Sangat penting bagi seorang muslim mengidolakan seseorang yang nantinya akan membawa manfaat di dunia dan akhirat.
Oleh : Ratna dewi (Aktivis Muslimah Banten)
NarasiPost.Com-Belakangan semakin marak orang yang terjun dalam bidang "entertainment". Semakin mudahnya orang menjadi terkenal melalui media sosial. Sebut saja selebgram dan youtuber .
Hal ini membuat kaum muda-mudi lainnya menginginkan hal yang sama. Bagaimana tidak, mereka mendapatkan materi dengan mudah. Dari hasil endorse, membuat konten, bahkan hasil joget-joget pun mendapatkan penghasilan.
Tentu ini merupakan hal yang menggiurkan.
Namun, semua hal yang menggiurkan itu bertentangan dengan aturan Allah, mulai dari perempuan yang menampakkan aurat, hilangnya rasa malu, konten yang tidak bermanfaat dan masih banyak lagi.
Sangat penting bagi seorang muslim mengidolakan seseorang yang nantinya akan membawa manfaat di dunia dan akhirat.
Maka, tak ada yang bisa memberikan itu semua kecuali Nabi Muhammad saw. Karena hanya beliaulah yang dapat melakukannya. Seluruh nabi dan rasul selain beliau, tak mampu melakukan.
Ini terjadi ketika umat manusia menjelang dihisab dalam pengadilan Hari Akhir. Keadaan Padang Mahsyar sangat memberatkan manusia. Tiap orang lantas mendatangi nabi-nabi mereka. Namun, tiap nabi itu menolak hingga sampailah pada Nabi Muhammad saw. Kemudian, Rasulullah saw. pun memohonkan syafaat kepada Allah Swt. bagi mereka.
Untuk mendapatkan syafaat Rasul, perlu adanya effort. Bukti bahwa kita betul-betul mencintai Rasul saw. ialah dengan sungguh-sungguh mempelajari dan menerapkan. sunnahnya.
Seperti dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik, beliau berkata:
“Wahai, anakku! Jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari di hatimu tidak ada sifat khianat pada seorang pun, maka perbuatlah,” kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku lagi: “Wahai, anakku! Itu termasuk sunnahku. Dan barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga.”
(HR At-Tirmidzi).
Pernahkah kita membayangkan mengapa agama Islam yang agung ini akhirnya sampai kepada kita dan kita pun pun memeluk agamanya?
Kalau kita pelajari dari sirah nabawi, yaitu perjalanan panjang yang ditempuh oleh Rasul saw. mulai dari turunnya Islam pertama kali hingga beliau wafat, kita mendapati bahwa perjalanan itu sangat pedih, penuh perjuangan dan menguras air mata.
Bagaimana tidak? Rasul yang mulia itu seluruh tubuhnya menggigil tatkala menerima wahyu yang turun kali pertama. Beliau datang kepada ibunda Khodijah dan meminta untuk diselimuti.
Setelahnya, beliau menyebarkan apa yang diperintahkan oleh Allah. Inilah yang kemudian disebut sebagai dakwah, menyeru kepada kaumnya yang semakin terpuruk dan terbelenggu oleh kesyirikan.
Jalan yang dilalui oleh Rasul saw. Tak semudah itu. Hinaan, cacian, fitnah, penganiayaan bahkan ancaman nyawa pun beliau terima. Namun, semua itu tak menyurutkan langkah beliau untuk terus berdakwah. Beliau meyakini bahwa Allahlah sebaik-baik penolong.
Selama lebih kurang tiga belas tahun, beliau berdakwah di Makkah dan hanya mengislamkan ratusan orang saja. Pada tahun yang sama, Rasul saw. bersama kaum muslimin lainnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Hingga akhirnya berdirilah Negara Islam pertama yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw. Perkembangan Islam pun semakin pesat ke seluruh negeri di dunia. Pemeluknya pun semakin bertambah sampai pada hari ini.
Inilah influencer sejati, yang followersnya bukan 10k atau 500k. Namun, bermilyar-milyar followers di seluruh dunia hingga hari kiamat tiba. Masyaallah.
Lalu, bagaimana jika Rasul pada saat itu memutuskan untuk berhenti berdakwah?
Mungkin Islam tidak akan sampai pada kita. Beruntunglah kita yang sudah memeluk Islam sejak lahir.
Di sisi lain, kita menyaksikan betapa banyak kaum muslimin di dunia ini yang tak mengenal agamanya, yaitu Islam dengan segala aturan yang turun dari Allah, yang pelaksanaannya telah dicontohkan oleh Rasul.
Mereka bermaksiat, membunuh, mengadu domba, korupsi, berzina, meminum khamr dan meninggalkan segala aturan Allah.
Sehingga, apa yang harus kita lakukan? Hendaknya kita mempelajari Syariat Islam yang diemban Rasul dan mulai mendakwahkannya karena hal ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim, semata-mata untuk mengembalikan kembali martabat kaum muslim dengan diterapkannya aturan Allah.
Wallahu'alam bisshowwab.[]