Tatkala Barat masih berkelindan dengan sampah dan limbah yang bau dan kotor, peradaban Islam telah memiliki ribuan toilet. Di abad pertengahan, hampir setiap rumah memiliki toilet dan keberadaan sekelompok orang yang berprofesi sebagai tukang bersih-bersih toilet umum. Oleh karena itu, sangat wajar bila tidak ditemukan catatan tentang wabah polio.
Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Baru-baru ini Kementerian Kesehatan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penetapan status ini setelah ditemukan kasus positif pada bocah perempuan berusia 6 tahun. Selain Klaten, beberapa daerah di Aceh juga ditemukan kasus serupa. Atas penemuan kasus ini, Kemenkes akan menggencarkan lagi pemberian vaksin polio. (viva.co.id, 6/1/2024)
Berkenalan dengan Polio
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio, termasuk dalam keluarga Enterovirus. Virus ini menyerang sistem saraf hingga dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyebaran virus polio melalui kontak langsung dengan feses orang yang terinfeksi, bisa melalui tangan, makanan, atau air yang terkontaminasi.
Ancaman lumpuh permanen hingga kematian membuat penyebaran virus ini harus diwaspadai. Adakalanya anak-anak yang tampak sudah pulih sepenuhnya, dapat mengalami nyeri otot, kelemahan, atau kelumpuhan saat dewasa, 15 hingga 40 tahun kemudian. Tidak itu saja, dari 100 penderita polio yang mengalami kelumpuhan, ada 2 sampai 10 orang berpotensi meninggal karena virus tersebut memengaruhi otot-otot pernapasan. (cdv.gov, 9/1/2023)
Prasasti Mesir kuno yang berupa ukiran batu tegak, dari tahun 1403-1365 SM menunjukkan seorang pendeta dengan tongkat dan kaki yang memiliki kelainan bentuk seperti ciri khas polio. Namun demikian, penyakit ini pertama kali dideskripsikan secara klinis pada tahun 1789 oleh dokter Inggris, Michael Underwood, sebagai penyakit poliomyelitis. Pada tahun 1908, seorang dokter Austria bernama Karl Landsteiner mengidentifikasi virus polio. Landsteiner menemukan bahwa virus ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui feses.
Era pencegahan polio dimulai pada tahun 1955. Jonas Salk berhasil mengembangkan vaksin polio pertama yang aman dan efektif. Vaksin Salk adalah vaksin polio yang disuntikkan. Pada tahun 1961, Albert Sabin mengembangkan vaksin polio oral yang lebih mudah untuk didistribusikan. Vaksin Sabin adalah vaksin polio yang diteteskan di mulut. Vaksin oral ini makin memperluas cakupan imunisasi polio di seluruh dunia.
Saat ini, meskipun polio masih menjadi ancaman di beberapa negara di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Namun, dengan upaya imunisasi yang berkelanjutan, polio perlahan dapat dieliminasi.
Gejala dan Perawatan Polio
Gejala polio biasanya muncul dalam jangka waktu 3 s.d. 21 hari setelah virus menginfeksi tubuh. Gejala awal polio meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, mual, dan muntah. Karena gejalanya mirip dengan flu maka dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti kaku pada bagian leher dan punggung; kesulitan menelan dan bernapas; serta pemeriksaan fisik untuk mendeteksi gangguan pada refleks tubuh. Tidak itu saja, guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak, tinja, atau cairan otak untuk mendeteksi keberadaan virus polio.
Hingga saat ini tidak ada pengobatan efektif pada polio. Tindakan medis yang dilakukan hanya untuk meredakan gejalanya saja. Istirahat cukup, pemberian obat penghilang rasa sakit, fisioterapi, dan terapi pernapasan merupakan beberapa rangkaian perawatan yang dapat diberikan pada penderita polio.
Pencegahan Polio
Polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Ada dua jenis vaksin yang dapat mencegah polio, yaitu vaksin IPV dan OVP. Vaksin IPV (Inactivated Polio Virus) merupakan vaksin polio yang diberikan melalui suntikan. Vaksin ini menghasilkan antibodi dalam darah. Jika terjadi infeksi, antibodi ini mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi penderita dari kelumpuhan. Amerika Serikat menggunakan IPV sejak tahun 2000.
Vaksin OPV (Oral Polio Virus) adalah vaksin yang diberikan dalam bentuk oral. Vaksin ini merupakan ujung tombak pemberantasan polio. Hampir seluruh negara menggunakan OPV untuk menghentikan penularan virus dari orang ke orang. Virus polio yang terkandung dalam OPV mampu bereplikasi secara efektif di usus, tetapi 10.000 kali lebih kecil kemampuannya untuk memasuki sistem saraf pusat dibandingkan virus liar. Hal ini memungkinkan individu untuk meningkatkan respons kekebalan terhadap virus. (polioeradication.org).
Upaya pencegahan lainnya yang tergolong paling murah adalah dengan menjaga PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di mana pun berada. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan salah satu PHBS yang harus senantiasa disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat hingga pelosok daerah, termasuk di sekolah-sekolah.
Islam dan Kebersihan
Walaupun kasus polio ditemukan pertama kali pada tahun dari tahun 1403-1365 SM dan Amerika Serikat mengalami epidemi polio pada tahun 1916 dengan 27.000 kasus dan 6.000 kematian, tetapi tidak ada catatan kasus polio dalam sejarah panjang peradaban Islam. Catatan tentang epidemi yang tersohor adalah wabah taun yang terjadi pada masa Amru bin Ash, tatkala menjadi wali di Mesir pada masa Kekhilafahan Umar bin Khattab. Mengapa tidak ada catatan tentang polio? Jawabannya karena Islam sangat memprioritaskan kebersihan dan kesucian, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
Artinya, "Kesucian itu adalah setengah dari iman."
Sabda Rasulullah saw. ini menggerakkan umat untuk mewujudkan kebersihan dan kesucian diri, pakaian, makanan, minuman, tempat ibadah, dan lingkungannya. Khusus kebersihan lingkungan, tatkala Barat masih berkelindan dengan sampah dan limbah yang bau dan kotor, peradaban Islam telah memiliki ribuan toilet. Di abad pertengahan, hampir setiap rumah memiliki toilet, meskipun tidak ada catatan khusus tentang bentuknya. Pada masa itu juga dikenal keberadaan sekelompok orang yang berprofesi sebagai tukang bersih-bersih toilet umum. Oleh karena itu, sangat wajar bila tidak ditemukan catatan tentang wabah polio.
Prinsip-prinsip hidup bersih dan sehat terus berkembang dalam peradaban Islam. Layanan kesehatan publik tidak hanya tentang penyediaan rumah sakit dan tenaga medis berbiaya murah dan berkualitas bagus. Namun, layanan kesehatan ini meliputi penyediaan pemandian umum lengkap dengan toiletnya, sistem drainase sanitasi yang rumit, dan ketersediaan air bersih. Pada tahun 1683, Khilafah Utsmaniyah membangun 1.400 toilet umum di seantero negeri.
Khilafah memiliki lembaga peradilan bernama hisbah yang dipimpin oleh kadi muhtasib untuk menyelesaikan pelanggaran yang bisa membahayakan hak-hak masyarakat. Kadi muhtasib bertugas menjalankan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dalam rangka mewujudkan kebersihan di tengah-tengah masyarakat, kadi muhtasib bertugas memastikan kelancaran pasokan air untuk mandi, bersuci, dan minum; mendenda para pedagang yang tidak menjaga kebersihan jalanan; menjaga toko-toko tetap bersih dan bebas dari debu; dan mengawasi air limbah agar alirannya tidak mencemari sungai. (muslimheritage.com, 9/4/2021)
Khatimah
Ratusan tahun manusia melawan virus polio. Ratusan juta dolar digelontorkan demi membeli vaksin polio. Kini sudah saatnya kembali hidup bersih nan suci dalam naungan Khilafah. Wallahu a’lam bishawab.[]
Hanya sistem Islam yang komprehensif dalam memelihara dan menjamin kesehatan. Kebersihan, kesehatan, dan kesucian sangat diperhatikan dalam Islam.
Barokallah, Mbak
Wa fiik barakallah, Mba Afi
Sangat merindu sistem Islam ya
Masyaallah, meskipun belum ada pengobatan yang efektif untuk polio, tapi tuntunan Islam untuk menjaga kebersihan menjadi langkah terbaik ya. Barakallah mbak Haifa
Betul, Mba. Menjaga kebersihan secara komprehensif ini yang rupanya mulai diabaikan
Masyaa Allah.
.
Islam dengan seperangkat aturannya, termasuk dalam hal menjaga kebersihan, sungguh mampu menjadi solusi tuntas atasi polio dan penyakit lainnya.
betul, Mbak Maya. Masyaallah. Betapa dahsyat ajaran Islam
Selalu saya ingat, kejadian menimpaku kls 3 SD aku kena lumpuh setelah panas badanku, jalan pun merembet (pegangan dinding), terasa sulit melangkah, kala itu ada pentas kasidahan PHBI dan aku diangkat para guru, badanku sdh ga demam, tapi lama beberapa waktu alhamdulillah saya diberi kesehatan kembali, sejak itu berazzam umurku saya gunakan untuk kegiatan dakwah. Barakallah penulis
Masyaallah. Karunia Allah saja, Mbak diberikan kesembuhan
Masyaallah, semua ajaran dan anjuran yang ada dalam Islam memang untuk kebaikan manusia.
betul. sayangnya, manusia abai dengan kemuliaan ajaran Islam
MaasyaaAllah. Semua hal sudah diatur oleh Islam. Hanya bergaya hidup sehat saat ini tidak murah. Butuh support system negara..
sepakat. kita butuh negara yang menjamin penerapan syariat Islam
Barakallah mba Haifa. Kapitalisasi dunia kesehatan kian tampak. Memang solusinya hanya kembali pada Islam.
wa fiik barakallah, Mba.
Semoga Khilafah segera tegak kembali dan manusia kembali hidup damai sejahtera