Tawaf, Ajaib bagi Kesehatan

Tawaf, Ajaib bagi Kesehatan

Selain bernilai ibadah, tawaf juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu membuat tubuh lebih sehat dan meningkatkan kualitas mental spiritual.

Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tawaf adalah gerakan jalan kaki mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tawaf merupakan salah satu rukun haji atau umrah, pelaksanaannya dimulai dan diakhiri dari arah sejajar dengan hajar Aswad. 

Allah Swt. telah berfirman,

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka. Dan, hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah tua.” (QS. Al-Hajj: 29)

Tata Cara Tawaf

Syahdan, seorang sahabat bernama Jabir ra. menuturkan, “Ketika Rasulullah saw. sampai ke Makkah, beliau langsung mendekati hajar Aswad, lalu mengusap dengan tangan kemudian berjalan ke sebelah kanan dengan cepat sebanyak tiga kali berkeliling dan berjalan biasa sebanyak empat kali berkeliling.” (HR Muslim dan Nasa’i)

Hadis di atas cukup menjelaskan tata cara mengerjakan tawaf sebagaimana Rasulullah saw. dan para sahabat dahulu. Mengapa Rasulullah tawaf mengelilingi Ka’bah dengan berlari-lari kecil dan setelahnya berjalan biasa sebanyak tujuh putaran?

Begini penjelasan Ibnu Abbas. Kenapa Rasulullah saw. berlari-lari kecil saat tawaf di tiga putaran pertama? Ternyata ada isu yang berkembang mengabarkan beliau dan para sahabatnya dalam kondisi lemah dan kepayahan. Untuk membuktikan kebenaran berita tersebut, orang kafir Quraisy pun mengintip ibadah beliau. Kemudian untuk membentuk opini positif tentang kekuatan kaum muslim berdasarkan pandangan orang yang mengintip tersebut, Rasulullah dan para sahabat berlari-lari kecil.

Upaya ini dilakukan sebagai bentuk unjuk keperkasaan di hadapan musuh-musuh Islam agar hati mereka menciut dan takut. Cara ini ampuh mematahkan semangat dan orang-orang yang mengintip pun membubarkan diri. Dengan alasan ini pula pada sisi-sisi Ka’bah tertentu saja beliau berlari-lari kecil, yaitu tepat di arah para pengintip mengintai. Sungguh sebuah strategi apik dan bijak telah dicontohkan Rasulullah untuk menangkal isu kelemahan menjadi kekuatan yang mampu menggentarkan kaum musyrik Makkah.

Kaki Sembuh Setelah Tawaf

Tawaf merupakan pekerjaan fisik yang lumayan melelahkan, tetapi membahagiakan bagi pelakunya. Ada kebahagiaan luar biasa yang terpancar dari wajah-wajah yang mampu menyelesaikan tawaf dengan baik. Namun, bagi jemaah yang kesulitan berjalan kaki karena suatu kondisi, misalnya sakit persendian lutut maka bisa memakai jasa joki untuk mendorong kursi roda. Jemaah cukup duduk di kursi roda tersebut. Biasanya hal ini dilakukan oleh jemaah yang sudah uzur dan tidak mampu berjalan lagi.

Pada 2018, penulis dan suami mempunyai pengalaman berharga saat berada di area Ka’bah untuk melaksanakan tawaf dan ritual ibadah haji lainnya. Salah satu jemaah travel haji yang kami ikuti ada yang sedang sakit pada kakinya. Sebut saja namanya Pak Komandan (55). Pak Komandan ini bertugas di Polda Metro Jaya Jakarta Pusat. Beliau ke tanah suci tidak sendiri, tetapi bersama rombongan. 

Keakraban di antara kami terjalin dengan baik. Suami tahu bahwa kaki Pak Komandan sakit dan bengkak. Melihat keadaan itu, suami tergerak hatinya meminjamkan sandal yang lebih besar kepadanya. Selama pelaksanaan tawaf, sai, dan ritual ibadah lainnya, suami selalu mendampinginya.

Baca: Tawaf dalam Kacamata Sains

Suami memosisikan beliau seperti orang tua sendiri. Tanpa disadari, menjelang kepulangan ke tanah air, kaki Pak Komandan membaik dan saat berjalan tidak pincang seperti sebelumnya. Alhamdulillah, pertolongan-Nya selalu ada bagi mereka yang berserah diri.

