"Mengerjakan amal saleh, itulah yang harusnya kita lakukan jika tidak ingin dianggap merugi. Sebab, waktu yang kita miliki di dunia ini sejatinya adalah dari Allah, sehingga menggunakannya pun harus sesuai dengan mau-Nya. Yaitu, untuk beribadah kepada Sang Khalik dalam setiap aspek kehidupan."
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, tak terasa tahun baru datang lagi, ya! Perasaan baru kemarin pasang almanak 2022. Eh, kok sudah dicopot dan diganti sama yang baru. Oh, betapa cepatnya waktu berlalu… Time flies!
Kalian melakukan apa aja selama setahunan ini, Guys? Aku melakukan apa aja, ya? Duh, jangan-jangan banyak waktu yang terlewat begitu saja. Astagfirullah…
Hati-Hati dengan Waktumu
Cepatnya waktu berlalu seperti tidak berasa, ya, Guys. Entah, apa saja yang sudah dikerjakan hingga waktu berjalan seakan tiada berkesan. Tentang waktu ini, Rasulullah pernah memperingatkan bahwa: “Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan terasa seperti sepekan, satu pekan seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata.” (HR. Ahmad)
Harus hati-hati nih, Guys! Ternyata cepatnya waktu menjadi pertanda makin dekatnya hari kiamat. Kita lihat bahwa dari waktu ke waktu, makin banyak fitnah dan kerusakan yang terjadi di muka bumi. Kekacauan skala lokal maupun global kian pekat. Masalah dan bencana ada di mana-mana. Kita yang hidup di dunia seperti ini, makin berat ujian dan cobaannya. Kalau tidak kuat iman bisa terseret pada rusaknya sistem.
Hadis di atas menjadi pengingat kita untuk tidak main-main dengan waktu. Bila kita merasa waktu cepat berlalu, maka kudu waspada karena sangat mungkin banyak aktivitas yang sia-sia di dalamnya. Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan yang dimaksud dari hadis di atas ialah waktu telah kehilangan keberkahannya. Waktu berlalu begitu saja tanpa ada manfaatnya.
Waktu lebih banyak dihabiskan untuk hal-hal yang tiada berguna. Waktunya tidak dipakai untuk sesuatu yang produktif, sehingga terlewat sia-sia. Tidak ada yang dihasilkannya dari waktu itu. Padahal dengan waktu itu, ia bisa mempergunakannya untuk belajar, mengkaji Islam, berdakwah, ibadah, membantu orang tua, membuat karya-karya yang positif, menolong sesama, beres-beres rumah, dan sebagainya. Sayangnya, itu lewat begitu saja, Guys.
Terasa enggak sih kalau kita melakukan hal yang unfaedah atau senang-senang saja, waktu seolah cepat berjalan? Misalnya nih, kalau lagi main medsos, IG, lihat-lihat video artis, nge- game, atau nongkrong disambi gibah bareng Bestie, itu tuh waktu kayak cepat saja lewat. Tahu-tahu sudah jam berapa, hingga lupa aktivitas yang lain. Bahkan, kewajiban jadi telantar. Kamu merasa begitu juga enggak, Guys? Atau cuman aku doang yang kayak begitu? Hik, hik… Tobatlah cepat diriku!
Hilangnya keberkahan waktu itu bisa karena banyaknya kemaksiatan yang terjadi. Orang-orang melakukan maksiat ataupun membiarkannya. Melanggar aturan agama menjadi hal yang biasa. Meninggalkan kewajiban seakan tanpa rasa bersalah. Menyimpang dari syariat seolah lumrah. Tak takut dosa karenanya. Mari renungkan dalam-dalam pernyataan Allah dalam surah Al-A’raf ayat 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu. Maka, kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Teknologi dan Waktu
Kalau dipikir secara ilmiah, kemajuan teknologi dan informasi membuat waktu dan jarak terasa singkat. Ribuan kilometer jarak bisa ditempuh hanya dengan beberapa jam. Transportasi yang makin canggih membuat orang tak perlu berlama-lama dalam perjalanan. Dahulu, muslim Indonesia butuh berbulan-bulan untuk bisa sampai ke Makkah. Sekarang, tidak sampai sehari kita sudah bisa tiba di tanah suci. Hanya butuh 9 jam naik pesawat terbang, jemaah haji Indonesia bisa menjejakkan kaki di Arab Saudi.
