Batasan Untuk Pengemban Dakwah

Istikamahlah dalam dakwah, yakinlah bahwa setiap permasalahan yang hadir di hadapan kita adalah Allah telah mengukurnya, dengan kesanggupan dan kemampuan kita, sebagai mana kita yakin bahka Islam adalah aturan yang sempurna, mampu menyelesaikan segala persoalan baik yang menimpa kita sebagai individu maupun permasalahan umat manusia secara keseluruhan.


Oleh: Muthi Nidaul Fitriyah

NarasiPost.com - Ini tentang hidup yang harus realistis di sistem Kapitalis, permasalahan silih berganti seolah tak habis-habis, jangan sampai iman dan langkah perjuangan terkikis habis.

Ini tentang kejujuran kita kepada diri kita dan keyakinan atas sebuah kemenangan. Bukan menjadikan orang lain sebagai standar kebenaran dan kesalahan akan tetapi ini tentang kita dengan Tuhan kita.

Memilih menjadi pengemban dakwah bukanlah jalan yang aman di dunia dengan godaan dan ujiannya, belum tentu aman di akhirat jika ternyata masih salah dalam berniat. Kadang masih muncul aggapan bebas melakukan apa saja dan merasa cukup aman sebab sudah menjadi bagian. Padahal semua bergantung amal bukan sebatas tersematnya gelar menjadi bagian para pengemban dakwah dan berhasil mendapat nilai dari sisi manusia.

Hidup di era kapitalis ini memang pedih, jujur saja kebutuhan hidup semakin hari semakin mendesak untuk dipenuhi tapi sekali lagi itu bukan berarti menjadi halal melakukan apa saja, bahkan melalui jalan-jalan kemaksiatan, sebab di sisi lain kitapun punya amanah besar yang perlu diseriusi, untuk diemban dan diperjuangkan dengan sepenuh pengorbanan.

Itulah dinamika kehidupan kita, umat akhir zaman dengan persoalan yang telah Allah tetapkan, yang insyaAllah jika tetap sabar dalam perjuangan, akan mengantarkannya pada kemenangan dan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Saat kita telah memutuskan dengan penuh kesadaran untuk berada di antara barisan para pejuang agama-Nya, maka kita seharusnya sadar akan batasan-batasan mana saja yang menjadi harga mati untuk kita, dalam makna, mana saja yang sama sekali tidak boleh kita langgar dan pertaruhkan dalam mencari penghidupan, mencari kerealistisan hidup dalam dunia kapitalis.

Batasan minimal bagi seorang muslimah pengemban dakwah adalah mempertahankan jilbab, mengkaji Islam intensif dan tentu saja melakukan aktivitas dakwah dengan segala pengorbanan waktu, tenaga, pikiran bahkan harta, yang ini telah kita yakini sejak awal, tapi mungkin hanya mampu ditunaikan di waktu-waktu sisa yang kita miliki. Memang akhirnya kita tidak bisa melakukan hal yang lebih besar untuk dakwah. Itulah konsekuensi yang harus kita hadapi.

Kita sendirilah yang mampu mengukur diri kita, tentang kemampuan kita, dan khusus bagi seorang muslimah, yang sebenarnya ia tidak pernah diwajibkan seumur hidupnya untuk mencari nafkah tapi sekali lagi, ada kalanya urgensitas perempuan bekerja sebab desakan kebutuhan hidup dan ukuran-ukuran tersebut kita sendirilah yang mampu mengukurnya.

Kita paham bahwa sedekah terbaik adalah sedekah yang diberikan kepada anggota keluarga dan kerabat dekat, begitupun saat seorang perempuan saat menafkahi dirinya sendiri dan keluarga dengan keikhlasan dan tanpa melanggar syariatnya adalah kebaikan yang besar di sisi Allah. Namun, kitapun paham tentang mahkota kewajiban, yang tidak mungkin akan ditawar-tawar lagi bagi ia yang beriman, mengemban dakwah, meninggikan kalimat Allah dalam rangka memenangkan agama-Nya.

Ada batas maksimal, yaitu sebuah kondisi bagi seorang pengemban dakwah mengerahkan segala potensi hidupnya untuk dakwah, untuk meninggikan kalimat Allah. Ia banyak mencurahkan waktu, tenaga, pikiran dan hartanya untuk fokus memperjuangkan agama Allah. Kondisi inipun tentu sama ada konsekuensinya, pemenuhan kebutuhan hidup akhirnya tidak menjadi fokus, urusan biaya hidupnya harus ada yang menanggung dan menjamin pemenuhannya. Apalagi bagi ia yang memiliki harta berlebih atau cukup dan memiliki lingkungan keluarga dan kerabat yang kondusif, tentu batasan maksimal dakwah, harus benar-benar dimaksimalkan. Namun, lagi-lagi kita sendirilah yang mampu mengukurnya. Namun, tetap permasalahan individu kita tidak sama, bisa jadi bukan masalah ekonomi yang sedang membelenggu, akan tetapi masalah keluarga, generasi dll.

Berada pada batas minimal dan batas maksimal sesunguhnya adalah pilihan-pilihan kita. Pilihlah dengan pertimbangan-pertimbangan keimanan, dengan kepala dingin, saat merasa sudah sangat pelik maka cobalah untuk berdiskusi dengan rekan yang kita percaya mampu memberikan solusi Islam, sebab setiap permasalahan pasti ada solusinya.

Apapun yang terjadi tetap istikamahlah dalam dakwah, yakinlah bahwa setiap permasalahan yang hadir di hadapan kita adalah Allah telah mengukurnya, dengan kesanggupan dan kemampuan kita, sebagai mana kita yakin bahka Islam adalah aturan yang sempurna, mampu menyelesaikan segala persoalan baik yang menimpa kita sebagai individu maupun permasalahan umat manusia secara keseluruhan.

Yakinlah bahwa sesungguhnya Allahlah Sang pemberi rezeki buka semata-mata sebab usaha dan kerja keras kita, rezeki itu kuasa Allah. Apalagi bagi ia pengemban dakwah, sungguh Allah pasti tidak akan pernah menyia-yiakannya, setiap ujian yang datang sesungguhnya merupakan wujud kasih sayang Allah kepadanya. Wallahu a'lam bi showab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Ikhlas Mengemban Amanah
Next
Challenge ke-3 NarasiPost.com
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram