"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: Ayat 12)
Oleh: Aya Ummu Najwa
NarasiPost com - Sering kita mendengar istilah kepo di keseharian kita. Kepo adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat kekinian dengan makna keingintahuan yang berlebih. Sekilas rasa ingin tahu adalah hal yang positif. Namun istilah kepo sering juga diartikan dengan makna yang negatif karena cenderung penasaran pada hal-hal yang tidak seharusnya diketahui. Jadi istilah kepo mempunyai sisi negatif dan positif.
Bisa kita jumpai, fenomena di masyarakat kita yang mempunyai animo tinggi terhadap kehidupan artis. Atau bahkan kehidupan orang lain yang non artis. Merasa ingin dan harus tahu. Apapun akan dilakukan agar bisa mengetahui fakta yang ingin dia lihat. Yang akhirnya membawanya kepada terlalu ikut campur urusan orang lain.
Bahkan lebih parahnya lagi sampai meninggalkan komentar-komentar yang kasar dan sadis. Yang tak jarang akhirnya membuat gaduh dan menyakiti orang lain. Namun, bukan kapitalisme jika segala sesuatu tidak menjadi peluang bisnis yang dapat menghasilkan pundi-pundi nominal. Betapa tidak, saat ini bisa kita lihat menjamurnya acara-acara gosip, channel youtube dengan konten kehidupan domestik orang lain, juga kanal-kanal berita ghibah yang lainnya, menjadi ladang untuk menopang hidup.
Luar biasa miris. Padahal dalam Islam sudah jelas ghibah adalah perbuatan haram, yang tentunya dilaknat oleh Allah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: Ayat 12)
Ketika seseorang gemar mengghibah orang lain, maka dia akan menopang aktivitasnya dengan mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan orang yang menjadi targetnya. Mulai dari kepo medsosnya, sibuk stalking Instagramnya, hingga menjadi followersnya. Tentu aktifitas ini akan menyita sebagian besar waktu dan hidupnya, bahkan seluruh waktunya ia habiskan untuk mengurusi urusan orang lain.
Di sisi lain, ia akan abai dengan hidupnya sendiri. Ia tak peduli dengan kualitas amalannya dan tujuan ia diciptakan. Ia akan semakin haus dengan kesalahan orang lain untuk ia hujat dan ia cerca. Ia akan lupa bahwa ia pun manusia biasa yang juga punya dosa dan penuh alpha. Padahal seorang muslim yang cerdas adalah yang terus sibuk memperbaiki dan mengevaluasi amalannya. Mengoreksi dan senantiasa menghisab dirinya sendiri sebelum datangnya hari penghisaban kelak.
قال الإمام ابن القيّم -رحمه اللّٰـه - :
« فطوبى لمن شغله عَيبه عَن عُيُوب النَّاس »
« وويل لمن نسي عَيبه وتفرغ لعيوب النَّاس ؛ هَذَا من عَلامَة الشقاوة » .
مفتاح دار السعادة : ١ / ٢٩٨
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Maka berbahagialah bagi orang yang menyibukkan dirinya (dengan mengintrospeksi diri) dari aibnya sendiri daripada ia sibuk mencari aib orang lain. Dan sungguh adalah kebinasaan bagi orang yang lupa terhadap aibnya sendiri dan malah sibuk menghabiskan waktunya untuk mencari aib orang lain, maka hal ini termasuk sekian dari tanda kebinasaan seseorang (dalam hidupnya)." Miftah Dar as-Sa'adah, jilid 1, hlm. 298.
Begitulah fenomena hari ini. Manusia sibuk dengan aib orang lain dan alpha dengan keburukan dirinya. Maka benarlah peribahasa mengatakan debu di seberang lautan nampak namun gajah di pelupuk mata tak nampak. So, jangan kepo! Tahanlah keingintahuanmu terhadap urusan orang lain, hingga membuatmu ingin mencelanya. Dan berhentilah mengudap daging saudaramu, tidakkah kau merasa jijik karenanya? Sibukkan diri kita dengan terus meningkatkan amalan ibadah kita, agar kita selamat dunia dan akhirat.
Wallahu a'lam
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]