Waspada Sindrom Steven Johnson pada Anak

"Penting untuk diingat bahwa pengobatan SSJ untuk anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Durasi pengobatan sindrom Steven Johnson dapat bervariasi tergantung dari tingkat keparahan dan komplikasi yang terjadi pada anak."

Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti Narasipost.Com)

NarasiPost.Com-Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah penyakit langka dan serius yang menyerang kulit dan selaput lendir. Sampai saat ini tidak ada data yang pasti mengenai jumlah anak yang menderita SSJ karena kondisi ini jarang terjadi dan sulit untuk didiagnosis. Namun, SSJ dan bentuk yang lebih parah, yaitu Toksik Epidermal Nekrolisis terjadi sekitar 1-2 kasus dari setiap juta orang tiap tahunnya. Hal ini menyiratkan bahwa jumlah anak yang menderita SSJ jauh lebih sedikit lagi.

Penyakit langka ini pertama kali diketahui pada tahun 1922 oleh dr. Stevens dan dr. Johnson pada dua pasien anak laki-laki. Saat itu kedua dokter belum dapat menentukan penyebabnya. Sedangkan Toksik Epidermal Nekrolisis pertama kali dilaporkan oleh Lyell pada tahun 1956. Perbedaan antara sindrom Steven Johnson dan Toksik Epidermal Nekrolisis ada pada luasan area kulit yang terkelupas. Apabila luas permukaan tubuh yang terkelupas kurang dari 10%, maka disebut Sindrom Steven Johnson. Namun, bila luas permukaan yang mengelupas lebih dari 30% maka disebut Toksik Epidermal Nekrolisis.

Penyebab Sindrom Steven Johnson

Sindrom Steven Johnson bukan penyakit infeksi dan tidak menular. Penyakit ini akibat reaksi serius terhadap obat, terutama antibiotik, antinyeri, antiinflamasi nonsteroid, dan antikejang. Sindrom Steven Johnson yang disebabkan oleh obat sebesar 60%. Obat dapat dicurigai sebagai penyebab jika didapat riwayat penggunaannya dalam waktu 2 bulan sebelum munculnya lesi di kulit. Pada anak-anak, SSJ dapat juga disebabkan oleh imunisasi, radioterapi, dan infeksi Mycoplasma pneumonia bila seminggu kemudian muncul lesi.

Gejala Sindrom Steven Johnson pada Anak

Sindrom Steven Johnson (SSJ) pada anak-anak biasanya dimulai dengan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, mual, muntah, diare, dan nyeri sendi. Sekitar satu hingga tiga minggu setelah gejala awal muncul, dapat terlihat ruam di area muka, dada, punggung, perut, tangan, dan bagian kulit lainnya. Pada awalnya ruam ini sama seperti biang keringat, lama-kelamaan berkembang menjadi bintil-bintil merah kecil dan berair. Bintil-bintil merah ini kemudian melepuh dan terkelupas. Kulit di sekitar bintil berubah menjadi sangat merah karena tidak ada kulit yang melindungi. Apabila disentuh atau digosok rasanya sakit sekali.

Anak-anak dengan SSJ mungkin juga mengalami mata merah dan sakit yang sangat parah. Adakalanya disertai dengan nanah. Pada kasus yang parah, anak-anak dengan SJS dapat mengalami koma, kehilangan penglihatan, bahkan meninggal. Jika Bunda mencurigai si Kecil mengalami gejala SJS, segera cari perawatan medis darurat.

Tata Laksana Pengobatan Sindrom Steven Johnson

Terapi untuk Steven Johnson syndrome pada anak-anak harus dilakukan dengan hati-hati dan terkoordinasi antara dokter spesialis kulit dan anak. Beberapa metode terapi yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Paling penting dan harus segera dilakukan adalah menghentikan penggunaan obat yang dicurigai sebagai penyebab reaksi. Hal ini hal mencegah terjadinya kondisi yang semakin memburuk.
  2. Menjaga kondisi kulit agar tidak terjadi infeksi. Biasanya pasien SSJ dirawat di unit luka bakar. Perawatan kulit yang baik dapat membantu mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan kulit yang rusak.
  3. Dokter dapat meresepkan obat antihistamin untuk membantu mengurangi rasa gatal dan nyeri pada kulit. Obat ini juga dapat membantu mengurangi pembengkakan dan kemerahan pada kulit.
  4. Pemberian obat kortikosteroid. Obat kortikosteroid dapat membantu meredakan peradangan pada kulit dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi, seperti infeksi. Obat ini umumnya diberikan dalam bentuk pil atau krim.
  5. Terapi cairan intravena. Anak yang mengidap SSJ sering mengalami dehidrasi yang parah akibat lepuh dan luka di kulitnya. Oleh sebab itu, diperlukan terapi cairan intravena untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
  6. Perawatan di ICU. Jika kondisi anak sangat parah, maka perawatan di ICU (Intensive Care Unit) merupakan tindakan yang diperlukan. Dalam perawatan ICU, anak akan dipantau secara ketat dengan pemantauan tanda vital dan diberikan terapi yang diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan SSJ untuk anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Durasi pengobatan sindrom Steven Johnson dapat bervariasi tergantung dari tingkat keparahan dan komplikasi yang terjadi pada anak. Jangka waktu pengobatan dapat berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Setelah kondisi membaik, pasien masih perlu melakukan pemantauan dan perawatan jangka panjang. Penanganan awal yang cepat dan tepat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi.

Penutup

Mencegah memang jauh lebih baik dari mengobati. Pepatah Arab tersebut sangat tepat menjadi pengingat untuk selalu menjaga kesehatan dan bersyukur atas nikmat sehat. Allah Swt. berfirman di dalam surah Ibrahim ayat 7.

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
 
"Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu, dan jika engkau mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Nikmat sehat kerap diabaikan dan lupa disyukuri. Salah satu bentuk syukur atas nikmat sehat adalah dengan menjalani hidup sehat sebagaimana yang diteladankan oleh Rasulullah saw., yaitu menjaga kebersihan, makan dan minum dari yang halal dan tayib, makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, serta rajin berolahraga.

Jika seluruh ikhtiar sudah dilakoni, pada Allah Swt. juga kita kembalikan semuanya. Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. bahwa tidak ada seorang muslim yang menderita suatu penyakit dan sejenisnya, kecuali Allah akan menggugurkan dosa-dosanya laksana pohon yang menggugurkan dedaunannya. Sehat dan sakit adalah karunia Allah dan tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menghalanginya.

Wallahu a'lam bish shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Haifa Eimaan Salah satu Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. pernah memenangkan Challenge bergengsi NarasiPost.Com dalam rubrik cerpen. beliau mahir dalam menulis Opini, medical,Food dan sastra
Previous
Sindrom Tourette, Penyakit Bawaan?
Next
Kekerasan terhadap Jurnalis Meninggi, Mampukah UU Pers Lindungi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Baru tahu ada penyakit seperti ini.. paling tidak tega jika melihat anak kecil sakit.. semoga Allah SWT senantiasa memberi yang terbaik bagi anak-anak kita..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram