Momentum Ramadan ini adalah momentum yang tepat untuk memasifkan langkah bersama mengembalikan kejayaan Islam. Bulan perjuangan melawan nafsu durjana. Taat yang totalitas sesuai perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya.
Oleh: Perwita Sari,S.Si (Aktivis Dakwah)
NarasiPost.com - Alhamdulillah kita bertemu kembali di bulan Ramadan bulan yang penuh ampunan dan keberkahan. Bulan Ramadan bulan yang ditunggu, karena bulan ini bertabur pahala. Sudah saatnya kita sambut Bulan Ramadan dengan gembira. Tentunya Bulan Ramadan ini tidak seperti biasanya, dunia masih dalam suasana berduka. Pandemi belum pergi dari bumi tercinta.
Ramadan adalah bulan yang agung. Rasulullah Saw pernah bersabda menjelang bulan Ramadan:
"Sesungguhnya telah datang bulan Ramadan, bulan yang penuh keberkahan. Allah Swt mewajibkan kalian untuk berpuasa di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Siapa saja yang terhalangi (mendapat kebaikan) pada malam itu sungguh ia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung) (HR. Ahmad dan an Nasa'i).
Jika pada masa Rasulullah Saw suasana Ramadan dipenuhi dengan ketaatan kepada Allah Swt. Karena Rasulullah menerapkan hukum-hukum Allah melalui institusi negara Islam. Namun, sangat disayangkan Ramadan kali ini sangatlah memprihatinkan. Penerapan Islam hanya sebatas ritual yakni salat, zakat dan puasa saja. Sedangkan perkara syariah yang lain minim pelaksanaan, bahkan ditolak.
Hal yang sangat mengherankan manusia yang serba lemah dan terbatas serta butuh pada yang lain justru lebih senang diatur dengan aturan barat yang sekuler. Aturan barat yang sekuler ini justru syarat dengan kepentingan penjajah yang menginginkan umat Islam jauh dari agamanya sendiri. Adanya penerapan demokrasi, mengakibatkan terjadi kerusakan di tengah masyarakat. Contoh saja dari sisi ekonomi negara Indonesia terlilit utang luar negeri otomatis utang tersebut berbunga dan tergolong dari riba. Sedangkan riba adalah diharamkan oleh Allah Swt.
Sistem hukum yang tidak tegas dan tebang pilih, menjadikan Indonesia negara yang paling banyak koruptornya. Hukum begitu mudah untuk dibeli. Kekayaan alam yang luar biasa yang berpotensi untuk menyejahterakan rakyat dikeruk oleh penjajah untuk memakmurkan negerinya.
Negeri Indonesia tercinta menjadi tempat yang penuh kenestapaan. Harusnya jika demokrasi menawarkan kesejahteraan berbanding lurus dengan kenyataan. Rakyat masih tetap dalam kebodohan, terpuruk dan tidak bangkit.
Semua ini akibat hilangnya institusi Islam sebagai pelindung kaum muslimin. Saat ini ketiadannya dipelihara oleh penjajah barat, melalui ideologi kapitalisme yang semakin kuat menancapkan pengaruhnya. Bisa dirasakan masuknya undang-undang barat dalam perundangan Indonesia bernuansa sekularisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan.
Arus moderasi disebar agar semakin umat enggan terikat dengan Islam. Umat menjadi takut dengan agamanya sendiri bahkan menjauh.
Momentum Ramadan ini adalah momentum yang tepat untuk memasifkan langkah bersama mengembalikan kejayaan Islam. Bulan perjuangan melawan nafsu durjana. Taat yang totalitas sesuai perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya. Demi menegakkan kalimat laa illaha illallah. Tentunya dakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tanpa kekerasan.
Pastinya dakwah yang benar adalah mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw. Jangan sampai dakwah yang dilakukan keluar dari metode dakwah Rasulullah meskipun hanya sehelai rambut. Untuk itu wahai kaum muslimin kembalillah kepada jalan yang benar. Jalan yang di Ridai Allah Swt. Berjuanglah menuju penerapan Islam kafah. Hingga Islam bisa dirasakan oleh umat di seluruh Dunia.
Allahua'lam bis showab
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]