Ujian diberikan Allah pada seorang hamba bisa jadi karena dosa yang dilakukan. Memohon ampun, banyak beristighfar seraya mengevaluasi diri akan membuka pintu pertolongan Allah.
Oleh: Sifa Isnaeni
NarasiPost.com - Jika hari ini ada yang sedang menjalani ujian. Baik sakit fisik maupun psikis. Serasa pundak menahan beban yang berat. Dari perasaan tidak nyaman. Sehingga melakukan aktifitas apapun serasa tanpa daya.
Hidup berisi ujian demi ujian. Menjalaninya serasa menaiki anak tangga. Semakin tinggi, dan naik tentunya. Merasa banyak masalah. Dipertengahan jalan rasa letih menghampiri. Rasanya ingin turun saja. Sudah tak sanggup.
Begitulah manusia, semangatnya naik turun. Ada kalanya semangat membara menjalani petualangan menantang di depan. Tapi ada kalanya rasa lelah membuatnya surut.
Fitrah manusia cenderung mengeluh ketika ditimpa kesulitan. Dan lupa bersyukur ketika diberi kemudahan.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya:
”Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS. Al Ma'arif: 21)
Tak jarang mudah terbawa perasaan. Bukan hanya mengeluh tetapi juga menyalahkan takdir yang ada. Inilah bahaya yang harus dihindari. Justru menjerumuskan ke lubang neraka.
Kala rasa itu mendera, katakan pada diri "Jangan mengeluh". Tidak mudah memang. Tapi ketahuilah mengeluh itu suatu perkara yang merugikan. Karena mengeluh sejatinya tidak menyelesaikan masalah. Selain itu, mengeluh justru menghilangkan peluang pahala sabar. Padahal pahala sabar tanpa batas.
Dalam Al-Qur'an surat Azzumar :10 Allah berfirman:
"Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". Ayat tersebut mashur dan manjur mengobati futur. Sungguh, hati orang yang beriman memang akan selalu tertaut pada kalam Rabb-Nya.
Pada akhirnya, pada setiap kondisi rida menjadi sikap terbaik. Masalah memang tak lantas selesai. Tapi, di sanalah Allah menguji keimanan hamba-Nya. Apakah hamba itu tergantung hanya pada-Nya atau pada selain-Nya. Sungguh, bagi Allah mudah memberi solusi. Mudah bagi Allah mengangkat kesulitan mengganti dengan kemudahan.
Allah menjanjikan pada hamba-Nya, bahwa seorang yang beriman selalu dalam keadaan baik. Bahkan pada saat mengalami hal yang tidak menyenangkan sekalipun. Allah Swt berfirman:
"… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal dia amat baik bagimu; dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal dia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS Al-Baqarah :216)
Berikut tips anti mengeluh yang bisa kita lakukan:
Pertama, Mendalami hal pokok yang sebenarnya dikeluhkan. Apakah hal tersebut berada pada wilayah yang menguasai atau kita kuasai. Jika yang kita keluhkan adalah hal yang menguasai, ridalah dengan ketetapan-Nya. Jika pada pada wilayah yang kita kuasai ikhtiar maksimal, kembali pasrahkan pada Allah.
Kedua, Fokus mencari solusi masalah.
Hindari membawa masalah lain ke masalah pokok. Agar tidak semakin panjang dan melebar.
Ketiga, Berpikir positif
Berpikir positif (husnuzan) bisa menjadi kekuatan besar dalam menyelesaikan masalah apapun. Mengulang kata-kata positif. Misalnya: "Wahai diri, yakinlah kamu bisa menghadapi, ada Allah yang menolong". Ulangi hingga kita merasa nyaman. Perlahan membuat hati kita lebih baik, siap menghadapi kenyataan.
Keempat, Memohon Ampun Kepada Allah
Ujian diberikan Allah pada seorang hamba bisa jadi karena dosa yang dilakukan. Memohon ampun, banyak beristighfar seraya mengevaluasi diri akan membuka pintu pertolongan Allah.
Boleh mengeluh, tapi hanya pada Allah. Bersimpuh memohon kepadanya agar dikaruniakan sabar bersamaan rasa syukur. Allah Maha Tahu kondisi kita. Kelemahan dan kelelahan kita pun Allah tahu.
Meskipun melelahkan, tetap optimis. Jangan mengeluh tetaplah bersabar seraya berikhtiar. Ketika jalan hidup tak selalu mudah. Yakinlah selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Ujian pasti sudah terukur berat ringannya, Allah yang akan memberi kekuatan dan memampukan kita melewatinya.
Wallahua'lam Bi Shawab
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]