Cara tepat dalam menuntaskan masalah TBC hanya dengan menerapkan sistem yang menjadikan nyawa masyarakat sebagai prioritas utamanya. Benar, sistem tersebut adalah sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Oleh. Desi Wulan Sari
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Subhanallah, dilansir dari media republika.co.id (07 Juli 2023), kasus penyakit TBC (Tuberculosis) pada anak di Kota Bogor mengalami peningkatan sebanyak 300 persen. Dikhawatirkan jumlah ini bisa bertambah naik, jika pemerintah tidak segera melakukan mitigasi dari kasus kesehatan ini.
Mirisnya lagi, Indonesia didata sebagai negara dengan penderita TBC terbesar ketiga setelah India dan Cina. Menurut anggota DPRD Kota Bogor, Sri Kusnaeni, kasus TBC ini berkaitan dengan sistem pendidikan, ekonomi, dan kesehatan yang ada di masyarakat. Kasus yang terjadi di Kota Bogor pada tahun 2021 lalu tercatat 462 kasus yang menempati peringkat kedua daerah Jabar dengan jumlah penderita TBC sebanyak 3.904 kasus. Bahkan, pada tahun 2022 terdapat 1.465 kasus TBC dengan 248 kasus kematian.
Melihat persoalan ini, harus ada solusi tuntas yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Penyakit TBC dikenal masyarakat sebagai penyakit yang selalu membuat waswas bagi penderita, keluarga, dan lingkungannya. Karena penyakit tuberculosis merupakan penyakit berdampak serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut sering kali menyerang paru-paru dalam tubuh, namun tetap harus diwaspadai bakteri ini dapat menyerang bagian tubuh lainnya, khususnya dalam organ dan dibedakan dengan penyakit TBC biasa.
Penyakit TBC yang perlu diketahui ada dua macam, yaitu:
- Tuberkulosis ekstra paru, yaitu penyakit yang menyerang organ lain di luar paru misalnya TBC tulang, TBC otak, TBC kelenjar, serta TBC ginjal.
- Tuberkulosis paru, kuman TB Mycobacterium tuberculosis menjadi penyebab bakteri yang menyerang paru-paru. Tipe TB ini menular secara langsung ketika penderita batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Penyakit TB paru bukan penyakit turunan.
Adapun gejala umum TBC pada anak secara fisik akan terlihat pada kondisi sebagai berikut:
- Berat badan anak dengan TBC paru akan mengalami penurunan atau tidak naik dalam dua bulan berakhir.
- Demam lama lebih dari dua minggu atau berulang tanpa sebab.
- Suhu umumnya bisa juga tidak tinggi.
Penularan TBC dapat terjadi melalui beberapa cara, di antaranya:
- Melalui udara bebas seperti batuk dan bersin, jika penderita tidak menggunakan masker.
- Percikan lendir dari penderita TBC aktif saat batuk sangat rentan akan penularan.
- Bakteri TBC akan keluar melalui lendir dan batuk yang terbawa udara.
- Penularan bakteri yang masuk ke dalam tubuh terjadi melalui udara.
- Alat makan sehari-hari yang kurang bersih bisa menempel bakteri TBC.
- Udara yang lembap memicu bakteri berkembang biak dengan cepat membuat anak menghirup bakteri TBC yang ada.
Penyakit TBC pada anak dapat disembuhkan dengan catatan dapat terdeteksi secara dini, sehingga cepat diobati dan pengobatan dilakukan hingga tuntas. Pengobatan TBC pada anak biasanya dilakukan pengobatan fase intensif, di mana anak minum obat TBC selama enam bulan, tidak boleh putus di tengah jalan.
Dalam 300 kasus TBC pada anak yang terjadi di Kota Bogor membuat orang tua merasakan kekhawatiran tinggi akan kondisi kesehatan anak-anaknya. Bagi orang tua, selain memikirkan biaya rumah sakit yang tinggi, mereka juga memikirkan obat-obatan dan makanan bergizi yang harus disediakan selama masa pengobatan dan perawatan bagi pasien anaknya yang sakit.
Hal inilah yang membuat masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah memiliki persoalan tambahan dalam menyediakan pengobatan berkepanjangan yang harus ditempuh. Faktanya, mereka tidak memiliki jaminan kesehatan bagi keluarganya dan pekerjaan tetap yang layak bagi kepala keluarga sebagai penanggung jawab nafkahnya.
Terlebih dalam sistem yang ada kini, kapitalisme tidak mampu menjamin kesehatan penuh masyarakat tanpa terkecuali. Fasilitas kesehatan ala kapitalisme selalu menyediakan kelas-kelas pengobatan seperti layaknya hari ini. Masyarakat yang kaya, memiliki uang, mampu membayar fasilitas pengobatan yang sesuai dengan harapan, tuntas, dan diperlakukan dengan istimewa. Sedangkan yang miskin, tidak memiliki uang, tidak mampu membayar fasilitas kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit yang ada. Karena dalam sistem kapitalisme materi adalah segalanya, siapa yang mau mendapatkan fasilitas terbaik maka harus memiliki modal banyak agar terpenuhi kebutuhannya.
Melihat kondisi sistem tersebut tentu membuat masyarakat terbebani dengan berbagai situasi dan kondisi yang ada. Memikirkan bagaimana cara mengobati anak yang sakit, mencari biaya pengobatan agar mendapatkan fasilitas perawatan terbaik, hingga lapangan pekerjaan yang membuat perekonomian keluarga bisa tetap stabil berjalan.
Pada dasarnya, masyarakat membutuhkan perekonomian yang kuat untuk bisa tinggal di rumah yang layak dan sehat. Dengan ventilasi udara yang baik. Kemudian, mereka seharusnya mampu menyediakan serta mengonsumsi makanan sehat dan berkualitas. Memiliki jaminan biaya kesehatan yang memadai. Pun masyarakat membutuhkan jaminan mitigasi yang disediakan pemerintah jika tertular penyakit ini, yang jelas sulit menuntaskannya jika sistem yang digunakan masih menggunakan sistem kapitalisme yang ada kini.
Maka, masyarakat butuh perubahan yang komprehensif dari pemerintah pusat, bukan hanya pemerintah daerah saja yang terkena wabah TBC ini. Cara tepat dalam menuntaskan masalah TBC hanya dengan menerapkan sistem yang menjadikan nyawa masyarakat sebagai prioritas utamanya. Benar, sistem tersebut adalah sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Solusi Terbaik
Allah Swt. berfirman dalam surah Yunus [57]:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
“Wahai manusia, sungguh telah datang padamu pelajaran dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
Dalam sistem Islam, semua persoalan umat akan teratasi mulai dari persoalan individu, masyarakat, hingga persoalan negara. Semua harus bersandarkan pada syariat Islam. Karena semua kebutuhan rakyat dalam Daulah Islam akan diurus oleh khalifah sebagai pemimpin pemegang kebijakan umat. Ada tiga kebutuhan utama rakyat yang harus dipenuhi negara yaitu kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Bahkan, sistem perekonomian Islam yang diterapkan pun sesuai dengan syariat dan memiliki tujuan kemaslahatan bagi umat.
Kebutuhan ekonomi yang pokok bagi umat akan menjadi tanggung jawab negara, khususnya kepala keluarga sebagai pencari nafkah akan mendapatkan akses kemudahan dalam mencukupi perekonomian keluarganya. Misalnya dalam hal membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga kebutuhan pokok seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan dakwah pun bisa berjalan dengan seimbang. Masyaallah.
Adapun yang perlu dilakukan terkait dengan pencegahan penyakit menular sesuai anjuran Rasulullah saw, antara lain:
Pertama, menganjurkan dengan keras agar pasien terinfeksi TBC tidak duduk-duduk dengan orang yang sehat. Karena penularan melalui udara akan cepat terjadi penularannya. Ada sebuah riwayat yang diceritakan bahwa ketika seekor unta terkena penyakit kudis, jika bersenggolan dengan unta lainnya akan ikut tertular, maksudnya air yang diminum dalam satu tempat akan berpotensi menularkan unta lainnya secara langsung. Karena Rasulullah pernah menyampaikan melarang orang yang sakit berdekatan dengan orang yang sehat, karena kekhawatiran penularan yang akan terjadi pada yang sehat.
Kedua, diriwayatkan pada kasus wabah yang menimpa suatu negeri sehingga sebagian orang keluar dari negeri itu karena takut tertular, maka Nabi saw bersabda: “Jika suatu wabah penyakit terjadi di suatu wilayah maka janganlah keluar dari wilayah itu, dan jika kalian berada di luar wilayah itu maka janganlah kalian memasukinya.”
Itulah metode yang dianjurkan oleh Islam dalam menjalani pengobatan, perawatan, dan pencegahan dari penyakit menular. Sehingga, penyakit TBC yang sedang merebak pada anak-anak di Kota Bogor harus dilakukan pengobatan dan pencegahan yang sama. Tinggal bagaimana negara dengan pemerintahan yang ada memberikan fasilitas kesehatan optimal dan maksimal hingga anak-anak di kota Bogor dan seluruh wilayah yang ada terbebas dari penyakit TBC ini.
Adapun jaminan sosial dan ekonomi seharusnya diberikan negara kepada rakyat sehingga memudahkan rakyat, khususnya yang terkena penyakit ini agar bisa cepat sembuh total dan sehat kembali seperti sedia kala, tentunya tanpa memikirkan biaya sedikit pun, sehingga kewajiban sebagai seorang muslim pun tidak ditinggalkan, yaitu melaksanakan dakwah Islam sebagai penyeimbang kehidupan manusia.
Sejatinya, hanya sistem Islam kaffahlah yang mampu mewujudkan jaminan kesehatan dan perekonomian bagi masyarakat. Karena Islam adalah jawaban bagi persoalan seluruh umat dengan solusi yang diberikan sesuai dengan syariat Allah Swt.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Banyak juga penyakit yang kini menyerang anak2.. khawatir ajanan anak2 masa kini ..
Masyarakat wajib diedukasi terkait TBC. Karena penyakit ini berbahaya dan penularannya cepat sekali. Namun, sayang pemerintah sepertinya belum sigap menangani penyakit ini.
semoga segera sigap tuntas dunia kesehatan kita
TBC tdk boleh dianggap remeh. Minimnya pengetahuan tentang penyakit ini, membuat penularan semakin luas. Harus ada upaya lebih keras dari pemerintah utk menanggulanginya, mengedukasi masyarakat tentang bahayanya TBC serta memberikan pengobatan gratis kepd penderita.
Pertanyaaanya kira2 apakah pemerintah peduli akan kesehatan rakyatnya, sementara malah mengeluarkan kebijakan BPJS.
Kontradiktif pelayanan dan jaminan kesehatan dalam Islam. Di mana negara betul2 menjaminnya.
Semoga tak ada lagi kapitalisme kesehatan
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala TBC juga bisa meningkatkan risiko anak terpapar TBC. Di sebagian masyarakat, justru mereka tidak tahu kalau mereka terkena TBC. Atau sudah tahu tapi tidak mau memisahkan diri dari orang-orang yang sehat.
setuju mbak, kalau sistemnya benar, edukasi akan fokus kepada masyarakat penanganannya juga maksimal tanpa tebang pilih
Seharusnya negaralah yang paling bertanggung jawab menjaga kesehatan rakyatnya. Namun, penerapan sistem kapitalisme telah mengaborsi peran negara hingga nyaris lenyap. Walhasil, pengurusan negara terhadap rakyat hanya setengah hati. Miris ...
Sedih melihat sistem ini terus eksis, semoga segera berubah sistem terbaik menjalankan syariat
Membaca tulisan ini mengingatkanku akan pengalaman pribadi, merawat anak sakit TB saat ia usia 1 tahun dan saat itu pun aku sedang hamil anak kedua. Rasanya berat dan sedih, atas pertolongan Allah, kami bis melaluinya.
Alhamdulillah menjadi ibrah dan banyak hikmahnya ya mbak
Butuh sistem yang menjamin kesehatan dan keamanan rakyatnya, yaitu sistem Islam.
Aamiin