Berjuanglah

"Kejujuran menjadi barang yang amat mahal. Ia harus ditebus dengan keringat, air mata, bahkan darah. Berapa banyak yang telah berjatuhan karena mempertahankan kejujuran? Tak terhitung jiwa yang merana karena dipaksa tunduk pada kezaliman. Mereka dipaksa gagal, bahkan sebelum bertanding."

Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tertunduk lesu menatap layar dengan sederetan nama. Kecewa kala tak ada namamu di sana. Perih merayapi hati. Pupus sudah harapan.

Ingin marah dan menangis, tetapi inilah realitas kehidupan yang ada. Kenyataan hidup yang diterima oleh kebanyakan anak negeri ini. Akhirnya, kau merasakan jua. Gagal dalam menapaki satu tahap pendidikan di tempat yang diinginkan. Bukan karena tak mampu, tetapi lebih karena sistem yang lemah dan penuh celah.

Sabarlah. Pasti ada hikmah di balik kegagalan ini. Ingatlah bahwa sabar itu berada pada entakan pertama. Memang sakit, tetapi itu hanya sebentar saja. Berusahalah untuk melewatinya. Jika berhasil, maka selanjutnya akan lebih mudah bagimu berjalan. Aku tahu bahwa bicara memang lebih ringan daripada melakukannya. Namun, bagaimanapun juga hidup harus terus berlanjut.

Tetaplah berpikir jernih. Meski rencanamu tak sesuai harapan, cobalah untuk tetap fokus pada gambaran besar yang hendak kaubuat. Sebuah cita-cita tengah menanti untuk diselesaikan. Masih ada jalan lain untuk menggapainya. Dunia tak berhenti saat ini. Meski kekecewaan menamparmu, tangkaplah ia untuk menjadi cambukmu bekerja lebih keras lagi.

Kau telah merasakan getirnya ketidakadilan dari sebuah tatanan kehidupan yang tengah meraja. Satu mimpi yang terpaksa harus kandas karena ruwetnya sistem. Harapan yang harus dibongkar demi menyesuaikan dengan batasan-batasan yang mereka buat.

Aku tahu itu bukan maumu. Namun, pasti ada pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian ini. Ingatlah bahwa tak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang terjadi tanpa ada alasannya. Kini, carilah alasan terbaik di balik tantangan yang menerpamu dan jadikan itu sebagai kekuatan.

Sadarkah kau bahwa ada banyak di luar sana yang bernasib sama sepertimu? Teman-teman sebaya yang juga punya cita-cita setinggi langit sepertimu. Mereka harus menelan kenyataan pahit karena sistem ini tak berpihak pada mereka yang tak memenuhi kualifikasi. Ragam persyaratan yang dibuat oleh penyokong sistem supaya hanya kapital yang juara.

Kejujuran menjadi barang yang amat mahal. Ia harus ditebus dengan keringat, air mata, bahkan darah. Berapa banyak yang telah berjatuhan karena mempertahankan kejujuran? Tak terhitung jiwa yang merana karena dipaksa tunduk pada kezaliman. Mereka dipaksa gagal, bahkan sebelum bertanding.

Keadilan menjadi mimpi di siang bolong. Tak mungkin bisa terjamah bagi yang miskin dan tak punya koneksi. Kita jelata yang selalu dipermainkan oleh kekuasaan.

Apa yang kaualami kini barulah kerikil perjuangan. Akan ada banyak batu lebih besar yang kelak mengadang di kemudian hari. Batu-batu yang bisa menghantam dan menggilas apa pun. Namun, bisa juga menjadi peluang jika mampu menaklukkannya.

Muslihat sistem yang jahat akan terus bekerja mencari mangsanya. Mereka yang tak waspada pasti akan teperdaya. Hanya ada dua pilihan. Berdiri menentang dengan segala konsekuensinya atau turut dalam gelimang kemaksiatan.

Sebagai hamba yang yakin pada titah-Nya, sudah pasti mana yang harus dipilih. Karena itulah, Nak, berjuanglah agar keadaan yang buruk ini bisa segera pergi. Telah sekian lama kita terpenjara dalam gelapnya kehidupan yang jauh dari aturan Tuhan. Jika kau tak mampu tundukkannya sekarang, niscaya lebih sulit nantinya.

Hidup sejatinya adalah tentang perjuangan. Demi meraih hari yang lebih indah, maka dibutuhkan proses-proses yang tak mudah. Untuk membangun dunia yang lebih baik, diperlukan upaya yang serius dan terarah. Semua meniscayakan adanya perjuangan. Tiada detik terlewati tanpa berjuang.

Kegagalanmu hari ini, biarkan menjadi pengingatmu untuk tak jemawa saat kau berada di atas. Manusia bisa tergelincir kapan saja. Mudah bagi-Nya menempatkan manusia pada tempat yang dikehendaki. Selalu ingatlah siapa kita di hadapan-Nya.

Jika lelah, menepilah sebentar untuk mengisi rongga-ronggamu dengan semangat baru. Jika bosan, ingatlah keseruan yang kelak akan kau dapatkan di sana nanti. Kesenangan di dunia tak ada apa-apanya dibandingkan nikmatnya jiwa yang bersemayam di surga. Istirahat yang sebenarnya adalah ketika kaki telah menjejak di jannah-Nya.

Jika telah cukup rehatmu, maka segeralah bangkit dan kembali melangkah. Tak perlu berlama-lama berdiam diri tanpa berbuat sesuatu. Panaskan kembali semangatmu karena jalan masih panjang. Masih banyak hal yang harus dikerjakan. Lembar-lembar kehidupan menanti untuk kau toreh.

Ingatlah tujuan hidupmu dengan baik. Jangan sekali-kali terlewat karena bisa fatal akibatnya. Prinsip hidup yang sejati harus senantiasa kaubawa sampai mati. Jangan pernah tinggalkan ia. Jangan pernah kau gadaikan ia dengan hal murahan dan recehan yang menyesatkan. Pegang selalu tali-Nya.

Bawa selalu Islam dalam dirimu, Nak! Ia yang akan selalu menjagamu. Islam yang akan selalu menuntunmu ke jalan penuh cahaya. Ia tak akan pernah meninggalkanmu di saat kapan pun. Ia akan selalu ada di sisimu, bahkan saat semua orang meninggalkanmu. Ia yang justru akan selalu memuliakanmu. Islam yang akan selalu menyelamatkanmu sebagaimana Dia telah berjanji dalam surah An-Nisa’ ayat 175:

“Adapun orang-orang beriman kepada Allah dan berpegang kepada agama-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga), dan menunjukkan mereka jalan yang lurus untuk sampai kepada-Nya.”

Masing-masing kita memiliki jalan perjuangannya sendiri. Namun, ujungnya kelak adalah sama, menghadap Allah, Sang Maha Pencipta. Entah dengan membawa takwa atau setumpuk dosa. Akankah menikmati indahnya surga atau justru terbenam di neraka?

Ibumu ini tak punya apa-apa selain doa, Nak. Kau sendiri yang harus berjuang menyelesaikan setiap tahap perjuangan. Hidupmu adalah engkau sendiri yang menjalaninya dan ibu akan selalu mengiringimu dengan doa yang tak pernah putus. Keselamatan dari awal hingga akhir perjalanan panjang menjadi hal yang selalu ibu pinta dari-Nya untukmu.

Berjuanglah, Nak! Kejar mimpi dan cita-citamu dengan tetap menggenggam takwa pada-Nya! Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Macadamia, si Kacang Paling Mahal di Dunia
Next
Valentine's Day Racun Kawula Muda
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

MasyaAllah.. nasihat yang pas untuk kita yang hidup dalam sistem bobrok kapitalisme saat ini.. menanti tegaknya sistem Islam di muka bumi..

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram