Petunjuk tidak bisa dicapai kecuali dengan pengetahuan, dan arah tujuan yang benar tidak bisa dituju kecuali dengan kesabaran.( Ibnu Taimiyah)
Oleh. Desi Nurjanah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pada suatu sore yang mendung, seseorang sedang sibuk dengan gadgetnya. Hingga tak sadar tengah mengabaikan lingkungan sekitar. Bahkan anak-anak dan suaminya. Bisa jadi saat ada orang lewat lalu menyapa pun tak lagi didengarnya. Sebetulnya tak ada yang begitu berarti dari aktivitas yang dilakukannya pada layar itu. Tetapi, rasa jenuh membuatnya berulang kali membuka lagi dan lagi ponsel genggam di tangannya.
Melihat postingan teman tentang keluarganya, insecure yang dirasa. Membaca cerita teman yang bekerja, merasa diri tak berdaya. Mendengar penuturan bijak dari seorang teman pendakwah, justru malah diri merasa tak berharga. Sebetulnya ada hal yang sedang mengganggu pikirannya, tidak jelas apa itu jenisnya. Namun, yang pasti hatinya diliputi rasa waswas, hampa, dan sangat sensitif luar biasa.
Tak ada yang mampu mengalihkan perhatiannya. Bahkan, sekadar menjalankan kewajiban pun terlihat sangat berat dirasa, entah harus apa dan bagaimana saja bingung dibuatnya. Mengumpulkan fokus menjadi hal yang teramat sulit baginya.
Pernahkah kalian ada di titik seperti ini? Saat di mana seolah ujian terlalu berat, hingga kita bahkan lupa masalah apa yang sebetulnya sedang menimpa.Merasa seolah hanya diri sendiri yang paling menderita, hanya dia saja yang mendapatkan masalah serumit itu, yang lain tak pernah merasakannya. Bahkan membuatnya jadi ambyar tidak tahu harus berbuat apa.
Pernahkah? Jika pernah, maka selamat! Artinya kamu manusia. Hehe
Kenapa Begitu?
Pertama, setiap manusia pasti akan Allah uji, terlebih jika dia mengaku telah beriman. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman di surah Al-Ankabut ayat 2 bunyinya;
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, ‘Kami telah beriman,’ sedangkan mereka tidak diuji?"
Maka tenanglah! Artinya bukan hanya kamu saja yang memiliki ujian. Orang lain pun pernah mengalaminya juga. Hanya saja mungkin kamu tidak tahu, sebab mereka tetap tampak ceria di depanmu. Mungkin bukan temanmu, bukan tetanggamu, bukan juga orang tua dan sahabatmu yang mengalami hal serupa. Tetapi, pasti semua orang pernah memiliki ujian dengan berbagai macam ragam dan bentuknya.
Kedua, Allah tidak akan menguji manusia melebihi kemampuan hamba-Nya. Maka, ketika ujian yang kita terima terasa berat, bersabarlah, Allah memberikannya padamu sebab Allahlah yang lebih tahu bahwa hanya kamu yang mampu melewatinya.
Berbaik sangkalah pada Allah. Sebab sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang lebih mengerti dirimu kecuali penciptamu. Bahkan Dia tak hanya mencipta, tetapi juga mengatur segala yang terbaik untukmu untuk kita, hamba-hamba yang percaya.
Kemudian yang pasti dari Allah adalah mustahil Dia ingkar, artinya setiap yang disampaikan pastilah sebuah kebenaran. Tidak ada ceritanya Allah memperdayamu atau bahkan menjebakmu dalam kemungkaran. Sungguh tidak akan pernah!
Jadi, jangan lagi protes ‘Mengapa aku?’ atau ‘Kenapa begini & begitu? Percayalah! Apa pun yang menimpa dirimu itu sebab ada kebaikan di dalamnya yang harus kamu dapatkan.
Ada hikmah yang dapat kamu petik hingga kemudian dirimu menyadari betapa Maha Baiknya Allah. Sang Penggenggam jiwa setiap insan. Manusia sering kali tidak sabar menguak hikmah yang Allah titipkan pada setiap ujian, bisa juga sebab tidak dimilikinya ilmu untuk menemukan jawaban dari apa yang Allah mau.
Dalam sebuah riwayat Ibnu Taimiyah pernah berkata;
“Petunjuk tidak bisa dicapai kecuali dengan pengetahuan, dan arah tujuan yang benar tidak bisa dituju kecuali dengan kesabaran."
Jadi mulai sekarang, yuk! Kita berusaha untuk lebih sabar. Sungguh sabar bukan berarti bersikap pasif dan menunggu datangnya sebuah keajaiban. Namun, sabar itu melakukan segala kemungkinan untuk mengubah situasi yang sedang menimpa sekarang. Lalu sisanya serahkan pada Allah Swt.
Bisa?
Bismillah, ya! Kita sama-sama belajar. Tak ada yang sempurna dalam mempelajari sesuatu kecuali dia yang mengamalkannya dengan ilmu. Satu hal yang dapat mengikat antara ilmu dan amal, yaitu akidah Islam.
Profiling
Lantas bagaimana cara menyelesaikannya?
Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah hal terdekat yang bisa kita jangkau. Yaitu, mengenali diri kita sendiri. Lihat lebih dalam dan lebih jauh lagi. Seberapa kenal kita dengan diri kita?
Hanya kamu yang bisa menjawabnya. Tetapi, ingatlah satu hal bahwa setiap manusia yang dilahirkan sudah melalui proses perjanjian dengan Rabb penguasa semesta alam, maka seharusnya ketika sudah di dunia kita tidak pernah lupa akan perjanjian itu hingga tak mudah untuk ingkar di kemudian waktu.
Bukankah kita telah berjanji untuk senantiasa menghamba serta taat pada perintah-Nya? Diwujudkan dalam misi besar berupa ibadah-ibadah yang akan mengantarkan kembali diri kita ke surga? Hanya orang-orang yang sedang lupa dan melenceng dari fitrahnya yang hatinya tidak menemukan ketenangan, bahkan jiwanya gundah gulana terbawa perasaan. Sayangnya hampir keseluruhan manusia adalah orang yang lupa.
Padahal Allah telah memperingatkan kembali janji kita dalam wahyunya pada Nabi Muhammad saw. di QS. Al-Hadid ayat 8;
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajak kamu beriman kepada Tuhanmu? Dan Dia telah mengambil janji (setia)mu, jika kamu orang-orang mukmin".
Setelah ini masihkah kita lupa? Coba lihat lagi ke dalam dirimu sendiri.
Kemudian langkah selanjutnya, Mengertilah bahwa setiap manusia dilahirkan di tempat yang berbeda dengan didikan yang juga tidak sama, bahkan lingkungan juga telah banyak mempengaruhinya. Maka, tak adil rasanya jika kita inginkan mereka menjadi sesuai dengan apa mau kita. Sedangkan yang mereka terima tidak sama persis dengan apa yang sudah kita dapatkan sebelumnya.
Jika suatu saat membuatmu kecewa, marah atau bahkan sedih dan sakit di saat yang hampir bersamaan. Wajar saja, mereka pun manusia yang juga tidak lepas dari ujian Rabb-nya atau bisa juga menjadi media yang Allah pilihkan untuk menguji kita.
Tidak heran jika Allah mengamanahkannya hanya kepada kita sebab Allah tahu, hanya kita pula yang dapat mengatasinya. Tidak akan sembarangan Allah memasangkan sesuatu pada setiap hamba-Nya kecuali ada kebaikan di antara keduanya. Baik yang menjadi korban atau pelaku bahkan penontonnya sekali pun.
Langkah terakhir, jika semua sudah beres dan tuntas mahfum-nya. Maka yang tak boleh sampai gagal paham adalah Allah Maha Berkuasa atas wilayah yang di luar kekuasaan manusia, Dialah yang Maha Penyayang lagi Maha Mengetahui segala hal tentang ciptaan-Nya.
Serahkan segalanya pada Allah, gantungkan setiap harap, doa, dan cita-cita. Bahkan, setiap suka dan dukamu hanya kepada Allah semata. Sebab, hanya bersamanya setiap asa bermuara. Hingga tak berarti apa pun yang ada di dunia, bahkan gemerlap dan kemewahannya tak membuatmu sedikit pun berpaling dari-Nya. Termasuk juga duka dan lara yang senantiasa melengkapi ujian, menjadi tidak ada apa-apanya.
Terpenting baginya apa mau Allah darinya sebagai seorang hamba, bukan lagi apa yang dirinya inginkan dari Tuhannya. Sebab jika sudah Allah yang paling dicinta, maka apa pun yang terjadi tak penting lagi, bahkan telah hilang pesona pada dunia. Asalkan tetap bersama Allah, sudah cukup baginya, hingga tak perlu siapa pun lagi ‘tuk membuat damai jiwanya.
Allahlah tambatan hati, tak akan menghampiri rasa marah, kecewa, sedih, dan bahagia kecuali sebab Allah semata. Maka tidak juga akan menimpa kita perasaan galau apalagi gundah gulana hingga tidak tahu entah kita maunya apa, kecuali ketika kita sedang jauh dari Allah.
Dekatilah Allah
Kata Nabi sallallāhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah yang berbunyi;
"Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil."
Hadis tersebut dari sahabat Rasulullah Anas bin Mālik dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā-.
Semoga kita semua bisa mengamalkannya. Mengikuti petunjuk yang sudah Allah sediakan bahkan sebelum lahirnya kita ke dunia. Petunjuk yang akan membawa kita kembali pada tempat kepulangan terindah di akhirat kelak. Sedangkan petunjuk itu telah di sempurnakan lebih dari 1.400 tahun yang lalu pada utusan-Nya, yaitu pada orang yang paling mulia akhlaknya di antara seluruh manusia.
Wallahu'alam bisshowwab []
Ujian akan terus menyapa dalam setiap fase kehidupan. Jazakillah khoyron katsiron nasihatnya.
Barokallahu fiik, Mbak
Allah pasti ingin yang terbaik untukmu, meski kadang menurutmu itu menyusahkan dan kamu tidak menyukainya. Maka, bersabarlah ...
Saat dirimu lelah menghadapi ujian, ingatlah bahwa Allah tak pernah lelah memberikan yang terbaik untukmu.
Jgn katakan pd Allah bahwa kita pnya masalah besar.
Tapi katakan pada masalah bahwa kita punya Allah yg Maha Besar
Ketika kita ada masalah, datanglah kepada Zat yang Maha Menyelesaikan Masalah. Ketika kita menjauh, bagaimana mungkin masalah kita akan terpecahkan?
Barakallah mba @Desi. Naskahnya dadi mood booster ampuh untuk hati yang sedang rapuh
Jika kita mendekat kepada Allah, Allah mendekat kepada kita sehasta. Maasyaa Allah. Allah Maha Baik
Manusia seringnya tidak sadar dan tidak sabar ketika ada ujian menghampirinya, terkadang juga tidak melakukan apa-apa, pasrah pada keadaan..
Teknologi seperti gadged bisa mendatangkan mudarat, bisa juga mendatangkan manfaat dan pahala tergantung siapa yang menggunakannya. Allah selalu tahu kemampuan seorang hamba, karena seorang hamba jika diuji oleh sesuatu, berarti dia mampu melalui ujian sesuatu itu.
Gadget memang sudah banyak menyita perhatian banyak kalangan. Menjadi salah satu hal yang penting. Namun tetap harus kontrol diri dan melakukannya sesuai porsinya dan tak bertentangan dengan aturan Allah
Gadget memang sudah menjadi hantu gepeng bagi sebagian orang karena dapat melalaikan.. Astaghfirullah
Turutlah apa yang Allah mau, yakinlah bahagia selalu bersamamu