Untuk mewaspadai NPD pada generasi, keimanan dan ketakwaan menjadi kunci untuk menghindarinya.
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-NPD atau Narcissistic Personality Disorder adalah salah satu gangguan mental yang menyebabkan seseorang merasa sangat penting, sangat ingin diperhatikan dan dikagumi. Ya, sesuai dengan kata asalnya yaitu narsis, seseorang yang mengidap gangguan ini memang merasa kagum pada dirinya. Sayangnya, kekaguman diri pada NPD sangat berlebihan dan hanya mementingkan diri sendiri. Untuk menentukan apakah seseorang mengidap NPD, butuh analisis dari seorang psikiater karena penderita ini kerap tidak menyadari kekeliruan pada dirinya.
Gejala dan Penyebab NPD
Secara umum, gangguan kepribadian narsistik atau NPD lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Yaitu 75% untuk kasus pada laki-laki dan 25% kasus pada perempuan. Gangguan ini dapat makin parah jika tidak segera ditangani seiring dengan usia penderita. Tak hanya itu, dampak dari gangguan ini dapat merambah pada masalah mental lain, seperti kecemasan berlebih, depresi, gangguan kepribadian antisosial, dan lain sebagainya. (emedicine.medscape.com, 27/09/2023)
NPD merupakan gangguan kepribadian yang umum tersebar di berbagai negara. Dilansir dari kompas.com(24/01/2018), data dari The US National Institute of Health (NIH) menyebutkan bahwa di Amerika Serikat, gangguan ini ditemukan pada 6% populasi. Di Indonesia, memang belum ada data pasti jumlah penderita dari NPD. Namun, di tengah-tengah masyarakat, kebanyakan penderitanya adalah usia muda atau remaja.
Adapun untuk gejala penderita NPD, dapat dilihat oleh sebagai berikut:
- Memandang bahwa orang lain selalu lebih rendah darinya.
- Membanggakan prestasi atau kelebihan pada dirinya.
- Mudah marah jika menerima kritikan.
- Merasa hebat, sombong, angkuh, sampai gila hormat.
- Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
- Emosi mudah berubah drastis jika kenyataan tidak sesuai harapan
Untuk penyebab NPD, meskipun tidak dapat diketahui secara pasti, penyebab gangguan ini bisa sangat kompleks. Pengaruh pola asuh dan lingkungan yang tidak baik bisa menjadi pemicu munculnya gangguan mental ini. Misalnya, ketika orang tua selalu meremehkan anak sejak kecil, kurang memberikan perhatian dan kasih sayang, terlalu memanjakan anak, lingkaran pertemanan yang buruk, dan lain-lain.
Bahaya dan Penanganan NPD
Sebagaimana gangguan kesehatan mental, NPD bisa membawa bahaya jika tidak ditangani dengan baik. Perubahan emosi secara drastis pada penderitanya saat mengetahui realitas tak sesuai ekspektasi memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri. Penyalahgunaan obat juga dapat terjadi pada sebagian penderita yang mengalami depresi. Jika ini terjadi, maka gangguan fisik juga akan menyertai pada penderitanya.
Fantasi-fantasi tentang kesuksesan diri dapat menyebabkan delusi pada penderitanya. Tak ketinggalan, hubungan dengan orang lain juga tidak akan berjalan baik karena sikap merendahkan yang selalu ada saat berinteraksi dengan penderita NPD. Oleh karena itu, penanganan kepada penderita NPD harus dilakukan dengan tepat sesuai dengan tingkat gangguan yang dideritanya.
Penanganan ini membutuhkan psikiater atau dokter spesialis kejiwaan. Seorang psikiater dapat memberikan puluhan kuesioner dan melakukan pembicaraan langsung kepada orang yang terindikasi menjadi penderita. Setelah analisis dan diagnosis dilakukan, maka penanganan baru bisa dilakukan. Kunci dari penanganannya tentu ada apa kesadaran penderita bahwa ia memiliki gangguan dalam kepribadiannya. Harus ada tekad dan usaha yang dilakukan diri sendiri untuk mengubah perilaku yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya tersebut.
Pandangan Islam terhadap NPD
Dalam pandangan Islam, perilaku penderita NPD yang terlalu membanggakan diri bahkan sombong jelas menyalahi syariat Islam. Jika seorang muslim melakukannya dengan sengaja dan sadar, maka ia terkena dosa. Begitu juga dengan sikap lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam seperti memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi atau temperamental untuk hal-hal yang tidak dianjurkan hukum syarak.
Disadari atau tidak, banyaknya kasus NPD merupakan dampak dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini menjadikan kesenangan materi menjadi sumber kebahagiaannya. Dalam sistem ini pula, mendapatkan popularitas diri merupakan ambisi yang sering dikejar oleh manusia khususnya remaja. Sikap materialistis juga tak luput darinya. Bangga dan suka pamer dengan barang mewah, iri terhadap keberhasilan orang lain hingga berfantasi pada kesuksesan diri sejatinya menjadi bagian dari rapuhnya mental diri seseorang.
Kerapuhan ini sangat terlihat ketika penderita NPD tidak bisa menerima kritik atas dirinya. Kritik yang ia dapatkan serasa peluru yang menghunjam sehingga ia berpikir lebih baik mengakhiri hidupnya. Oleh karena itu, penting bagi muslim untuk menghindari segala hal yang dapat membuatnya terperangkap dalam derita NPD.
Ingin diperhatikan, dihargai, dan diakui eksistensinya merupakan bagian dari fitrah manusia. Ini adalah bagian dari naluri mempertahankan diri, salah satu naluri yang Allah berikan kepada manusia. Namun, naluri ini tentu tidak lepas dari rangsangan yang muncul di sekitarnya. Pada dasarnya, naluri ini tak membahayakan jiwa manusia selama kebutuhan jasmani tetap terpenuhi. Hanya saja, rasa gelisah akan melanda jika seseorang tidak dapat mengalihkan hasrat naluri tersebut.
Untuk mewaspadai NPD pada generasi, keimanan dan ketakwaan menjadi kunci untuk menghindarinya. Memahami visi kehidupan yang benar harus senantiasa melekat pada muslim dan juga generasi. Dalam Al-Qur’an surah Az-Zariyat ayat 56, visi kehidupan bagi muslim adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Mendapatkan rida-Nya dan menjalankan aktivitas berdasarkan syariat Islam. Inilah kebahagiaan sejati bagi seorang muslim.
Muslim tidak akan mudah terkena mental illness saat kritik yang membangun diberikan kepadanya. Ia tidak akan merendahkan orang lain karena semua sama di hadapan-Nya. Ia memahami bahwa yang lebih utama dan mulia di hadapan Allah adalah mereka yang bertakwa sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Hujurat ayat 13.
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ...
“... Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Muslim yang memiliki pemahaman Islam dan berpikir cemerlang akan berhati-hati dalam bersikap sehingga tidak mudah terbawa oleh arus sekuler yang hedonis, materialistis, narsis, dan lain sebagainya. Ia akan lebih memilih pandangan Allah dan rasul-Nya daripada pandangan manusia. Ia akan fokus untuk memperbaiki dirinya dan bangkit untuk menjadi agen perubahan bagi orang-orang di sekitarnya.
Penutup
Meskipun jumlah penderita NPD tidak diketahui secara pasti, namun gangguan mental ini dampak berakibat buruk bagi penderita dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi khususnya kepada generasi untuk mewaspadai hal ini. Upaya pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan penanaman keimanan dan visi kehidupan yang benar. Hal ini agar ketakwaan dapat melekat pada diri setiap muslim khusus pada generasi muda atau remaja.
Wallahu a’lam bishawab. []
Innalillah.. bahaya banget ya Mba penyakit NPD ini.. Namun spertinya penyakit ini sudah banyak menjangkiti generasi muda akibat orang-orang pada berlomba-lomba membuat konten hanya untuk narsis dan eksis.
Astaghfirullah, baru tahu istilah NPD. Narsis sudah lama dengar. Harus hati-hati benar apalagi di sistem saat ini bisa menguras emosi
Barokallahu fiik, Mbak
Wa barakallahu fiik mbak Afiyah
Wah.sepertinya sistem hari ini byk mencetuskan pengidap NPD
Ya, memang marak
Wah.
NPD menggejala di sistem hari ini
Ya, enggak laki-laki atau perempuan memang ada yang mengidap NPD
Astaghfirullah. Ngerinya. Taunya.narsis itu yaa yang sifatnya canda-canda aja ya. Misal suka foto2, ngaca2. Terus dikatain sama temennya, dasar narsis lo!
Nah, narsis yang berlebihan sampai mementingkan diri sendiri itulah yang disebut NPD
Memang ya penerapan sistem sekuler kapitalisme menjadi sumber penyakit.
Dalam sistem sekuler, penyakit mental memang beragam
Wah, baru tahu kalo sombong itu penyakit mental. Selama ini tahunya ya bahwa sombong itu nggak boleh. Ternyata termasuk gangguan mental. Semoga kita terhindar dari penyakit ini.
Aamiin.
Aku punya teman yang sifatnya anti kritik, tidak mau menerima kritik samasekali. Jika ada yg mengritik, langsung marah, padahal kan itu untuk kebaikannya. Dia juga selalu ingin diakui, narsis abis. Apakah dia menderita penyakit seperti yg ditulis itu?
Nah, bisa jadi
Wah, ngeri juga ya. Tapi kadang sifat manusia memang selalu ingin dipuji, merasa lebih baik dari yang lain, tidak suka dikritik. Duh, jangan sampai banyak dari kita yang terdeteksi mengalami gejala ini walau cuma setengah atau sedikit, astagfirullah ...
Insyaallah yang paham visi misi hidup dengan benar enggak akan mengidap NPD
Ya Allah bahaya ini ternyata NPD ya, semoga dengan ditanamkannya aqidah pada anak dan lingkungan keimanan, akan dijauhkan dari sikap ini.
Aamiin..
Nomor 4 seremmm
Semuanya serem buat saya. Karena isinya negatif semua. Hehehe
Barakallah mba Firda.
Kudu hati-hati nih menjaga para Gen Z kota agar tidak terpapar Gejala NPD.
Gejala NPD ternyata bukan hanya menjangkiti kalangan gen Z, sekarang sudah banyak kalangan yang terpapar oleh budaya narsis
Tulisan penting bgt buat gen millenial dan gen Z yg suka selfie, flexing, dan narsis atas apapun. Jangan-jangan kenaa sindrom NPD
Kebanyakan penderita NPD memang enggak sadar kalau dia punya gangguan ini
Jazakunnallah ahsanal jaza' kepada Mom dan semua tim redaksi NP