“Namun, pada kondisi tertentu banyak orang yang berdoa tetapi ia seolah sengaja ‘membelakangi' doa-doanya. Ia telah memisahkan doa dan amalannya.“
Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ada yang tidak paham bahwasanya doa dan amal itu sepaket. Karena tidak paham, kebanyakan kita hanya suka melangitkan doa. Namun, lupa melaksanakan amalan yang mendorong doa cepat dikabulkan.
Sebut saja kita berdoa agar menjadi pribadi saleh dan salihah, hal ini takkan mungkin terwujud jika tak ada upaya meluruskan niat, melakukan perencanaan, dan konsisten mengubah kebiasaan buruk sehingga menjadi pribadi yang ber- syakhshiyah Islam yakni berkepribadian Islam. Di mana pola pikirnya Islam, pola sikapnya juga Islam. Barulah harapan menjadi pribadi saleh dan salihah bisa digapai.
Itulah mengapa doa harus sepaket dengan amal. Sepaket yang artinya sejalan, searah, dan setujuan. Tidak boleh lain arah dan tidak sejalan. Karena doa tanpa amalan itu percuma, sedang amalan tanpa disertai doa itu kering seperti tanaman tak diberi air, dia tumbuh tapi merana.
Apa Itu Doa?
Doa itu adalah zikir yang paling utama, berdasarkan sabda Rasulullah saw. riwayat At-Tirmidzi yang artinya, "Doa adalah inti ibadah." Secara bahasa doa atau addua' bermakna harapan atau permintaan. Secara istilah, doa adalah bentuk berserah diri seorang hamba kepada Allah Swt. dalam memohon keinginan dan meminta dihindarkan dari hal yang dibenci-Nya.
Atas dasar ini, maka kita bisa pastikan bahwa pribadi yang beriman berserah diri kepada-Nya, rida dalam setiap keputusan-Nya. Karenanya pribadi muslim harus senantiasa melibatkan Allah dalam setiap langkah dan napas perjuangannya. Dalam rangka menjauhkan diri dari siksa dan melakukan amal saleh yang mendekatkannya ke surga.
Jadi, jika seseorang berdoa ingin diampuni segala dosanya, dijauhkan dari segala kemaksiatan yang menyeretnya pada dosa, maka satu-satunya jalan adalah berusaha sekuat tenaga melakukan amal saleh terbaik secara kontinu, sehingga ia terbiasa dan dengan sendirinya menjauhkannya dari jalan maksiat.
Sebaliknya, jika seseorang berdoa siang dan malam untuk diampuni dosa-dosa, namun yang ia lakukan hanya sebatas doa, tanpa berusaha memperbaiki diri dan beramal saleh. Maka yang ia dapat hanya nilai ibadah pada doa itu saja, namun harapannya akan sulit terwujud jika ia tak segera mengubah hal-hal buruk yang ada pada dirinya.
Saat Doa Menjadi Sia-Sia
Karena doa dan amal saleh itu sepaket, maka bisa kita pastikan orang yang berdoa mustahil pada waktu yang sama melakukan hal yang kebalikan dari doanya. Misal, seseorang yang berdoa agar ia segera bisa mengenakan hijab, itu artinya ia sedang belajar sungguh-sungguh untuk bisa berhijab. Jika ia berdoa meminta agar istikamah berhijab, itu artinya dia sudah berhijab dan sedang berupaya untuk bertahan dengan hijabnya.
Namun, pada kondisi tertentu banyak orang yang berdoa tetapi ia seolah sengaja "membelakangi" doa-doanya. Ia telah memisahkan doa dan amalannya. Misal, seseorang yang berharap agar Allah menjaganya dari azab neraka, namun ia memakan harta anak yatim, bahkan menyelewengkan jabatannya dengan melakukan korupsi. Ada juga pemimpin yang berharap negeri yang dipimpinnya dirahmati Allah dan berada dalam inayah-Nya, namun ia malah menerapkan kebijakan sekuler dalam mengurusi rakyatnya, dan menggandeng musuh-musuh Allah sebagai kawan, lalu menyerahkan berbagai pengelolaan urusan umat kepada kafir. Ya, jelas doanya hanya omong kosong belaka, dan berakhir sia-sia.
Dan inilah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat muslim dewasa ini. Tidak lain karena pengaruh sekularisme yang menjadi asas dalam kehidupan sosial dan bernegara. Ide memisahkan agama dari kehidupan ini telah membuat umat amnesia, bahwa mencampakkan sistem hidup berdasarkan Al-Qur'an dan sunah merupakan sumber petaka, maksiat yang terburuk di antara maksiat yang paling dibenci Allah Swt.
Pemutus Hak dan Batil
Sebenarnya, hakikat berdoa sebagai inti ibadah merupakan realisasi ketaatan yang tinggi pada Rabb semesta. Doa adalah bentuk berserah diri, sekaligus penghapus rasa sombong yang ada pada hamba. Sombong di sini tentunya adalah sikap menyepelekan hukum-hukum Allah, yakni berhukum dengan ide-ide yang bertentangan dengan konsep Islam.
Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Mukmin ayat 60, "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina."
Ayat ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita, betapa Allah Yang Maha Pemurah mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang bertakwa. Sedang mereka yang bersikap sombong, yakni yang enggan menaati Allah, dan malah menyelisihi setiap perintah Allah, maka bagi mereka cukup kesenangan dunia yang sementara, sedang jahanam adalah seburuk-buruk tempat mereka kembali.
Khatimah
Belajar dari pada nabi dan salafussaleh, mereka beramal dulu baru memohon kepada Allah dengan berdoa. Karena itu, yuk kita semakin rajin beramal saleh, semakin giat berdakwah akan pentingnya penerapan Islam kaffah. Lalu sempurnakan amalan-amalan itu dengan doa, melangitkan pinta agar Allah memenangkan agama ini dalam waktu dekat. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.[]
Photo : Pinterest