Kontrol Emosi, Jadilah Penuh Kasih, Obesitas pun Pergi

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu dan jika kamu ingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS. Ibrahim ayat 7)"

Oleh. Dini Nuris Nuraini
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Islam memiliki solusi sederhana untuk memperbaiki kesehatan dan keuangan di Indonesia, salah satunya adalah dengan mengatasi penyakit obesitas. Pemerintah akan sangat terbebani jika masyarakat banyak yang menderita obesitas karena obesitas sangat mengancam nyawa dan anggaran negara.

Menurut website Kemenkes, lima penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2017 adalah jantung koroner, kanker, diabetes melitus dengan komplikasi, TBC, dan PPOK, yaitu suatu penyakit yang bisa disebabkan atau diperparah dengan adanya obesitas. Begitu pun angka kasus kematian akibat Covid-19, tim riset dari John Hopkins University (JHU) dan World Health Organization (WHO) melaporkan dalam datanya per Februari 2021, dari 2,5 juta kasus kematian akibat Covid-19, sebanyak 2,2 juta di antaranya datang dari negara-negara yang setengah populasinya mengidap obesitas. Negara-negara tersebut memiliki angka kasus kematian akibat Covid sebanyak lebih dari 100 per 100.000 kasus (Health.detik.com, 6/3/2021). Tak hanya itu, obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit, memperparahnya, atau meningkatkan risiko kematian pada penderitanya. Penderita obesitas berisiko tinggi untuk terkena penyakit lain yang lebih serius, seperti strok, hipertensi, masalah pencernaan, osteoartritis, asma, perlemakan hati, gangguan ortopedik, dan lain-lain.

Saat ini tren penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat dan menyerap biaya terbesar dalam JKN. Dengan mengatasi obesitas, pemerintah bisa menghemat anggaran sebesar Rp. 78,5 triliun per tahun atau setara dengan 0,9 persen Produk Domestik Bruto Indonesia; demikian hasil penelitian dari Drajat Martianto, Arnati Wulansari, dan Yayuk Farida Baliwati dari Departemen Gizi Masyarakat, Fema IPB, tentang estimasi kerugian ekonomi akibat obesitas di Indonesia.

Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah karena prevalensi penduduk dengan berat badan berlebih dan obesitas terus meningkat. Padahal, Johanna Ralston, CEO World Obesity Federation, mengatakan Kegagalan dalam mengatasi akar penyebab obesitas selama beberapa dekade bertanggung jawab untuk ratusan ribu kematian yang dapat dicegah (Health.detik.com, 6/3/2021).

Terkait dengan hal itu, terdapat kisah seorang tabib yang dikirim oleh penguasa Mesir, Muqauqis, sebagai tanda persahabatan. Dia selama dua tahun menetap dan membuka praktik di Madinah, tetapi menganggur karena sama sekali tidak ada umat muslim di sana yang sakit. Saat dia bertanya mengenai resepnya, Rasulullah menjawab, Kami adalah suatu kaum yang tidak akan makan kalau belum lapar. Dan jika kami makan, tidaklah sampai terlalu kenyang. Itulah resep untuk hidup sehat. Yakni makan yang halal dan baik, dan makanlah untuk takwa, tidak sekadar memuaskan hawa nafsu. (30 Kisah Teladan (1) oleh KN. Abdurrahman Arroisi dalam Palembang.tribunnews.com).

Di dalam Al-Quran, Allah Subhanahu Wa Taala berfirman,
Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. (QS. Al Araaf ayat 31).

Seseorang bisa menderita obesitas karena gen, gaya hidup, maupun faktor lingkungan. Akan tetapi, gaya hidup yang sehat bisa memadamkan gen-gen yang buruk, sehingga meskipun kita punya gennya tetapi gen tersebut tidak akan aktif. Dengan menerapkan ajaran Rasulullah tersebut, kita bisa meminimalkan risiko bahwa kita akan mengidap obesitas.

Sementara itu, obesitas tidak semata-mata disebabkan karena soal makanan. Malahan, obesitas pada wanita 84 atau 100 persen disebabkan karena faktor emosi. Mereka terbiasa makan untuk melampiaskan emosinya. Gangguan makan emosional biasanya disebabkan karena kekasaran emosional atau verbal (emotional/verbal abuse) dan pengabaian (neglect) dari orang tuanya atau orang lain saat dia masih kanak-kanak. Hal itu karena saat mereka tidak bisa menerima atau mengekspresikan emosi, mereka cenderung mengalihkannya dengan makan berlebihan. Orang yang mengalami kekerasan emosional dan pengabaian saat kanak-kanak cenderung mematirasakan emosinya, merasa dipinggirkan olehnya, merasa kewalahan saat emosinya meningkat, dan terputus dari emosi dan tubuhnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi obesitas, kita perlu mengatasi dulu emotional eating-nya.

Saat sedang emosi/stres maupun saat sedang tidak emosi, makanan dan minuman yang kita konsumsi harus halal dan baik dan tidak berlebihan. Untuk bisa mengendalikannya, kita perlu memiliki penyaluran emosi yang baik. Bagi penderita, yang utama berarti memperbaiki self esteem rendah dan body image buruk yang dideritanya; sedangkan bagi keluarganya itu berarti menurunkan angka kekerasan, terutama kekerasan emosional dan verbal serta pengabaian dari orang tuanya (dalam keluarganya), yaitu dengan mengatasi kekerasan dalam keluarga yang sudah ada atau mencegah terbentuknya keluarga baru yang berisiko tinggi melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap pasangan atau anak-anaknya.

Memiliki perasaan dan menyalurkannya dengan cara positif tidaklah memalukan. Bahkan, Islam sangat menganjurkan umatnya berkasih sayang, terutama terhadap keluarga, bukan malah mengasari/melakukan kekerasan terhadap mereka.

Rasulullah bersabda:
Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi. (HR. Muslim No. 2318)
Selain itu, dari Anas bin Malik r.a. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa menjumpai saudara muslimnya dengan sikap yang disukai Allah untuk menyenangkan saudaranya itu, maka Allah akan membuatnya senang pada hari kiamat. (HR. Thabrani)

Islam memberikan ganjaran yang sangat tinggi bagi mereka yang berakhlak baik. Sebagaimana dari Abu Darda dari Nabi saw. beliau bersabda, Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan melebihi akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)

Tidak hanya orang lain yang harus berkasih sayang antar sesama, tetapi kita harus menyayangi diri sendiri juga, dengan cara mensyukurinya.

Imam Ghazali menegaskan bahwa mensyukuri anggota tubuh yang diberikan Allah Swt. meliputi tujuh anggota penting, yaitu:

1. Mata
Mensyukuri nikmat ini dengan tidak menggunakannya untuk melihat maksiat

2. Telinga
Digunakan hanya untuk mendengarkan hal-hal yang baik

3. Lidah
Dengan banyak mengucapkan zikir, puji-pujian kepada Allah Swt., dan mengungkapkan nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surah Ad-Dluha ayat 11 yang artinya, Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur),

4. Tangan
Digunakan untuk melakukan kebaikan-kebaikan, terutama untuk diri sendiri maupun orang lain dan tidak menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang haram

5. Perut
Dipakai hanya untuk memakan makanan yang halal/baik dan tidak berlebih-lebihan (mubazir). Makanan itu sekadar dimakan untuk menguatkan tubuh, tetapi terutama untuk beribadah kepada Allah Swt.

6. Kemaluan (seksual)
Untuk digunakan di jalan yang diridai Allah Swt. (hanya bagi suami istri) dan disertai dengan niat untuk memelihara diri dari perbuatan yang haram

7. Kaki
Digunakan untuk berjalan ke tempat-tempat yang baik, seperti ke masjid, naik haji ke Baitullah (Kabah), mencari rezeki yang halal, dan menolong sesama umat manusia.
(Kesbangpolriau.go.id)

Orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah, sedangkan orang yang tidak bersyukur akan mendapat azab-Nya.
Allah SWT. berfirman:
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu dan jika kamu ingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS. Ibrahim ayat 7)

Dengan kita makan berlebihan, kita tidak mensyukuri perut kita, sehingga kita akan mendapat azab berupa gangguan-gangguan/penyakit-penyakit di atas, besarnya biaya yang ditimbulkan, menurunnya produktivitas, ataupun hal lain.

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, para penderita obesitas akan mulai sadar diri, bahwa mereka harus menyayangi diri sendiri dan mensyukuri ciptaan Allah (termasuk anggota tubuhnya). Selanjutnya, baru mereka bisa melakukan ikhtiar lain, entah berupa olahraga, diet, konsul ke terapis, atau lainnya.

Jadi, untuk mengatasi obesitas dalam suatu negara, kita perlu menyayangi diri sendiri dan mensyukuri anggota tubuh kita, menyalurkan emosi kita dengan cara positif, menggalakkan kasih sayang di antara sesama, dan yang tidak kalah penting adalah mencegah/mengatasi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dini Nuris Nuraini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Di Mana Letak Keadilan dan Jaminan Kesejahteraan WNI?
Next
Tahu Gejrot Nikmat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram