Tolong Bangunkan Aku!

"Rasanya cukup mengerikan ketika kita tidur kemudian terbangun dan merasakan tekanan yang berat di tubuh sehingga tak bisa bergerak. Ini bisa membuat kita panik, bahkan bisa memunculkan bayangan-bayangan yang buruk seperti berhalusinasi."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-“Tolong! Tolong aku!” Sekuat tenaga aku berteriak meminta pertolongan. Ke manakah orang-orang? Padahal barusan ada seseorang di sini. Kenapa tiba-tiba sepi? Apakah aku berhalusinasi?

Aku berteriak dengan lebih kencang lagi, “Tolong! Tolonglah aku!!!” Nihil. Sekencang apa pun aku berteriak tetap tak ada yang datang membantuku. Aku pasrah.

"Kumohon, tolonglah aku…!” suaraku makin lirih. Aku tahu sia-sia saja berteriak karena tak ada yang akan mendengarku.

Kucoba bergerak tapi tubuhku kaku. Rasanya seperti lumpuh. Dadaku terasa berat seolah ada batu besar yang menindih. Napasku tersengal-sengal. Terasa seakan menghilang. Aku takut bila napasku tiba-tiba berhenti. Ya Allah, apakah sekarang saatnya aku mati?

“Jangan menyerah, teruslah bergerak!” kataku pada diri sendiri. Kucoba untuk menggerakkan ujung jari kaki dan tanganku. Kupikir ini bisa menjaga kesadaranku agar tak sirna. Yang penting jangan diam saja. Kalau diam, aku khawatir akan tenggelam dalam alam tidur yang tak tahu di mana akan berujung.

Jari-jari tangan dan kaki terus kupaksa untuk bergerak. Di saat yang bersamaan aku berusaha untuk terus bernapas. Meski terasa berat di dada, aku bernapas sekuat-kuatnya. Degup jantungku terdengar kencang di antara deru napas yang seolah timbul tenggelam. Tubuhku terasa dingin karena keringat yang membasahi.

Ya Allah, aku pasrah pada-Mu. Kuharap aku masih punya sedikit lagi waktu untuk berbakti pada-Mu. Bekalku masih sedikit, Ya Rabb…

Di tengah ketidaksadaranku itu, aku hanya bisa berdoa dan berzikir. Ini membantuku untuk tetap tenang menghadapi situasi yang sebenarnya telah berulang kali kualami. Istigfar terus kuulang-ulang. Memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahanku. Jikalau ini adalah saat terakhirku, aku ingin dalam keadaan mengingat-Nya.

Setelah berulang kali bernapas pendek dan cepat, aku mencoba menghirup oksigen dalam tarikan yang panjang. Kuhirup gas kehidupan itu sebanyak dan sedalam mungkin. Kupikir dengan banyaknya oksigen yang memenuhi tubuh, kesadaranku akan pulih seperti sedia kala. Biasanya memang itu berhasil membuatku sadar kembali.

Kuhela napas panjang dan berharap bisa bangkit dari kelumpuhan ini. Hhhhhh… Oh, ternyata masih belum bisa. Napasku terus tersengal-sengal dan tubuhku masih terasa berat dan kaku.

Kucoba sekali lagi menarik napas panjang. Hhhhh… Berhasil! Alhamdulillah, Ya Allah… Akhirnya aku terbangun. Kulihat sekeliling dan kembali bisa merasakan suasana hidup yang sempat ku tinggalkan.

Kuatur napasku supaya bisa normal. Aku tak ingin kembali lagi dalam kelumpuhan tadi. Rasanya sungguh tak enak. Aku duduk di pinggir kasur untuk mengusir kantuk. Aku takut bila tidur lagi akan mengalami hal yang sama.

Bukan pertama kalinya kejadian seperti itu menimpaku. Yang kuingat, sejak SMA aku mulai mengalaminya. Durasinya memang tak lama dan frekuensinya juga tak sering. Hanya jarang-jarang saja kualami. Meskipun begitu, rasanya tetap tak mengenakkan. Terkadang terasa mengerikan karena kupikir aku melihat ‘sesuatu’ saat serangan itu datang.

Apa yang kualami itu kata orang tua zaman dulu disebut ketindihan. Katanya sih terjadi karena ditindih setan saat sedang tidur. Hiii…

Ternyata, ketindihan ada penjelasannya dalam medis. Seorang guru pernah mengatakan bahwa ketindihan terjadi karena ada aliran darah yang tak lancar hingga memengaruhi kerja otak. Hal itu lebih masuk akal bagiku. Kucoba mencari lebih dalam lagi tentang fenomena ini.

Dalam dunia medis, ketindihan disebut dengan sleep paralysis. Ini merupakan salah satu parasomnia atau gangguan tidur. Sleep paralysis merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tubuh sulit bergerak saat awal tidur, sedang tidur, atau saat akan bangun tidur. Saat mengalaminya, kesadaran serta indra tetap bekerja, tapi badan terasa seperti ditekan sehingga sulit untuk bernapas.

Kondisi ini tidak berbahaya dan biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja setidaknya sekali dalam seumur hidup. Gangguan tidur ini bisa dimulai dari kecil dan saat usia 20-30 tahun akan lebih sering dialami.

Penyebab utama ketindihan atau sleep paralysis adalah adanya gangguan dalam proses sinkronisasi otak dan tubuh saat tidur. Fenomena ini terjadi saat mekanisme otak dan tubuh tumpang tindih. Keduanya tidak berjalan selaras saat tidur hingga membuat kita tersentak bangun di fase tidur REM.

Jadi, begini penjelasannya berdasarkan artikel yang saya baca di klikdokter.com, bahwa tidur itu memiliki dua fase utama, yaitu Rapid Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement (NREM). Saat kita tidur, sebagian besar anggota tubuh berada di fase NREM.

Pada fase NREM, tubuh dalam keadaan rileks. Ini adalah tidur ringan karena tubuh, mental, dan pikiran berada di ambang realitas dan bawah sadar. Bisa dibilang bahwa kondisinya adalah setengah sadar. Mata mungkin telah terpejam, namun suara-suara masih bisa terdengar sehingga mudah terbangun atau dibangunkan. Pergerakan mata di fase ini sangat lambat.

Sementara dalam fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tapi mata bergerak dengan cepat. Selain itu, dalam fase ini pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Di fase tidur REM terjadi paradoks ketika aktivitas otak meningkat dan sistem tubuh lainnya aktif, namun otot-otot tubuh justru menjadi lebih rileks.

Pada kondisi transisi dari fase NREM dan REM, orang kadang bisa terbangun dari tidurnya. Saat otak masih dalam keadaan tidur dan seluruh otot juga masih lumpuh karena dalam kondisi rileks, tiba-tiba kita terbangun. Setengah sadar dan setengah bangun. Kita merasa sadar tetapi tubuh tidak bisa bergerak. Saat inilah tubuh mengalami ‘kelumpuhan’ sementara atau disebut dengan sleep paralysis. Diperlukan beberapa saat agar otak dan tubuh bisa sinkron kembali dan bangun dari kelumpuhan tidur tersebut.

Ada sejumlah faktor yang terkait dengan sleep paralysis, yaitu kurang tidur, jadwal tidur yang tidak teratur, tidur telentang, memiliki gangguan tidur seperti narkolepsi atau kram di kaki di malam hari, stres, cemas, depresi, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Apa yang harus dilakukan ketika mengalami sleep paralysis?

Rasanya cukup mengerikan ketika kita tidur kemudian terbangun dan merasakan tekanan yang berat di tubuh sehingga tak bisa bergerak. Ini bisa membuat kita panik, bahkan bisa memunculkan bayangan-bayangan yang buruk seperti berhalusinasi.

Saat kita mengalaminya, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dengan paksa. Selain itu, juga dengan menggerakkan ujung jari tangan dan kaki bisa membantu untuk tetap terjaga dan terlepas dari ‘ketindihan’.

Untuk mencegah terjadinya sleep paralysis, kita bisa melakukan hal-hal berikut:

  1. Istirahat yang cukup
  2. Usahakan memiliki jadwal tidur yang teratur
  3. Tidur dengan posisi yang nyaman
  4. Hentikan penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur
  5. Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol
  6. Berolahraga secara rutin dan teratur
  7. Hindari stres
  8. Jika mempunyai gangguan kecemasan berlebih atau depresi, segeralah konsultasi ke ahli supaya tertangani
  9. Perhatikan obat-obatan yang dikonsumsi
  10. Hindari makan ‘berat’ dalam dua jam menjelang tidur

Tidur dalam Islam

Tidur menjadi saat kita mengistirahatkan tubuh setelah seharian bekerja. Tidur menjaga tubuh tetap sehat dan fit sehingga bisa menjalankan berbagai aktivitas. Tubuh akan terasa segar kembali setelah tidur yang cukup. Saat tidur juga terjadi proses detoksifikasi menurut proses biologisnya. Karena itulah, manfaat tidur sangat baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh.

Islam mengajarkan bahwa dalam tidur ada adab-adabnya. Tidak tidur sembarang tidur saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan panduan bagaimana tidur yang baik.

Berwudu

Sebelum tidur, usahakan berwudu dulu, sebagaimana sabda beliau: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudulah seperti wudu untuk salat. Kemudian, berbaringlah pada sisi bagian kanan badanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berbaring di sisi kanan

Secara medis, tidur di sisi kanan dapat mengurangi beban jantung, menjaga kesehatan paru-paru dan pernapasan, mengistirahatkan lambung, mengistirahatkan otak kiri, dan memaksimalkan penyerapan nutrisi. Ibnul Qayyim menjelaskan manfaat berbaring di sisi kanan seperti berikut: "Tidur berbaring di sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun salat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung, sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat orang semakin malas).” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322)

Berdoa

Sebagai muslim tentu kita berusaha untuk selalu mengingat Allah setiap saat, termasuk ketika akan tidur. Berdoa sebelum tidur untuk meminta penjagaan-Nya selama kita dalam keadaan tidak sadar tersebut. Kita meminta supaya Allah memberikan tidur yang diberkahi sehingga bangun kembali dalam keadaan segar.

Demikianlah. Semoga ada manfaatnya. Wallahu a’lam bish-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Ringan namun Berat
Next
Khilafah: Mahkota Kewajiban Umat Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

membuat panik juga ya... alhamdulillah belum pernah..

Tes komentar
Tes komentar
1 year ago

Bismillah

Tes komentar
Tes komentar
1 year ago

Bismillah tes komentar

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram