”Husnul khatimah atau akhir yang baik saat hidup di dunia adalah dambaan setiap muslim. Ini akan didapatkan ketika muslim menjaga keimanan kepada Allah Swt. hingga akhir hayatnya.”
Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Saat ini sering kali manusia lebih khawatir terhadap urusan dunia daripada urusan akhirat. Khawatir akan harta, jodoh, pekerjaan, perubahan fisik, dan yang lainnya. Hingga membuat mereka lupa jika dunia adalah tempat untuk mencari bekal pulang ke akhirat. Sebuah tempat kembali yang kekal dan tidak akan kembali lagi ke dunia.
Meski memikirkan dunia itu boleh dilakukan, namun janganlah membuat seseorang lantas tidak mempersiapkan diri untuk "pulang" nanti. Hendaklah setiap muslim senantiasa memberikan amalan terbaik di dunia dan akhirat kelak. Lalu, bagaimana persiapan yang terbaik dalam menyambut akhir yang mulia?
Sadar Akhirat Kunci Ketenangan Hidup
Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur urusan spiritual dan akhirat. Tapi juga mengatur konsep dunia. Jika ideologi selain Islam memandang dunia dan aktivitas manusia hanyalah materi semata, maka beda halnya dengan Islam. Islam memandang bahwa aktivitas manusia dapat bernilai pahala jika sesuai dengan syariat Islam. Aktivitas manusia yang bersifat materi dapat menjadi amal saleh jika dikaitkan dengan ruh. Ruh di sini bukan berarti nyawa. Melainkan kesadaran berhubungan kepada Allah Swt.
Ruh hanya akan muncul ketika seseorang mengimani adanya Allah Swt. sebagai pencipta dan pengatur seluruh alam semesta. Menyadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sehingga, ruh hanya akan hadir di dalam orang-orang yang beriman. Ruh yang dihadirkan dalam setiap aktivitas yang bersifat materi akan menjadikan manusia berpikir dan bertingkah laku sesuai aturan Islam. Penggabungan antara materi dan ruh inilah yang menjadikan suatu aktivitas seorang muslim menjadi amal saleh.
Kematian adalah hal yang pasti. Terdapat banyak ayat dan hadis yang menyebutkan hal ini. Seperti QS. Ali Imran ayat 185, QS. Al-Anbiya' ayat 35, QS. Al-Ankabut ayat 57, QS. An-Nisa' ayat 78, dan lain-lain. Sedangkan dalam hadis dijelaskan pula dalam riwayat Baihaqi bahwa Nabi saw. bersabda, "Cukuplah kematian menjadi nasihat". Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan yakni kematian".
Ketika seorang muslim menyadari kematian adalah hal yang pasti, maka ini akan memengaruhi muslim tersebut dalam melakukan segala hal. Semakin besar tingkat kesadaran muslim akan akhirat, maka semakin besar pula tingkat kehati-hatian dalam menjalani kehidupan. Jika muslim telah menjadikan akhirat sebagai visi hidupnya, maka ia akan tenang dalam menjalani kehidupan dunia. Ia tak akan mudah galau, bimbang atau terseret arus yang tidak islami. Sebab perhatiannya selalu fokus untuk menyiapkan kehidupan yang lebih lama dan kekal nanti.
Akhir Mulia Dambaan Muslim
Husnul khatimah atau akhir yang baik saat hidup di dunia adalah dambaan setiap muslim. Ini akan didapatkan ketika muslim menjaga keimanan kepada Allah Swt. hingga akhir hayatnya. Dalam hadis riwayat Hakim, disebutkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda, "Barang siapa yang ucapan akhirnya kalimat 'Laa ilaaha illallah' maka ia akan masuk surga.” Namun, sejatinya akhir dari seorang hamba khususnya muslim, hanya Allah saja yang tahu. Manusia hanya bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang ada.
Meski tak pernah diketahui kapan kematian akan menjemput, alangkah baiknya muslim menyiapkan hal itu sejak awal. Ini dapat dilakukan dengan beberapa hal :
- Senantiasa menghadirkan ruh di setiap aktivitas. Jika seorang muslim selalu sadar akan hubungannya dengan Allah maka ia akan selalu hati-hati dan waspada dalam setiap langkah yang akan ia ambil.
- Selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Upaya ini dapat dilakukan dengan istikamah melakukan amalan-amalan sunah seperti berzikir, tilawah Al-Qur'an, mentadaburi Al-Qur'an, puasa sunah, sedekah, dan lain-lain.
- Menjauhi segala kemaksiatan dan tidak bertindak kecuali setelah mengetahui hukumnya. Seorang muslim harusnya tidak terburu-buru dalam melakukan sebuah amal/aktivitas yang dia sendiri belum tahu apa hukumnya dalam syariat Islam. Oleh karena itu, hendaklah muslim senantiasa mengkaji Islam secara berkala kepada orang yang faqih fiddin.
- Berkumpul dengan orang-orang yang saleh. Tak dapat dimungkiri, teman turut mempengaruhi kondisi semangat seseorang dalam melakukan amal saleh. Maka dari itu, berkumpul dengan orang-orang beriman yang senantiasa mengingat akhirat dan mengajak kepada kebaikan adalah hal yang harus diperhatikan. Dalam hadis riwayat Hakim disebutkan bahwa Nabi saw. bersabda, "Teman yang paling baik ialah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat Allah, mendengar kata-katanya menambah ilmu agama, melihat tingkah lakunya teringat mati."
- Muhasabah diri. Mengoreksi diri sendiri ketika telah melakukan aktivitas harian merupakan hal penting. Ini akan menjadi evaluasi bagi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Muhasabah dapat dilakukan saat muslim menegakkan qiyamul lail diiringi dengan rasa takut kepada Allah Swt. dan khawatir akan siksa-Nya.
Penutup
Itulah hal yang bisa dilakukan agar dalam menyambut kematian yang mulia kapan pun dan di mana pun. Jika dalam menjalani hidup ada beban berat yang dirasakan, maka kembali kepada syariat Islam merupakan jalan utama yang harus dilakukan. Karena Islam akan selalu memberikan solusi atas segala masalah hidup. Solusi Islam akan mampu memuaskan akan dan membuat hati tenteram. Maka berbahagialah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang hati dan pikirannya selalu terpaut dengan segala seruan-Nya. Wallahu a'lam bishawab.[]