Waspada! Cacing Pita Mengintai Kita

"Cacing pita adalah sejenis cacing parasit yang berbentuk pipih. Beberapa dari spesies ini dapat menginfeksi manusia. Infeksi lebih sering terjadi pada suatu daerah di mana fasilitas sanitasi kurang baik atau karena adanya kontak dekat dengan hewan terinfeksi."

Oleh. drh. Lailatus Sa’diyah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Cacing adalah salah satu hewan yang sering kita temui dalam kehidupan. Bahkan, tidak jarang pula kita temui pada usus hewan ternak sebagai asal bahan pangan, ataupun pada organ lainnya. Tapi tahukah Sahabat NarasiPost.Com, bahwa ada beberapa jenis cacing pada hewan yang bisa menginfeksi tubuh kita? Iya, salah satunya adalah cacing pita.

Infeksi cacing pita merupakan kondisi yang biasa disebut taeniasis. Cacing pita adalah sejenis cacing parasit yang berbentuk pipih. Beberapa dari spesies ini dapat menginfeksi manusia. Infeksi lebih sering terjadi pada suatu daerah di mana fasilitas sanitasi kurang baik atau karena adanya kontak dekat dengan hewan terinfeksi. Adanya penularan penyakit asal hewan ke manusia disebut zoonosis. Perlu digaris bawahi, bahwa tidak semua penyakit asal hewan adalah zoonosis, namun penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya dikategorikan sebagai penyakit zoonosis.

Kepala cacing pita dilihat dari microscop

Infeksi cacing pita pada manusia acapkali diakibatkan makan daging sapi, babi, atau ikan yang kurang matang atau mentah dari hewan yang terinfeksi. Spesies cacing pita yang berasal dari daging babi adalah Taenia solium dan spesies yang ditemukan pada daging sapi adalah Taenia saginata (merdeka.com, 01/03/2021)

Selain infeksi cacing pita pada sapi dan babi yang berbahaya bagi manusia, ada juga infeksi cacing pita pada ikan yang bisa menular pada manusia. Nama cacing pita pada ikan adalah Diphyllobothrium latumatau. Sedangkan penyakit zoonosis yang ditimbulkan atas infeksi tersebut dikenal dengan Diphyllobothriasis (parasite.fkkmk.ugm.ac.id, 04/09/2019). Namun untuk kesempatan kali ini, kita fokus dulu membahas mengenai cacing pita yang berasal dari sapi ya Sobat NarasiPost.Com.

Siklus Hidup Cacing Pita

Nah teman-teman NarasiPost.Com, perlu kiranya kita memahami siklus hidup dari Taenia saginata agar kita bisa memahami bagamana kiranya kita bisa tertular penyakit zoonosis ini. Di mana manusia akan terinfeksi apabila :

▶️ Telur masuk kedalam tubuh sapi melalui pakan yang tercemar oleh telur atau proglotid gravid Taenia.

▶️ Dalam saluran pencernaan sapi, telur menetas menjadi oncosphere yang kemudian pecah.

▶️ Oncosphere yang pecah, kemudian menginvasi mukosa usus dan bermigrasi masuk ke otot menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini, dapat bertahan hingga beberapa tahun. Manusia akan terinfeksi apabila mengonsumsi daging mentah atau tidak matang yang mengandung sistiserkus ini.

▶️ Di dalam saluran pencernaan manusia, selama kurang lebih 2 bulan sistiserkus tersebut akan berubah menjadi cacing dewasa yang mampu bertahan hingga beberapa tahun dalam tubuh manusia. Cacing dewasa akan melekat di mukosa usus dengan scolex atau pengait yang terdapat di bagian mulut.

▶️ Cacing dewasa akan menghasilkan proglotid yang akan berkembang menjadi telur kemudian akan keluar melalui anus (bersama feses). Di mana telur tersebut akan mampu bertahan di lingkungan selama beberapa minggu.

Begitulah seterusnya berkaitan dengan siklus hidup Taenia saginata ini teman-teman.

Cara Penularan

Infeksi Taenia ke manusia dapat melalui makanan, yaitu mengonsumsi daging sapi yang telah terinfeksi Taenia kemudian tidak dimasak dengan matang sempurna atau masih mentah. Infeksi sistiserkosis akan menyebabkan gejala klinis pada saluran pencernaan manusia, namun apabila mengonsumsi sayuran atau makanan yang tercemar telur Taenia maka cacing tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi sistiserkosis yang terdapat pada jaringan otot manusia.

Gejala Klinis

Adapun gejala klinis pada manusia umumnya tidak menunjukkan gejala , namun pada sebagian kasus pasien terinfeksi akan mengalami rasa sakit pada perut dan diare. Sedangkan pada balita sebagian pasien mengalami muntah hingga diare, demam dan penurunan berat badan. Seberapa gejala klinis yang terlihat dipengaruhi oleh jumlah dan lokasi larva. 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis Taeniasis pada manusia, dapat berdasarkan gejala klinis yang dialami pasien. Disertai dengan pemeriksaan keberadaan telur, proglotid dan cacing dewasa pada feses. Selain itu, diagnosis Taeniasis menggunakan uji ELISA untuk mendeteksi keberadaan cacing tersebut.

Penanganan

Pengobatan pada hewan dapat dilakukan dengan memberikan salah satu obat cacing praziquantel, epsiprantel, mebendazole atau febendazole. Dengan penetapan dosis sesuai dengan arahan Dokter Hewan. Apabila sudah terdapat sistiserkosis di dalam otot dalam dilakukan dengan teknik pembedahan. 

Sedangkan pengobatan untuk manusia bisa dilakukan dengan pemberian salah satu dari obat praziquantel, niclosamide, buclosamide atau mebendazole. Pada anak kecil yang terkena juga dapat diberikan obat cacing tersebut sesuai dengan arahan dokter.

Pencegahan

Pencegahan pada manusia dapat dilakukan dengan memasak daging sapi hingga matang, selain itu daging dapat dibekukan terlebih dahulu untuk mengurangi risiko penularan. Pada umumnya kejadian Taeniasis sering terjadi pada kondisi dengan sanitasi yang tidak baik, maka untuk mencegah Taeniasis juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan.

Nah, demikian ya teman-teman sedikit pengetahuan berkaitan dengan infeksi cacing pita yang bisa menginfeksi manusia.

Islam Mengajarkan Menjaga Kebersihan

Salah satu cara untuk mencegah terinfeksi cacing pita adalah dengan cara senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Rasulullah pun menganjurkan untuk kita senantiasa menjaga kebersihan : "Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah taala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih." (HR. Ath-Thabrani).

Nah, inilah cerminan seorang muslim, senantiasa menjaga kebersihan. Jika diri kita bersih dan lingkungan bersih niscaya akan menghadirkan kenyamanan dan mendorong kita untuk lebih produktif berkarya.

Dan pastinya Sahabatku, jika kita sampai terinfeksi cacing pita atau suatu penyakit lain yang disebabkan karena kelalaian atau kemalasan kita dalam menjaga kebersihan, hal tersebut akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak di akhirat nanti.

Wallahu'alam bishowab.[]


Photo : Medical source

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
drh. Lailatus Sa'diyah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
NCTzen War di Twitter, demi Apa?
Next
Peringatan Sudah Nyata, Mengapa Masih Enggan Buka Mata?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram