Jalan yang telah kita pilih memang tidaklah mudah. Tapi bukankah seorang pengemban dakwah tidak pernah kalah karena Allah telah menetapkannya sebagai pemenang. Rasanya sudah bukan saatnya lagi kita hanya diam untuk sekadar menjaga kewarasan. Tetapi akan lebih tepat kalau kita mempercantik kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan demi tegaknya Islam yang kita nantikan.
Oleh: Wiji Untari
NarasiPost.com - Puji syukur kepadamu Ya Rabb Engkau telah mengizinkan aku bertemu mereka.
Aku yang bukan siapa-siapa, aku yang tidak punya kelebihan apa-apa namun
mereka sudi menerimaku, memberiku kesempatan, membimbingku dan mengajakku bangkit memperbaiki diri.
Segala aktifitas yang dulu aku abai dari memilah mana yang Engkau ridai atau tidak perlahan mereka mulai memahamkanku.
Entah kalau bukan mereka.
Mungkin akan lebih memilih pergi dan menjauh seperti mereka yang pernah datang lebih dulu. Menjauh, karena sakit yang mungkin telah kutorehkan karena pedasnya penolakanku yang dulu masih merasa nyaman dengan kebodohanku, merasa belum sanggup menanggung penatnya menuntut ilmu apalagi menunaikan amanah dakwah.
Aku mengingat bahwa Imam Hasan Al- Bashri pernah berkata,
استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268
Betapa beruntungnya aku.
Meskipun tak bisa aku pungkiri bahwa nasihat mereka terkadang terasa menyakitkanku. Namun aku mengerti sekarang, ibarat obat yang terasa perih ketika mengenai kulit yang berpenyakit di situ ada kesembuhan yang mereka harapkan dariku. Ada keselamatan yang ingin mereka raih bersamaku.
Ya Rabb.
Jika aku boleh meminta aku ingin mereka tak akan pernah berubah.
Izinkan kami untuk benar-benar mengerti bahwa berjemaah memang seperti segenggam mutiara yang harus rela ditusuk dengan jarum agar menjadi seuntai kalung yang indah.
Untuk Mereka teman dalam berbenah.
Jika suatu saat nanti aku membuat kesalahan dan mengecewakanmu aku harap engkau akan tetap mampu membungkus kecewamu dengan sabar, lapang dada dan cinta. Agar dengan itu sillah yang ada di antara kita selamat hingga ke jannah.
Bukan tak mungkin di antara kita tercipta noktah ataupun cela. Tapi ajaklah aku untuk selalu ingat bahwa dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya Bila ia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya" (Hadis Hasan, HR. Al-Bukhari dalam al adabul mufrad No.239)
Duhai sahabat menuju jannah.
Jalan yang telah kita pilih memang tidaklah mudah. Tapi bukankah seorang pengemban dakwah tidak pernah kalah karena Allah telah menetapkannya sebagai pemenang. Rasanya sudah bukan saatnya lagi kita hanya diam untuk sekadar menjaga kewarasan. Tetapi akan lebih tepat kalau kita mempercantik kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan demi tegaknya Islam yang kita nantikan.
Untuk mereka Sahabat Hijrahku.
Jangan lelah untuk melangkah bersamaku
karena aku tahu sendirian lebih membahayakanku.
Sahabat, yuk melangkah bersama dalam dakwah Islam, saling mengingatkan untuk kebaikan.
Wallahu a'lam
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]