Dengan teknologi pula, orang tak butuh menunggu lama dalam berkirim kabar dan pesan. Lewat telepon genggam, kita bisa menghubungi siapa saja dan kapan saja. Dahulu orang mengirim surat untuk memberi kabar, dan harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan balasannya. Bahkan, bisa jadi sampai berminggu-minggu jika tempatnya terpelosok, Guys! Sekarang, lewat WA kita bisa mengirim pesan untuk orang yang berada jauh dari kita. Tak hanya beda kota atau beda pulau saja, bahkan yang beda negara dan benua pun bisa kita hubungi secara langsung.
Tak heran, jika waktu dan jarak seakan tak berarti di tengah perkembangan zaman kini. Semua berjalan dengan cepat. Manusia sibuk dengan berbagai macam aktivitas yang seperti memburu.
Namun, apakah waktu yang telah dilalui itu benar-benar bermakna? Apakah hari-hari yang berganti telah dilewati dengan hal-hal yang berarti? Mari kita tanyakan pada diri sendiri. Jangan bertanya pada rumput yang bergoyang, karena ia hanya bisa membisu dan bergerak mengikuti alunan sang bayu.
Kemajuan teknologi juga memberikan kemudahan informasi. Kecanggihan internet memungkinkan kita mendapatkan beragam informasi dengan cepat. Kita bisa berselancar di dunia maya tanpa perlu berpindah raga. Sayangnya, kemudahan itu justru banyak melalaikan dari kewajiban. Saking asyiknya main HP, lupa dengan tugas-tugasnya. Bahkan, salat pun bisa ditunda karenanya. Bagaimana kalau tiba-tiba Allah cabut nyawa kita di saat itu!? Sungguh mengerikan! Astagfirullah…
Manfaatkan Waktu
Waktu memang tidak bisa diputar ulang. Waktu yang telah berlalu hanya akan menyisakan kebahagiaan atau penyesalan. Kebahagiaan karena telah menunaikan kewajiban dan kebaikan di dalamnya atau penyesalan karena telah menyia-nyiakannya. Sekencang apa pun kita tangisi, waktu tak akan pernah kembali lagi. Jadi teringat sebuah nasihat dari Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah tentang hal ini. Nasihat yang sungguh telak menohok hati, yaitu bahwa: “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, maka pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.”
Karena itulah, Islam telah memberikan nasihat terbaik bagi manusia tentang bagaimana memanfaatkan waktu. Guys, Al-Qur’an sungguh menjadi panduan kita dalam menjalani waktu. Coba kita tengok surah Al-Ashr ayat 1-3: “Demi masa; sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Surah ini menegaskan tentang pentingnya waktu dan bagaimana memanfaatkannya. Mengerjakan amal saleh, itulah yang harusnya kita lakukan jika tidak ingin dianggap merugi. Sebab, waktu yang kita miliki di dunia ini sejatinya adalah dari Allah, sehingga menggunakannya pun harus sesuai dengan mau-Nya. Yaitu, untuk beribadah kepada Sang Khalik dalam setiap aspek kehidupan. Memanfaatkan waktu untuk beramal saleh sebanyak mungkin sebagai bekal untuk menghadap-Nya kelak.
Orang-orang yang beriman itu beruntung karena diingatkan Allah untuk selalu memperhatikan setiap waktu dan perbuatannya. Mereka bisa menjadi orang-orang yang beruntung dengan menaati apa yang Allah perintahkan. Mari kita renungkan dan laksanakan apa yang diperintahkan Allah dalam surah Al-Hasyr ayat 18: “Wahai, orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Perhatikan dengan baik untuk apa waktu yang kita punya. Setiap detik begitu berharga. Setiap detik akan ditanya untuk apa ia digunakan. Sedetik itu bisa membawa manusia ke surga atau neraka. Jika tidak ingin menderita di akhir, maka harus mau mengikuti perintah Sang Pemilik waktu, Allah taala. Dijamin tidak akan pernah menyesal di dunia maupun di akhirat. “Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya.” (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah)
Nasihat ini untukmu semua, Guys. Namun, lebih-lebih lagi itu untuk diriku sendiri yang penuh dengan kehinaan ini. Jangan pernah lelah dan bosan untuk saling menasihati, ya, Guys! Please, ingatkan aku jika lupa atau melakukan kesalahan!
Wallahu a’lam bishshawwab[]
Photo : Pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]