Seringnya lupa bisa terjadi karena banyaknya dosa yang dilakukan. Maka, seorang muslim harus senantiasa introspeksi terhadap diri dan amal yang dilakukannya.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Rempaka Literasi)
NarasiPost.Com-Ingatkah kalian kegiatan apa saja yang dilakukan saat hari pertama masuk di sekolah menengah pertama? Atau masih ingatkah kalian siapa nama guru sejarah di sekolah menengah atas? Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut disodorkan kepada seseorang, mungkin ada beberapa yang masih mengingatnya, tetapi pasti lebih banyak yang sudah melupakannya.
Lupa merupakan bagian tak terpisahkan dari manusia. Sifat tersebut ternyata tidak hanya dialami oleh mereka yang sudah tua, tetapi terjadi juga pada mereka yang masih muda. Bukankah banyak anak sekolah yang lupa pada pelajarannya, padahal baru saja satu jam yang lalu diulas? Banyak pula orang lupa meletakkan barang-barang yang akan digunakan, lupa telah membuat janji, bahkan sering lupa mengingat hal-hal kecil sekalipun.
Jika di antara kalian ada yang sering mengalami masalah kegagalan mengingat alias lupa, tak perlu berkecil hati. Pasalnya, kamu tidak sendiri. Ada puluhan bahkan mungkin ribuan orang di luar sana yang mengalami kondisi serupa. Jika menyaksikan fakta ini, mungkin banyak orang yang penasaran dan bertanya, mengapa manusia sering lupa? Apa pula yang menyebabkan manusia lupa jika dilihat dari kacamata medis?
Mengapa Manusia Mudah Lupa?
Dalam kehidupan sehari-hari manusia kadang dituntut untuk mengingat banyak hal. Anak sekolah misalnya, dituntut untuk mengingat banyak pelajaran dalam setiap harinya. Seorang pegawai juga dituntut untuk mengingat hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sayangnya, sekuat apa pun memori otak seseorang menyimpan berbagai pelajaran atau peristiwa tertentu, terkadang ada saja hal-hal yang tak mampu diingatnya. Lantas, mengapa kita tak bisa mengingat semua aktivitas atau peristiwa yang terjadi?
Ada beberapa hal yang menyebabkan manusia sering lupa atau gagal mengingat sesuatu. Pertama, lupa disebabkan oleh kegagalan otak dalam memanggil ingatan yang sudah tersimpan. Sebagai informasi, ingatan seseorang itu berisi berbagai informasi yang tersimpan di dalam otak untuk diingat kembali. Informasi yang tersimpan tersebut salah satunya diperoleh dari pancaindra (pendengaran, penciuman, penglihatan, peraba, dan pengecap).
Kedua, lupa juga disebabkan karena otak seseorang pada dasarnya hanya mengingat hal-hal yang penting atau terkesan saja. Artinya, tidak semua informasi yang direkam oleh otak seseorang akan tersimpan menjadi memori. Misalnya, seseorang bisa saja mengidentifikasi sebuah buku dari warna dan judulnya. Namun, jarang orang yang mampu mengingat isi buku tersebut secara mendetail seperti isi keseluruhan buku, subjudul, dll.
Ketiga, sejatinya informasi yang berhasil direkam oleh otak hanya tersimpan sebagai ingatan jangka pendek saja. Namun, jika ingatan tersebut terus diulang maka akan berubah menjadi ingatan jangka panjang. Artinya, semakin sering seseorang mengulang ingatan yang berhasil direkam, maka semakin lama pula informasi tersebut akan bertahan dalam memori.
Dalam sebuah buku bertajuk The Psychology of Learning karya Edward Thorndike, disebutkan bahwa lupa disebabkan karena seseorang jarang memanggil memori yang ada. Juga bisa disebabkan karena ada memori lain yang lebih berkesan kemudian menghapus dan menggantikan memori sebelumnya. Juga dapat disebabkan oleh minimnya petunjuk terkait suatu peristiwa tertentu.
Penyebab Lupa dari Kacamata Medis
Sejatinya tidak ada manusia yang tidak pernah lupa. Bahkan, bisa dikatakan bahwa manusia memang tempatnya lupa. Selain hal-hal yang sudah diulas sebelumnya, ada hal-hal lain yang membuat seseorang lebih mudah lupa jika dilihat dari kacamata medis. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Pola makan yang buruk. Perlu diketahui bahwa buruknya pola makan seseorang dapat memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat sesuatu. Mengutip laman Harvard Health Publishing, disebutkan bahwa seseorang yang banyak mengonsumsi makanan mengandung lemak trans dan lemak jenuh, cenderung memiliki ingatan yang lebih buruk ketimbang seseorang yang sedikit mengonsumsi makanan tersebut. Selain itu, seringnya seseorang lupa juga disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin B12, seperti yang terdapat pada ikan dan susu. Vitamin B12 diketahui memiliki manfaat untuk membantu menjaga kesehatan sistem saraf, terutama otak.
