Terlebih yang belum memiliki komitmen kuat dan jiwa istikamah. Dijamin kobaran semangat ibadah ramadhan hanya diawal, kian ke belakang kian terpental. Padahal Allah sediakan keistimewaan yang tiada terkira di ujung-ujung sepuluh hari terakhir. Karenanya butuh latihan dan pembiasaan.
Oleh: Yuyun Rumiwati
NarasiPost.com - Tidak terasa Ramadhan bulan mulia kian dekat di depan mata. Allah limpahkan dua bulan mulia sebagai sarana latihan untuk menyongsong bulan impian tiap insan beriman.
Ramadhan dengan limpahan pahala berlipat. Dibukakan dan dimudahkan segala pintu kebaikan. Sungguh merugi hamba beriman yang menyia-nyiakan. Untuk maksimal mengisi Ramadhan tentu tak mudah bagi yang belum terbiasa.
Terlebih yang belum memiliki komitmen kuat dan jiwa istikamah. Dijamin kobaran semangat ibadah ramadhan hanya diawal, kian ke belakang kian terpental. Padahal Allah sediakan keistimewaan yang tiada terkira di ujung-ujung sepuluh hari terakhir. Karenanya butuh latihan dan pembiasaan.
Ibarat Ramadhan bulan perlombaan. Rajab dan Sya'ban bulan Latihan. Agar saat perlombaan tiba, kita telah siap dengan sepenuhnya. Siap dengan niat dan tekad bulat, siap dengan fisik kuat. Siap dengan program-program yang memikat. Hingga ribuan malaikat yang siap mengepakkan sayapnya dan mendoakan di malam Lailatul Qadar tak terlewat dari kita biidznillah. Aamiin.
Karenanya, jika Rajab telah lewat. Namun, belum maksimal kita lakukan kebaikan. Maka kesempatan Sya'ban semoga tidak terlewat yang kedua kalinya. Sedangkan kita paham satu kesunahan berpuasa di bulan Sya'ban. Sebagaimana hadist Rasulullah,
Dari Aisyah, Rasulullah Saw selama Sya'ban:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ “
"Belum pernah Nabi Saw berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Syaban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR Al Bukhari dan Muslim)"
Insya Allah, dengan persiapan matang. Yang dimulai sejak awal tentu berbeda dengan tanpa persiapan. Tidak mudah mengkhatamkan tilawah Alqur'an 30 juz dengan bacaan tartil. Jika kita tak melatihnya sejak dini secara konsisten. Yang ada mungkin, membaca cepat secepat kilat hingga ruh dan jiwa kadang tak mampu merasakan getaran indah dan hebat di antara kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya.
Menyisihkan sodaqoh di bulan Ramadhan bukan hal mudah. Jika tidak kita latih sejak bulan-bulan sebelumnya. Terlebih jika yang kita biasakan justru menyisihkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya dunia.
Tidak mudah Ramadhan kita isi dengan bulan dakwah dan perjuangan. Jika bulan-bulan sebelumnya tidak kita persiapkan dengan renstra, program dan uslub yang mumtijah (produktif dan terukur) sejak bulan-bulan sebelumnya. Kemudian kita latih konsisten dengam Renstra kita.
Jika tidak, kita akan terlena dengan Ramadhan bulan bermalas-malasan dan berbanyak alasan untuk menghindar dari kebaikan yang lebih. Dengan dalih tidur di bulan Ramadhan dinilai ibadah. Kita pun menghabiskan waktu untuk tidur dan santai. Dan melalaikan kewajiban upgrade diri dan amal perjuangan.
Karenanya, mari kita sambut Ramadhan dengan persiapan lebih matang, niat dan tekad lebih sempurna dan ikhtiyar lebih maksimal. Insya Allah.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]