Muslim Ibarat Sebuah Pohon

Muslim harus memiliki iman yang kuat seperti akar yang kokoh, sabar dan berlapang dada seperti batang yang besar, keistikamahan dalam mengamalkan syariat Islam seperti ranting yang bercabang luas, daun-daun yang lebat dan hijau menunjukan ia tetap berprasangka baik kepada Allah, serta buah yang manis adalah hadiah atas kekuatan iman, kesabaran, keistikamahan dan prasangka baik kepada Allah Swt.


Oleh: NH Aliyah, S.I.Kom

NarasiPost.com - Muslim sesungguhnya ibarat pohon yang tumbuh ke atas. Akarnya kokoh, batangnya besar, rantingnya bercabang luas, daun-daun yang hijau dan buahnya manis. Begitulah gambaran seorang muslim.

Namun keimanan umat muslim saat ini mudah sekali goyah. Bagaikan pohon yang mudah rapuh ketika diterpa angin kencang. Padahal sekencang-kencangnya angin menerpa, jika akarnya kuat, sebuah pohon tetap berdiri. Sebab ia memiliki akar yang kokoh. Sama halnya seperti muslim, mengapa keimanan umat muslim mudah sekali goyah ketika diterpa banyaknya ujian?

Berangkat dari aturan hidup yang jauh dari syariat Islam membuat umat muslim gampang mengeluh, putus asa, sampai menyerah. Padahal setiap manusia akan diuji oleh Allah sesuai kemampuannya. Maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allahlah yang mengatur kehidupan manusia.

Namun yang perlu kita khawatirkan, ketika kita menghadapi ujian maupun cobaan, apakah kita semakin dekat dengan Allah, hanya mengadu kepada-Nya atau malah mencari-cari cara lain yang akhirnya malah menambah masalah bahkan dosa. Padahal Allah Swt berfirman, "Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah [2]: 214)

Akibat dari sikap mudah putus asa, umat muslim lebih memilih cara lain untuk melampiaskan kesedihannya di jalan yang Allah murkai, seperti minum khamr, konsumsi narkoba bahkan hingga bunuh diri. Na'udzubillahi mindzalik. Sungguh ironi, inilah potret kehidupan umat muslim dalam menghadapi problematika. Akibat paham sekularisme semakin mengakar di tengah-tengah umat muslim, sehingga keimanan melemah dan menjadikan umat muslim jauh dari syariat, hingga puncaknya memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Yang perlu kita pahami yakni; pertama, tugas kita hanya menerima ujian (rida) dan berprasangka baik (husnudzon) kepada Allah. Sebab hanya Allah yang Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya. Sebagaimana Allah berfirman, "Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 216)

Kedua, sebagai muslim kita diperintahkan fokus pada wilayah yang bisa kita kuasai yakni doa dan ikhtiar. Manusia tidak mampu melewati kesulitan kecuali dengan pertolongan Allah. Maka berdoalah, sebab doa adalah senjata umat muslim. Kemudian ikhtiar di jalan yang Allah ridai, yaitu menghadapi ujian dengan menaati dan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan. Ketiga, berserah diri kepada Allah (tawakal) sambil mencari hikmah di balik ujian yang Allah berikan kepada kita, agar tetap melatih prasangka baik kita kepada Allah.

Namun ketiga hal tersebut jarang dimiliki umat muslim yang tak mengetahui hakikat hidup, ditambah aturan yang jauh dari syariat menjadikan umat muslim mudah menyerah, pada akhirnya muncul prasangka-prasangka buruk kepada Allah.

Oleh karenanya, muslim harus memiliki iman yang kuat seperti akar yang kokoh, sabar dan berlapang dada seperti batang yang besar, keistikamahan dalam mengamalkan syariat Islam seperti ranting yang bercabang luas, daun-daun yang lebat dan hijau menunjukan ia tetap berprasangka baik kepada Allah, serta buah yang manis adalah hadiah atas kekuatan iman, kesabaran, keistikamahan dan prasangka baik kepada Allah Swt. Wallahu a'lam bisshawab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Challenge ke-3 NarasiPost.com
Next
Rajab dan Dunia Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram