Mungkin, kita memang lemah. Tapi kita masih punya Allah Yang Maha Perkasa. Segala kesulitan yang sedang menghadang, pasti akan terselesaikan. Bersabarlah. Jangan biarkan setan tertawa atas kemenangannya, dalam menghantui kita dengan masalah. Jangan biarkan setan mencuri iman yang telah tertancap dalam benak. Belajarlah menjadi seorang mukmin bijaksana, yang mampu menyederhanakan perasaan dan senantiasa meningkatkan keimanan.
Oleh: Dila Retta
NarasiPost.com - Jika saat ini kita sedang merasa tidak baik-baik saja, merasa telah mengacaukan segalanya, atau terjebak dalam suatu kondisi penyesalan cukup mendalam, tenanglah. Tenangkan sejenak pikiran kita, yang sedari tadi kita ajak berdebat hebat. Tenangkan sejenak hati kita, yang sedari tadi kita paksa memikul perasaan cemas tak berbatas.
Sekarang, cobalah untuk tenang dan kendalikan diri kita. Berhentilah “menjelajah waktu” tanpa titik temu. Yang sudah pernah terjadi, biarkan. Jangan lagi menoleh ke belakang, jika hanya menyebabkan keterpurukan.
Yang belum terjadi, abaikan. Jangan banyak menerka sesuatu yang belum tentu benar adanya. Karena untuk saat ini, yang kita butuhkan hanyalah JEDA.
Kita butuh jeda dari riuhnya harapan. Kita butuh jeda dari beratnya perjuangan dan pengorbanan. Kita butuh jeda, untuk sejenak istirahat dari urusan dunia.
Tenanglah, kau tak sendiri.
Kita semua pernah berada pada titik terendah. Merasa tidak baik-baik saja dan tidak tahu harus berbuat apa. Saat ingin berteriak lantang, namun justru kebisuan yang terdengar. Saat ingin meluapkan amarah, namun justru air mata yang mewakilinya.
Tenanglah, Allah tahu jika kita memiliki batas kemampuan, maka jangan dipaksakan. Tapi, sadarkah kita mengenai satu hal? Tentang sesuatu yang telah Allah ciptakan dalam diri kita? Ya, Allah telah menciptakan nurani kita dalam kondisi fitrah, agar senantiasa memprioritaskan Dia semata.
Hanya saja, di dalam diri ini juga terdapat hawa nafsu, yang akan mendorong kita untuk melakukan hal-hal menyimpang, hingga berdampak pada kegelisahan dan berujung pada penyesalan.
Maka untuk melaluinya, satu-satunya jalan yang harus kita ambil adalah kembali kepada-Nya. Bermunajatlah. Pasrahkan segalanya kepada-Nya.
Seberat apapun beban yang kita rasakan saat ini, jangan putus asa. Percayalah, segalanya pasti akan berlalu. Jadi, jangan pendek akal untuk mengambil jalan pintas dengan mengakhiri segalanya.
Permasalahan tercipta untuk dihadapi, bukan ditinggal lari. Beban itu ada untuk mengajarkan arti bertahan, bukan tumbang.
“Nothing is permanent in this wicked world - not even our troubles.” –Charlie Chaplin-
Apapun yang terjadi, jangan redup!
Jika beban itu perihal masa lalu, Kita sama-sama tahu, masa lalu memang tidak bisa diubah. Tapi bukankah kita masih bisa berupaya agar masa depan lebih indah?
Jika beban itu perihal kecemasan di masa depan, yakinlah, Allah telah menyiapkan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Tugas kita hanya berusaha. Bukan menyerah.
Tenanglah, Allah mendengar setiap lantunan doa yang kita bisikkan, Allah sudah melihat usaha yang telah kita lakukan, dan Allah tidak mungkin mengecewakan.
Untuk kegagalan yang saat ini sedang dirasakan, jangan jadikan itu alasan berhenti berjuang.
Lapangkan hati agar dapat menerima kenyataan, jangan terpuruk dalam kesedihan. Percayalah, sesuatu yang kita nanti pasti akan segera menghampiri. Sabar saja.
Mungkin, memang ada ribuan alasan yang mengharuskan kita untuk menyerah. Tapi bukankah ada satu alasan kuat yang mampu menepis segalanya? Ya, alasan itu adalah karena kita hamba Allah, Dzat yang Maha Segalanya. Dzat yang senantiasa mencukupi dan tidak pernah membiarkan hamba-Nya sendiri.
Mungkin, kita memang lemah. Tapi kita masih punya Allah Yang Maha Perkasa. Segala kesulitan yang sedang menghadang, pasti akan terselesaikan. Bersabarlah. Jangan biarkan setan tertawa atas kemenangannya, dalam menghantui kita dengan masalah. Jangan biarkan setan mencuri iman yang telah tertancap dalam benak. Belajarlah menjadi seorang mukmin bijaksana, yang mampu menyederhanakan perasaan dan senantiasa meningkatkan keimanan.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]