Melihat keadaan kakinya membaik, betapa gembira dan bersyukurnya Pak Komandan. Berulang kali beliau mengucapkan terima kasih kepada suami penulis. Suami berusaha meyakinkan Pak Komandan bahwa semua pertolongan Allah tersebut terjadi karena kesabaran dan kesalehan beliau. Sedangkan kami tidak bisa apa-apa. Masyaallah.

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

Artinya, “Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.”

Semua rombongan asal Jakarta itu mengundang kami untuk bertandang ke rumahnya. Kami pun bersyukur hingga kini persahabatan dan silah ukhuwah di antara kami tetap terjalin indah.

Keajaiban Tawaf bagi Kesehatan

Jika ditinjau dari sudut pandang kesehatan, berjalan kaki ketika tawaf bisa menjadikan tubuh sehat dan segar. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk menjaga kesehatan. Penelitian para ilmuwan membuktikan bahwa berjalan kaki atau berlari-lari kecil memberikan dampak positif bagi jiwa dan raga.

Manfaat tawaf bagi kesehatan tubuh adalah:

  • Meredakan sakit pada lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan berjalan kaki, sakit pada persendian jadi berkurang.

  • Menghindarkan risiko terkena kanker, seperti kanker usus besar (colorectal carcinoma). Dengan berjalan kaki, badan akan terus bergerak sehingga melancarkan peristaltik usus dan BAB jadi lancar.

  • Mencegah serangan jantung. Berjalan kaki dapat menekan risiko terkena serangan jantung. Otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras dari pembuluh darah koroner yang memberinya makan agar tetap berfungsi normal ketika memompa darah tanpa henti. Dengan demikian, berlari-lari kecil atau berjalan cepat dapat memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung.

    Selain itu, kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih akan mengembang dan menguncup dengan sempurna serta terbantu dengan mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah ketika melakukan tawaf. Walhasil, tekanan darah jadi lebih rendah dan pelengketan antar sel darah atau gumpalan bekuan darah yang menjadi penyumbat pembuluh darah akan berkurang. Selain itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat saat tawaf berlangsung.

  • Mencegah Diabetes. Kegiatan berjalan kaki sekitar 6 km per jam dengan waktu tempuh 50 menit dapat mencegah dan menunda berkembangnya diabetes tipe 2. Dokter Reza Fahlevi mengungkap, faedah dari berjalan kaki selain membantu mengontrol gula darah juga membantu meningkatkan asupan glukosa ke dalam sel otot melalui reseptor GLUT4. Jadi gula darah bisa masuk ke otot tanpa perantara insulin, tetapi lewat GLUT4 saat berjalan kaki. Masih banyak lagi manfaat tawaf terkait kesehatan fisik. (klikdokter.com)

Tawaf Sebagai Terapi Jiwa

Berjalan kaki atau tawaf memberikan rasa rileks sehingga mampu membuat suasana hati bahagia, menyenangkan, membuat mood terjaga, dan menyeimbangkan pikiran. Menurut Danny Dreyer seorang pencetus program Chi Running and Chiwalking, berjalan kaki berfungsi sebagai relaksasi dan mengurangi stres fisik maupun pikiran. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk menyisihkan waktu selama 30 menit setiap hari untuk berjalan kaki.

Saat tawaf, pikiran akan terpusat atau konsentrasi untuk ibadah, membaca doa-doa, dan bertawakal kepada Allah Swt. Selain meningkatkan kesehatan mental, tawaf juga merupakan sarana bersyukur dan bersabar dalam menghadapi ujian hidup. Apalagi selama proses rangkaian ibadah kita harus menahan rasa lelah, capek, haus, lapar, hingga berdesak-desakan karena padatnya jemaah. Dalam kondisi demikian, kita belajar untuk bersabar.

Khatimah

Tawaf merupakan gerakan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan kaki biasa pada putaran kedua sebanyak empat kali putaran. Tawaf selain bernilai ibadah juga bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan raga. Tawaf membuat tubuh lebih sehat, bugar, meningkatkan kualitas spiritual dan mental menjadi stabil. 

Wallahua’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Fatherless, Hilangnya Peran Ayah dalam Mendidik Anak
Next
UU ITE Direvisi, Membebaskan atau Membungkam?
2 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
1 hour ago

Jazakunallah khairan Bu Pemred dan tim NP. Semoga naskah ini bermanfaat

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram