“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah subhanahu wa ta'aala ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah subhanahu wa ta'aala menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram (suci) Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.” (at-Taubah: 36)
Oleh : Ana Nazahah
(Kontributor Tetap NP/Revowriter Aceh)
NarasiPost.com - Tidak terasa sudah masuk bulan Rajab, yakni salah satu bulan haram (suci) yang wajib kita muliakan. Bagaimana dengan ibadahnya? Sudah memenuhi target? Jika belum, alasannya kenapa? Jika karena tidak ada persiapan, mumpung masih di 10 awal, belum terlambat memperbaiki. Bulan mulia ini, jangan biarkan dia sia-sia.
Rasulullah Saw pernah mengingatkan kita di dalam kotbahnya di haji wada, yakni di saat Rasulullah melaksanakan haji terakhirnya, terkait bulan suci ini. Yang salah satunya adalah Rajab. Bulan lainnya yakni Dzulqaidah, Dzulhijah dan Muharram.
Rasulullah mengingatkan untuk mengisi setiap waktu kita dengan amalan saleh. Menjauhi maksiat yang membawa kita pada kekufuran. Menjadikan bulan haram sebagai bulan muhasabah dan introspeksi. Sebagaimana Allah Swt memerintahkan hambanya memuliakan bulan haram, dan larangan berbuat zalim pada diri.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah subhanahu wa ta'aala ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah subhanahu wa ta'aala menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram (suci) Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.” (at-Taubah: 36)
Dalam hal menzalimi diri ini, Rasulullah Saw menyampaikannya melalui sabdanya di dalam kotbah beliau di haji Wada. Di antara dosa besar itu adalah menodai kesucian Islam dan kaum Muslimin. Baik Darah, harta dan kehormatan umat Islam.
Namun sayangnya, dewasa ini kezaliman serupa inilah yang sering umat Islam alami. Baik di Nusantara maupun yang jauh seperti Muslim Uighur, Rohingya dan Palestina. Umat Islam hari ini dicederai kehormatannya. Oleh kaum kuffar nyawa mereka dianggap tak berharga sama sekali.
Di Nusantara sendiri, kesucian kaum Muslim kian terzalimi. Umat Islam tak bisa menjalankan ibadahnya dengan rasa aman. Didiskriminasi terhadap ajaran Islam terus masif terjadi. Bahkan yang berhubungan dengan pakaian, seperti jilbabpun dipersoalkan.
Jelas, ini tindakan mencederai kesucian dan kehormatan kaum Muslim. Terlebih jika dilakukan di bulan haram. Bulan di mana siapapun yang berbuat amal kebaikan Allah akan libatkan pahalanya. Sebaliknya, jika berbuat kezaliman, maka dosanya akan Allah lipat gandakan pula. Lebih besar dan berat dibandingkan dosa yang dilakukan di bulan lainnya.
Nauzubillah! Tidakkah peringatan Allah di surat at-Taubah ayat 36 di atas, menjadi pelajaran bagi kita. Untuk terus introspeksi diri, dan memperbaiki kerusakan yang telah mendarah daging ini? Akibat sekularisme, umat Islam tidak mencirikan pribadi-pribadi Muslim lagi. Karenanya, saat kesucian dan kehormatannya dicederai, umat tak merasa peduli.
Apakah kita suka, jika Allah datangkan bencana akibat kezaliman ini? Musibah terjadi di mana-mana. Banjir bandang, erupsi gunung merapi, hingga gempa bumi. Semua adalah musibah yang datang akibat kezaliman yang dilakukan oleh tangan-tangan kita. Kita menzalimi diri dengan sengaja, meninggalkan hukum Allah dan mengadopsi hukum sekularisme yang Allah benci.
Padahal sekularisme itu lahir dari dangkalnya berpikir manusia. Hawa nafsu yang culas. Terlebih sekularisme ini adalah paham penjajah. Mereka adalah musuh-musuh Allah yang membenci Islam sebagai satu-satunya agama yang benar. Bagaimana mungkin kaum Muslim mengadopsinya?
Karenanya, sudah sepatutnya di bulan Rajab yang Rasulullah Saw sebut sebagai bulan suci, kita jadikan sebagai sarana introspeksi. Meninggalkan hukum jahiliyah yang jelas-jelas merupakan sumber kezaliman bagi kaum Muslim. Lantas menggantikannya dengan syariat Islam saja, sebagai satu-satunya hukum yang Allah ridai. Agar tercipta rahmatan bagi sekalian alam. Demi menghapus seluruh kezaliman di atas muka bumi.
Allah Swt berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi."
( Al- A'raf : 96).
Wallahua'lam…[]