- Kurang tidur atau buruknya kualitas tidur. Salah satu penyebab utama seseorang mudah lupa untuk mengingat hal-hal tertentu adalah kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang buruk. Seseorang yang memiliki sedikit waktu tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan munculnya rasa cemas. Kondisi tersebut akan mengakibatkan terjadinya penurunan fokus dan konsentrasi yang dapat memengaruhi kemampuan daya ingat seseorang.
- Penuaan. Mudah lupa sering dikaitkan dengan bertambahnya usia atau penuaan. Tak bisa dimungkiri, seiring bertambahnya usia seseorang (tua) nyatanya memang berkelindan dengan kemampuan mengingatnya yang semakin berkurang. Maka, bisa kita saksikan bahwa orang yang sudah lanjut usia akan membutuhkan waktu lebih lama daripada anak muda untuk mengingat dan mempelajari sesuatu.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ada beberapa obat yang diketahui dapat memengaruhi daya ingat dan menimbulkan efek samping berupa kebingungan. Misalnya, beberapa jenis obat penenang, obat tekanan darah tinggi, dan antidepresan. Akibat efek samping obat-obatan tersebut, seseorang akan kesulitan memperhatikan hal-hal yang baru sehingga menyebabkan mudah lupa.
- Depresi, stres, dan kecemasan. Seseorang yang mengalami depresi, stres, dan kecemasan, akan membuat kemampuan mengingatnya terganggu sehingga menjadikan ia mudah lupa. Bahkan, pada kondisi tertentu, orang yang mengalami stres berpotensi menimbulkan trauma emosional yang lambat laun akan mengantarkan pada hilangnya ingatan.
Bagaimana Mengatasinya?
Mudah lupa terkadang memang mengganggu aktivitas seseorang. Apalagi jika lupa tentang hal-hal yang sangat penting. Namun, tak semua lupa pada hal-hal tertentu adalah petaka bagi seseorang. Terkadang lupa pada satu peristiwa tertentu merupakan bentuk kesyukuran. Misalnya, lupa pada peristiwa yang sangat menyedihkan, menyakitkan, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut memang lebih baik dilupakan agar tak meninggalkan jejak kepedihan yang mendalam.
Meski demikian, kita juga harus merawat otak agar tidak mudah lupa. Untuk menjaga kemampuan otak dalam mengingat, maka hal-hal yang menjadi penyebabnya haruslah dihilangkan. Misalnya, seseorang yang mudah lupa karena buruknya pola makan, maka ia harus mengubah pola makannya tersebut. Yaitu dengan menjaga pola makan yang baik, misalnya rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 dan vitamin B1 (seperti sayur-sayuran, ikan salmon, buah-buahan, produk susu rendah lemak, dan sebagainya. Jangan lupa untuk mengurangi berbagai makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh.
Berikutnya, jika lupa itu disebabkan kurangnya waktu tidur atau buruknya kualitas tidur maka mulai sekarang buatlah tidur yang berkualitas atau waktu tidur yang cukup. Misalnya, membatasi waktu tidur siang, melakukan olahraga secara teratur, menghindari makanan berat menjelang tidur, hindari penggunaan perangkat elektronik atau ponsel sebelum tidur, dan hindari mengonsumsi rokok atau kopi menjelang tidur.
Selanjutnya, jika lupa itu disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu maka segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk membantu mengatasinya. Biasanya dokter akan menyesuaikan dosis obat yang harus dikonsumsi atau mungkin mengganti dengan resep yang lain untuk membantu mengatasi masalah kelemahan memori.
Selain hal-hal di atas, seseorang juga bisa melakukan beberapa langkah untuk membantu meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat. Di antaranya dengan membuat otak kita menjadi aktif, seperti mempelajari berbagai keterampilan atau melakukan aktivitas menantang yang melibatkan pikiran dan tubuh. Contohnya, membaca, berkuda, berenang, dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat membantu meningkatkan kadar oksigen ke otak dan meminimalisasi risiko kesehatan, termasuk hilang ingatan ataupun lupa.https://narasipost.com/medical/12/2021/otak-organ-vital-yang-menakjubkan/
Bagi seseorang yang memiliki banyak aktivitas, maka tak ada salahnya menggunakan buku catatan, kalender, atau alat-alat lainnya untuk membantu mengingat hal-hal yang akan dikerjakan. Inilah beberapa penyebab sekaligus cara mengatasi lupa dari kacamata medis.
Lupa dalam Pandangan Islam
Manusia adalah makhluk Allah yang memiliki berbagai keistimewaan dan kelebihan dibanding makhluk lainnya. Pada saat yang sama, manusia juga memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, salah satunya adalah lupa. Ya, lupa adalah bagian dari fitrah manusia yang diberikan bersamaan dengan penciptaannya. Bahkan, sifat lupa ini pun sudah Allah Swt. abadikan dalam surah Thaha ayat 115:
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِىَ وَلَمْ نَجِدْ لَ هُۥ عَزْمًا
"Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat."
Sebagai seorang muslim, terkadang sifat lupa juga terjadi pada perkara-perkara perintah maupun larangan Allah. Dalam hal-hal yang diperintahkan misalnya, seseorang terkadang lupa mengerjakan salat fardu, lupa membaca basmalah saat makan atau berwudu, dan sebagainya. Sedangkan dalam hal-hal yang dilarang, seseorang juga sering melanggarnya karena lupa. Misalnya, seseorang yang lupa makan dan minum di siang hari saat sedang puasa.
Oleh karena itu, seseorang yang tidak mengerjakan perintah atau melanggar larangan karena benar-benar lupa, maka dia terbebas dari mukalaf (pembebanan syariat). Namun, harus diingat pula bahwa seringnya lupa atau lalainya seseorang bisa pula terjadi karena banyaknya dosa yang dilakukan. Oleh karena itu, selayaknya seorang muslim untuk terus-menerus introspeksi terhadap diri dan amal yang dilakukannya.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Ya Allah, Astqfirullah....jadi intropeksi diri dgn kata-kata ini "Seringnya lupa bisa terjadi karena banyaknya dosa yang dilakukan. Maka, seorang muslim harus senantiasa introspeksi terhadap diri dan amal yang dilakukannya."
Betul mbak Isty, ini jadi introspeksi buat saya juga. Semoga kita dijauhkan dari segala keburukan dan kelalaian ya. Syukran mbak sudah mampir.
Barakallah mba Tina. Wah baru tau nih lupa banyak faktornya. Yang ngeri kalau banyak lupa karena dosa. Harus bisa memperbaiki diri agar nda keseringan lupa.
Semoga kita dijauhkan sikap-sikap buruk. Aamiin.
Aamiin. Betul mbak Riah, semoga kita dijauhkan dari segala kelalaian ya. Syukran ya sudah mampir
Lupa ternyata banyak faktornya. Tetapi yang patut diwaspadai adalah sering lupa karena faktor dosa ini yang harus diwaspadai, astagfirullah.
Betul ya mbak, jadi khawatir dengan diri ini yang sering lupa. Syukran mbak Nining sudah mampir.
Mba Sartinah, kalau pura-pura lupa itu penyakit apa yaaa? hehehe....
Pura-pura lupa itu jurus ngeles para penguasa Konoha, mbak Mila. Sudah berjanji seribu macam, eh dia pura-pura lupa, hehe ...
Saya mudah lupa kalau sama utang hehe
Ya, kalau ngutang tinggal dicatat biar gak lupa.
seringnya lupa atau lalainya seseorang bisa pula terjadi karena banyaknya dosa yang dilakukan. Astaghfurullah..
Jadi introspeksi ya mbak buat kita semua. Jangan sampai karena banyaknya dosa jadi kita sering lupa. Syukran sudah mampir
Lupa memang sifat wajar manusia. Tapi jangan sampai, lupa dijadikan alibi ketika selalu melanggar syariat-Nya. Karena muslim harusnya memahami betul syariat Islam dan ditanamkan dalam benak dengan baik.
Betul mbak, banyak orang pura-pura lupa agar terhindar dari kewajiban. Semoga kita dijauhkan dari sifat demikian ya. Syukran ya sudah mampir.
Pada masanya, entah seiring bertambahnya usia atau berbagai kondisi tertentu yg dialami sehingga menguras emosinya ternyata bisa menyebabkan seseorang jadi mudah lupa. Sungguh penyakit lupa amat mengerikan apakagi jika pengidapnya sampai alami lupa berat, jika sdh begini hendaklah selalu memiliki pendampingan utk membantu mengingat. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin
Aamiin. Betul mbak Mimi, kita ini makhluk yang lemah dan terbatas. Apalagi sekarang ya, lupa itu bukan hanya terjadi karena faktor usia, tapi yang muda pun gak lepas dari namanya lupa ya. Syukran mbak sudah mampir.