"Demikianlah, Allah Swt. telah menciptakan penyakit bernama sindrom tourette. Sebagaimana penyakit lainnya, ia merupakan ujian bagi setiap orang yang ditimpa olehnya. Maka, seorang mukmin harus bersabar dan ikhlas dalam menerimanya."
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernah mendengar sindrom tourette? Penyakit ini diderita oleh Lewis Capaldi, seorang penyanyi berkebangsaan Skotlandia. Saat sedang berada di atas panggung, penyakitnya tiba-tiba kambuh. Kepala dan bahunya bergerak tanpa kendali. Akibatnya, ia sempat berhenti bernyanyi dalam konsernya di Frankfurt, Jerman saat itu. (Liputan6.com, 1/3/2023)
Gejala dan Penyebab Sindrom Tourette
Sindrom tourette pertama kali dikenalkan oleh Georges Albert Édouard Brutus Gilles de la Tourette (1857–1904), seorang dokter dan neurolog dari Prancis. Pada tahun 1885, ia menerbitkan sebuah catatan berisi kondisi delapan pasiennya yang mengidap penyakit tersebut. Kemudian, penyakit ini dinamakan dengan namanya.
Sindrom tourette merupakan penyakit neuropsikiatrik atau penyakit yang berhubungan syaraf dan kejiwaan. Penyakit ini membuat seseorang melakukan gerakan atau mengeluarkan suara secara spontan atau tics. Tics merupakan gerakan yang tidak dapat dikontrol. Jika berupa gerakan disebut tics motorik. Sedangkan yang berupa suara disebut tics vokal. (Wikipedia.org)
Menurut laman halodoc.com, sindrom ini banyak ditemukan pada anak berusia 5-18 tahun. Biasanya, gejala ini akan berkurang ketika si penderita bertambah usianya. Namun, ada juga yang bertambah parah.
Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga muncul karena faktor genetik dan lingkungan. Meskipun demikian, hingga sekarang belum ditemukan gen khusus yang menyebabkan penyakit ini.
Ada pula dugaan bahwa penyebabnya adalah ketidakseimbangan neurotransmitter. Neurotransmitter adalah saraf yang membawa pesan dari otak menuju anggota tubuh lainnya. Misalnya ketidakseimbangan dopamin, norepinefrin, dan serotonin.
Gejala sindrom ini berupa kedutan (gerakan mendadak) atau vokalisasi yang berulang-ulang. Gejala ini mulai dari yang ringan sampai berat. Tics motorik yang ringan hanya melibatkan sedikit kelompok otot. Misalnya, kedipan mata, kedutan hidung, sentakan kepala, atau mengangkat bahu. Sedangkan tics vokal berupa batuk, mengerang, mendeham, atau mengonggong.
Adapun gejala yang berat akan melibatkan banyak kelompok otot. Misalnya, mengendus barang, melangkah dengan pola tertentu, atau melompat yang termasuk dalam tics motorik. Sedangkan tics vokal yang berat misalnya mengumpat, mengucapkan kata-kata kotor, atau mengulang ucapan orang lain.
Ada beberapa kelompok orang yang rentan terkena sindrom ini. Yang pertama adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita sindrom tourette atau gangguan tics lainnya. Yang kedua adalah mereka yang berjenis kelamin laki-laki.
Sindrom ini biasanya kambuh saat penderita sedang dalam tekanan atau mengalami stres. Demikian pula saat penderita sedang terlalu bersemangat. Sebaliknya, saat penderita sedang tenang, seperti saat mendengarkan musik, penyakit ini jarang kambuh. Demikian pula jika ia sedang fokus mengetik di depan layar komputer.
Penderita tidak dapat mengontrol atau mencegah sindrom ini agar tidak kambuh. Ia seperti cegukan yang dapat muncul dengan tiba-tiba tanpa dapat dikendalikan. Berusaha untuk meredam atau mencegahnya justru akan membuat serangan semakin parah.
Pengobatan Sindrom Tourette
Untuk mengobati sindrom tourette, harus dilakukan diagnosis terlebih dahulu. Hal itu untuk menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan gejala yang muncul. Untuk ini, tidak dibutuhkan tes darah, laboratorium, atau pencitraan. Dalam kondisi tertentu, mungkin saja dilakukan tes darah, CT (Computerized Tomography) scan, MRI (Magneting Resonance Imaging), atau EEG (Electroencephalography) untuk memastikan tidak adanya penyakit lain. Namun, hal ini sangat jarang terjadi.
Pasien dapat dinyatakan menderita sindrom tourette, jika ia mengalami beberapa hal berikut:
1.Tics motorik dan vokal yang terjadi beberapa kali dalam sehari dan berlangsung lebih dari satu tahun.
2.Terjadi sebelum pasien berusia kurang dari 18 tahun.
3.Tidak disebabkan oleh yang lain.
Pengobatan yang diberikan hanya ditujukan untuk mengurangi gejala. Biasanya, penderita akan diberi obat-obatan psikotik. Yaitu, obat-obatan yang dapat mengurangi kadar dopamin sehingga penderita dapat mengontrol tics.
Untuk mengurangi gejala yang melibatkan otot, dokter dapat memberikan botoks. Sedangkan gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dapat diberi stimulan seperti methylphenidate. Dokter juga dapat memberikan obat-obatan penurun tekanan darah, jika terjadi serangan impulsif. Sementara, untuk mengatasi kecemasan dan gangguan mood, dapat diberikan antidepresan. Untuk menangani dampak psikologis penderita, dapat diberikan terapi kognitif dan kebiasaan.
Komplikasi Sindrom Tourette
Para penderita sindrom tourette, dapat menjalani kehidupan yang sehat. Namun, mereka sering mengalami kesulitan dalam bersosialisasi karena citra diri yang buruk. Karena itu, penderita mungkin saja akan mengalami gangguan tidur, kecemasan, atau depresi. Penderita bahkan dapat mengalami ODHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Yaitu, suatu gangguan pada kesehatan mental, sehingga seseorang akan sulit memusatkan perhatian.
Penderita juga bisa saja mengalami OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Yaitu, gangguan mental yang menyebabkan penderitanya berlaku obsesif dan atau kompulsif. Sikap obsesif membuatnya selalu terdorong untuk memikirkan sesuatu tanpa dapat dikontrol. Hal itu diikuti dengan tindakan yang kompulsif (terpaksa).
Sikap Seorang Mukmin
Karena merupakan kelainan genetik, hampir tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit ini. Sebagai orang yang beriman, yang harus dilakukan adalah memohon kepada Allah Swt. agar diberi kesehatan. Namun, jika Allah Swt. berkehendak untuk memberikan penyakit ini, maka sikap tawakal kepada-Nya merupakan pilihan terbaik.
Di samping itu juga meyakini bahwa hal itu merupakan ujian baginya. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Anbiya [21]: 35, "Setiap jiwa akan merasakan kematian. Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami, kalian dikembalikan."
Jika ia ikhlas menerimanya, Allah Swt. akan menaikkan derajatnya. Di samping itu, rasa sakit yang dialaminya akan menggugurkan dosa-dosanya seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadis itu disebutkan bahwa rasa sakit yang terus-menerus dirasakan oleh seorang muslim, kepayahan, kesedihan, maupun kesusahan akan menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosanya.
Demikianlah, Allah Swt. telah menciptakan penyakit bernama sindrom tourette. Sebagaimana penyakit lainnya, ia merupakan ujian bagi setiap orang yang ditimpa olehnya. Maka, seorang mukmin harus bersabar dan ikhlas dalam menerimanya.
Wallaahu a'lam bi ash-shawaab.[]
Penjelasan yang mudah dimengerti.. semoga Allah SWT selalu memberi yang terbaik atas diri kita..