini. Namun, ide dan metode berhukum kita masih menganut pola berpikir Barat. Sebagaimana mereka meniadakan agama dalam kehidupan. Kita pun meniru mereka, tidak mengindahkan hukum Allah dalam kehidupan kita. Walhasil, generasi hari ini kehilangan jadi diri dan tak punya prinsip. Budaya penjajah dan jahiliah pun diadopsi. Halal dan haram bukan patokan. Akibat sekularisme, muruah umat terbesar bangsa ini terancam. Sungguh miris, pola pikir mayoritas harus tunduk di hadapan ide-ide asing.

Tidak Aneh!

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi martabat manusia. Senantiasa mengedepankan adab dan sikap rasionalitas. Syariat Islam memiliki ciri khas, yakni sesuai fitrah, masuk akal dan memuaskan hati. Karenanya Islam sangat melindungi martabat, dengan memerintahkan kaum wanita berpakaian takwa dan melindungi akidah umat agar tidak ternodai oleh perbuatan syirik, yang menjatuhkan muruahnya sebagai umat terbaik.

Namun, karena kita hidup tidak di bawah sistem Islam, maka yang kita saksikan hari ini adalah kondisi yang pelik. Beragam polemik muncul di tengah umat menimbulkan kekacauan dan kontroversi. Dimulai dari kebijakan rezim yang inkonsisten, masyarakat abai dan apatis pada kebijakan yang nirsolusi, hingga generasi muda yang dihantam budaya permisif, dari segala bidang. Inilah imbas agama dijauhkan dari kehidupan. Segala kerusakan pun tak terhindarkan.

Maka kita bisa lihat hari ini. Tradisi yang notabene bertentangan dengan syariat Allah dibela mati-matian. Jilbab yang merupakan syariat wajib bagi muslimah dijadikan ajang lucu-lucuan. Perintah Allah dan Rasul-Nya dijadikan bahan candaan. Jika begini, yakin agamanya masih Islam? Jika mengaku muslim, siapkah kita dengan risiko digolongkan Allah sebagai pribadi yang kafir? Yakni ia yang datang kepada Allah sambil memohon ampunan, tapi Allah tolak permohonannya. Karena ia telah kafir sesudah beriman, akibat menjadikan syariat-Nya sebagai bahan candaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 65 dan 66 yang artinya, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? Tidak perlu kalian meminta maaf, karena kalian telah kafir sesudah kalian beriman.”

Khatimah

Siapa pun pastinya merasa khawatir melihat kondisi umat hari ini. Rezim yang abai, rakyat dihantam berbagai kesulitan, generasi muda sibuk dengan dunia oppa-oppaan. Muruah bangsa benar-benar di ujung tanduk. Namun, rasa khawatir itu tidak akan membuahkan apa-apa. Selama umat tidak menyadari bahwa muruahnya sebagai umat beragama dan berbangsa hampir-hampir tergadaikan.

Jadi, ayo kita tingkatkan lagi kepekaan terhadap isu keumatan. Menyadari masalah dan memahami solusi dalam timbangan kitabullah dan sunah Rasul-Nya. Rentetan masalah yang terjadi adalah karena Islam dijauhkan dari kehidupan. Maka solusinya adalah mencampakkan ide kufur dan mengembalikan syariat Allah di tengah-tengah kehidupan. Begitulah cara satu-satunya kita mengembalikan muruah kita. Insyaallah![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Aku Menulis karena Aku Peduli, kalau Kamu?
Next
Reshuffle Kabinet, Oportunis Politik Demokrasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
enamtechsolutions.com
1 year ago

I have read so many articles or reviews about the
blogger lovers however this paragraph is truly a nice piece of writing,
keep it up.

aspor.ua
1 year ago

You can certainly see your skills within the work you write.

The arena hopes for more passionate writers such as you who are
not afraid to say how they believe. At all times
go after your heart.

https://servreality.com/
1 year ago

I'm amazed, I must say. Rarely do I come across a blog that's both
educative and entertaining, and without a doubt, you have hit the nail on the head.

The problem is something too few folks are speaking intelligently
about. I'm very happy I found this during my search for something
concerning this.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram