Ramadhan, Bulan Madrasah Wujudkan Takwa

Ramadhan kita jadikan momentum melatih iman, madrasah bagi setiap pribadi-pribadi yang rindukan ampunan.



Oleh: (Ana Nazahah, Revowriter Aceh)

NarasiPost.com - Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Bukanlah shaum itu sekadar tidak makan dan tidak minum, akan tetapi shaum itu adalah mengendalikan diri dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya. Apabila seseorang memarahi engkau tanpa sebab yang engkau ketahui, katakanlah kepadanya, 'Saya sedang berpuasa' (HR. Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban dan Al-Hakim)

Bulan Ramadhan adalah bulan bagi setiap Muslim untuk menempa diri. Bulan penuh maghfirah bagi siapapun yang ingin memperbaiki diri. Karenanya, bulan suci ini juga disebut sebagai bulan madrasah, sarana bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala, demi terwujudnya ketakwaan yang sempurna.

Tentu saja ketakwaan sempurna di sini bukanlah sekadar menjaga ibadah shalat, menutup aurat, membayar zakat serta berpuasa dengan menahan lapar, dahaga serta berbagai hal yang yang membatalkan puasa saja. Namun, takwa di sini adalah mentaati segala perintah Allah, baik yang berhubungan dengan diri sendiri (hamblum minannafsi), seperti berpakaian dan menjaga diri dari memakan yang haram. Pun dalam berhubungan dengan Allah (hablum minallah), berupa shalat dan ibadah mahdhah lainnya. Serta dalam berinteraksi dengan manusia lainnya (hablum minannas), seperti menjaga pergaulan, mualamah dan politik sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Dan inilah definisi takwa sesungguhnya. Takwa yang bisa dimaknai sebagai menaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Apa-apa yang Allah perintahkan dikerjakan dan apa-apa yang Allah larang ditinggalkan, sepenuhnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Al-Baqarah: 208).

Allah Subhanahu Wa Ta'aala telah memerintahkan kita untuk berislam secara kaffah atau keseluruhan. Maka sudah sepatutnya kita menjadikan Ramadhan sebagai bulan intropeksi sembari meningkatkan ketaatan. Ramadhan kita jadikan momentum melatih iman, madrasah bagi setiap pribadi-pribadi yang rindukan ampunan.

Hal ini karena puasa sendiri adalah benteng atau junnah bagi kemaksiatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,

الصيام جُنَّة

“Puasa sebagai perisai.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maksudnya dari kata junnah adalah menghalangi dan melindungi seseorang dari apa yang ditakutkan. Dan tentunya yang ditakutkan itu adalah melakukan perbuatan tercela yang menghantarkan kita menuju neraka.

الصِّيَامُ جُنّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ القِتَالِ

“Puasa adalah perisai dari neraka sebagaimana perisai kalian dalam perang.”

Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam lainnya:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

“Puasa itu adalah perisai, maka janganlah (seseorang yang sedang berpuasa) mengucapkan ucapan yang kotor, dan janganlah bertindak bodoh, dan jika ada orang yang sewenang-wenang merebut haknya atau mencelanya, maka katakan, ‘Saya sedang puasa’ -dua kali-.” (HR. Al-Bukhari)

Karena puasa sendiri adalah junnah (perisai), maka tidak salah jika bulan Ramadhan juga disebut sebagai syahrul madrasah atau bulan madrasah. Karena di dalamnya kita bisa memetik berbagai pelajaran, salah satunya belajar menahan nafsu untuk bermaksiat. Sehingga misi kita menjadi sebaik-baik hamba dimudahkan Allah, target menjadi manusia-manusia yang bertakwa pun bisa dicapai. Tidak hanya ketakwaan pribadi saja, namun ketakwaan kolektif bagi seluruh umat Islam. Jika kita sungguh-sungguh dalam meraihnya. Insya Allah!

Wallahua'lam.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Musibah Membawa Hikmah
Next
Pasokan Medis Mengalir ke India Saat Kematian Akibat COVID-19 Mendekati 200.000 Jiwa
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram