"Sebab, menjadi perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri. Hal ini dikarenakan para perokok aktif sebagian kecil saja asap rokok berbahaya yang masuk pada paru-paru dan tubuhnya. Sedangkan perokok pasif menghirup sebagian besar udara yang dikeluarkan lewat mulut dan hidung perokok aktif yang terbang ke udara."
Oleh. Nurjanah Triani
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, kita pasti sudah tahu betul bahaya yang ditimbulkan dari rokok. Tak sedikit pula orang yang berjuang untuk berhenti merokok. Tak mudah, sebab rasa candu itu menghantui hingga berpengaruh pada fisik dan psikis. Memang tak seperti narkoba atau obat terlarang lainnya, namun rokok juga tak lebih aman dari itu. Sama-sama merusak. Rasa candu yang ditimbulkan pun efeknya cukup bervariasi, ada yang hanya menimbulkan rasa asam di mulut, ada yang pusing tak bertenaga, bahkan ada pula yang tak bisa fokus karenanya.
Bagi sebagian orang, rokok adalah hal pokok yang tak bisa ditinggalkan. Bahkan, jika diberi pilihan tidak makan nasi atau tidak merokok, banyak di antara mereka yang lebih memilih tidak makan nasi. Tak sedikit pula kita jumpai, masyarakat menengah ke bawah yang terimpit ekonomi dan kesulitan untuk mencari pundi-pundi rupiah, tetap mengusahakan membeli rokok. Sebab, mereka beranggapan rokok adalah bahan bakar untuk bertenaga saat bekerja.
Namun tahukah kalian, akan sia-sia perjuangan orang yang tidak merokok, berhenti dari barang tersebut, tatkala ia tetap menghirup asapnya atau berada di lingkungan para perokok aktif. Mereka disebut sebagai perokok pasif. Perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok, tidak mengisap langsung rokok dari tembakaunya, namun tetap terpapar asap rokok dan secara tidak langsung menghirupnya.
Kita sudah tahu kerugian yang dirasakan ketika menjadi perokok aktif, tak hanya fisik yang rusak, namun keuangan pun ikut terkoyak. Namun di baliknya, ternyata para perokok pasif mendapatkan kerugian fisik yang lebih besar. Sebab, menjadi perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri. Hal ini dikarenakan para perokok aktif sebagian kecil saja asap rokok berbahaya yang masuk pada paru-paru dan tubuhnya. Sedangkan perokok pasif menghirup sebagian besar udara yang dikeluarkan lewat mulut dan hidung perokok aktif yang terbang ke udara.
Kandungan Berbahaya
Istilah merokok membunuhmu memang tidaklah berlebihan. Bukan tanpa alasan, sebab WHO merilis bahwa dalam jangka satu tahun, lebih dari 8 juta orang yang meninggal dikarenakan rokok. Sebanyak 7 juta di antaranya merupakan perokok aktif, dan 1,2 juta sisanya adalah perokok pasif. Hal ini tidak mengejutkan. Pasalnya, kandungan dalam satu batang rokok terdapat 7000 zat kimia dengan 250 di antaranya membahayakan tubuh. Kemudian dari 250 zat tersebut, terdapat 70 di antaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat pemicu kanker. Sebagian besar zat tersebut terkandung di dalam asap rokok yakni mencapai 5000 zat beracun. Kandungan berbahaya tersebut berasal dari tembakau sebagai bahan baku utamanya.
Berikut beberapa bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya :
1. Karbon monoksida
Zat ini tidak memiliki rasa dan bau. Saat terhirup terlalu banyak, darah akan lebih banyak mengikat karbon monoksida daripada oksigen yang mengakibatkan fungsi otot dan jantung menurun. Hal ini akan menyebabkan tubuh menjadi lemas, kelelahan dan pusing. Dalam skala besar, gas ini dapat mengakibatkan seseorang mengalami koma bahkan meninggal.
2. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang mengakibatkan rasa candu bagi para perokok. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan berbagai reaksi, termasuk efek menyenangkan dan menenangkan. Saat nikotin terserap oleh darah, tubuh akan terangsang untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan pernapasan.
3. Tar
Tar yang terisap akan mengendap di paru-paru. Zat inilah yang bersifat karsinogenik. Endapan tar di paru-paru ini berisiko tinggi menyebabkan berbagai penyakit pada paru-paru, seperti kanker dan emfisema.
Lebih dari itu, tar yang masuk pada aliran darah dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan. Zat ini dapat dilihat dengan adanya noda kuning atau coklat pada gigi dan jari perokok. Oleh karena itu, tar juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit pada mulut dan gusi seperti kanker mulut.
4. Hidrogen sianida
Zat ini dapat mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik, serta dapat membahayakan otak, jantung, pembuluh darah dan paru-paru. Dampaknya, tubuh akan terasa lelah, sakit kepala, mual, hingga kehilangan kesadaran.
5. Benzena
Paparan benzena dalam jangka panjang dapat mengakibatkan turunnya jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan.
Selain itu, benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terkena leukimia.
6. Formaldehida
Zat ini merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka dekat, senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi mata, hidung serta tenggorokan. Sedangkan dalam jangka waktu lama, senyawa ini dapat mengakibatkan risiko kanker nasofaring.
7. Arsenik
Senyawa ini adalah golongan pertama karsinogenik. Seseorang yang terkena paparan arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal, dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang digunakan dalam pertanian tembakau.
8. Kadmium
Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh lewat paparan asap rokok dapat menimbulkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru.
9. Amonia
Amonia digunakan untuk menambah dampak candu dari nikotin. Seseorang yang menghirup amonia dalam jangka waktu dekat, dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia dan kanker tenggorokan.
Masih banyak lagi zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam sepuntung rokok. Tak hanya untuk pernapasan yang disangkakan oleh banyak orang, efek dari rokok lebih dahsyat dari itu. Sebab, semua senyawa saling berkesinambungan dalam memberikan efek untuk seluruh tubuh.
Nasib Perokok Pasif
Dari sekian banyak kandungan berbahaya pada rokok yang membahayakan kesehatan, semua kandungan inilah yang terhidup saat kita menjadi perokok pasif. Namun sayang, kebanyakan masyarakat abai mengenai ini. Para perokok aktif saat ini tak pernah mengenal tempat, bahkan ketika berkendara sekalipun mereka tetap menyalakan rokok. Tak melihat di tengah keramaian atau tempat yang sepi, kala mulut terasa kelu dan asam, maka rokok dinyalakan. Bahkan tak jarang mereka tetap merokok dengan santai ketika ada bayi dan anak kecil di dekatnya. Sungguh zalim perbuatan ini. Andai ia merokok ketika mengendarai motor atau mobil, lalu asap dan abu beterbangan terbawa angin, bukan tidak mungkin masuk ke mata pengendara lain yang dapat mengakibatkan iritasi dan kemerahan pada mata.
Para perokok aktif saat ini sangat kekurangan kesadaran dalam memilih tempat untuk menyalakannya. Sebuah sikap egois yang menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Para bayi yang tak berdosa harus menanggung sesaknya dada, karena perlindungan dalam dirinya belum sempurna, ditambah serangan zat berbahaya.
Perdebatan Hukum, Tak Mengurangi Kadar Bahaya
Memang benar, hukum Islam mengenai rokok masih menjadi perdebatan. Ada yang jelas mengharamkan, ada pula yang tetap menghalalkan. Namun yang perlu kita semua ketahui adalah haram atau tidaknya rokok, tidak sedikit pun mengurangi betapa bahayanya rokok bagi kesehatan. Seandainya kita telisik lebih lanjut perihal hukum rokok, akan kita dapatkan bahwasanya para ulama hanya menghalalkan tembakau, bukan rokok seperti hari ini. Rokok dan tembakau murni pada hari ini sudah jauh berbeda. Tembakau hanya salah satu bahan yang terkandung pada rokok, namun rokok memiliki ribuan zat lain yang terkandung di luar unsur tembakau.
Perlu kita ingat bahwa para pengusaha rokok akan mengusahakan agar produk yang ia jual terjual habis, berapa pun harganya. Maka tak heran, jika kandungan berbahaya pun dimasukkan ke dalamnya agar rasa candu dan kenikmatan rokok semakin tercipta bagi para pecintanya, meskipun membahayakan raga. Mereka tidak segan menambahkan bahan-bahan berbahaya agar kepentingan pribadinya tercapai. Oleh karena itu, para pengusaha itu sendiri jarang ada yang merokok, sebab tahu dampaknya. Namun demikian, sebagai masyarakat yang konsumtif, selama ada hukum yang menghalalkan tembakau, maka pilihan untuk merokok tidak akan membuat galau, meski nyatanya tembakau dan rokok itu sendiri sudah berbeda makna.
Rugi dan Merugikan
Tentu tak perlu lagi panjang lebar untuk dijabarkan, bahwa dari sudut mana pun rokok membuat kerugian. Tak hanya fisik, tetapi juga psikis. Tak hanya kesehatan, tapi juga keuangan. Tak hanya jiwa, tetapi juga keluarga. Berapa banyak uang yang telah dikeluarkan hanya untuk membeli rokok? Bahkan sehari kadang tak cukup satu bungkus saja.
Sungguh tak heran sebenarnya, tatkala seorang perokok cuek akan bahaya atau tidaknya orang lain yang ikut menghirup asapnya. Sebab, kepada dirinya sendiri saja ia abai, apalagi kepada orang lain. Tak peduli orang terdekatnya terkena imbas, asal diri bisa merokok sampai puas. Tak akan ada rasa penyesalan, sebelum merasakan sebuah kehilangan. Tidakkah semestinya seseorang sadar, bahwa kepuasan diri yang mengakibatkan kerugian pada orang lain bukanlah perilaku yang pantas? Andai hanya diri sendiri yang merugi, mungkin orang lain tak berhak memberi caci. Namun jika kesenangan fana itu merugikan orang lain, bukankah pantas seseorang marah atau minimal menghindari?
Tak lihatkah mereka, berapa banyak jiwa bayi yang begitu mungil sudah harus terpasang oksigen di hidungnya? Bahkan bukan hanya lewat paparan saja, tetapi baju yang terpapar kemudian terhirup pun menjadi bahaya. Tidak lihatkah mereka, berapa banyak nyawa melayang karena asap rokok yang sama sekali ia tidak menyalakannya? Sepercaya diri itukah mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas jiwa-jiwa yang kesakitan karena kepuasan pribadi?
Jasad yang Dititipkan
Sesungguhnya raga ini hanya titipan. Sungguh tak elok jika kembali dalam keadaan penuh kerusakan. Jika memang rokok tidak haram, tidakkah tetap malu merusak jasad yang dititip dan akan dikembalikan? Tidak malukah kita mengembalikan jasad yang semula sempurna, kembali dalam keadaan rusak dengan luka-luka menganga di dalamnya?
Allah Swt. berfirman:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: "Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah : 195)
Dalam hadis riwayat Ibnu Majah yang disahihkan oleh Syekh Albani, Rasul saw. bersabda, "Dilarang mengerjakan amalan yang membahayakan untuk orang lain, sama saja apakah itu permulaan ataukah sebagai balasan".
Sungguh, kita tak memiliki kuasa atas jasad ini. Layaknya meminjam barang orang lain, perlu kehati-hatian dalam menggunakannya. Sebab, kepada manusia saja kita merasa tidak enak hati ketika harus mengembalikan barang pinjaman dalam keadaan rusak. Apalagi kepada Allah Swt.?
Allahua'lam bish shawwab.[]