Feeling Lonely?

"Seseorang dikatakan sehat secara holistik manakala kebutuhan antara fisik dan psikologisnya balance. Jiwa yang tenang sama dengan mental yang sehat, sama juga dengan jiwa yang tentram. Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana individu menjalani potensi yang dimiliki, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan."

Oleh. Rahmiani. Tiflen, Skep
(Praktisi Kesehatan)

NarasIPost.Com-Apakah ada di antara teman-teman yang sering merasa sendirian, kesepian, seperti tak ada siapa pun yang peduli? Perasaan-pesaraan tersebut telah menjebak diri kita sehingga jatuh dalam kondisi “feeling Lonely”.
Padahal seseorang dikatakan sehat secara holistik manakala kebutuhan antara fisik dan psikologisnya balance. Jiwa yang tenang sama dengan mental yang sehat, sama juga dengan jiwa yang tentram.
Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana individu menjalani potensi yang dimiliki, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan. (Wikipedia)

Sehat mental adalah kondisi ketika batin (hati) dan watak (akal) manusia berada dalam keadaan normal, tentram dan tenang sehingga dapat menjalankan aktivitas dan menikmati hidup. Sebagai identifikasi awal adanya inbalance dalam diri seseorang dapat diamati dalam kondisi-kondisi seperti berikut;

  1. Stress
  2. Konsentrasi menurun
  3. Sulitnya berpikir
  4. Mudah marah atau mudah menangis
  5. Sulit mengambil keputusan
  6. Overthinking
  7. Merasa sendirian dan tak punya teman
  8. Merasa tidak ada yang mengerti dirinya
  9. Malas beraktivitas
  10. Beberapa gejala tersebut di atas menggambarkan bahwa diri seseorang sedang mendapat signal atau semacam symptoms bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Nah untuk mengidentifikasi lebih jauh, mari kita kaji lagi secara mendalam kira-kira apa yang menyebabkan hingga hal tersebut bisa terjadi? Wah, ternyata semua itu dipengaruhi oleh:

  1. Rasa bersalah
  2. Adanya penolakan
  3. Kelekatan emosional yang tidak sehat
  4. Kehilangan dan trauma
  5. Penderitaan
  6. Penyesalan
  7. Rasa takut
  8. Kecemasan
  9. Overthinking
  10. Kegagalan, dll

Kemudian setelah mengetahui etiologi atau sumber permasalahannya, maka sebagai seorang muslim/ah yang baik, tentulah segala permasalahan hidup kita kembangkan pada pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan juga As-sunah, langkahnya adalah sebagai berikut:

Hal pertama adalah memahami rumusan Allah Swt, bahwa Allah Swt tidak mungkin menzalimi umatnya. Sebagaimana firman-Nya,

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ 

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

Yang berikutnya memahami tujuan penciptaan kita di dunia adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

Beribadah itu mencakup segala aktivitas kehidupan manusia.
Kemudian berikutnya, memahami bahwa Allah Swt tidak mungkin menzalimi umatnya, Allah tidak pernah menguji seseorang di luar batas kemampuannya. Sebagaimana firman-Nya.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah ayat 286)

Langkah selanjutnya adalah bersyukur atas segala apa yang kita punya. Sebagai mukmin yang baik, kita harus senantiasa mengingat terhadap segala nikmat yang telah Allah Swt berikan, sebab hanya dengan bersyukur maka manusia tidak akan kufur dan juga futur.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

Setelah itu, mari lapangkan hati menerima segala ketetapan yang telah Allah Swt beri, ikhlas. Sebagai bentuk dari iman kepada qadha (takdir-Nya), salah satunya dengan memaafkan orang yang telah mendalimi serta belajar meminta maaf kepada orang lain yang telah kita sakiti.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw tentang orang yang paling bagus akhlaknya, yaitu beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan (HR Ibnu Hibban). Kita patut menjauhi sifat-sifat zalim dan menzalimi orang lain. Jika pun pernah melakukannya, maka wajib meminta maaf.

Pamungkasnya adalah melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti misal menulis, atau masak, atau yang paling utama adalah menuntut ilmu syar’i. Agar tidak hilang arah, sebab dengan ilmu agama seseorang dapat mengatasi problematika dirinya sendiri kemudian dengan ilmu itu pula wajib didakwahkan pada masyarakatnya.
Mashaallah, tabarakallah, Allahu akbar. Sungguh hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah Rabbul’izzati, memahami dan mengikuti pedoman yang telah disampaikan Allah sebagai risalah kepada sang junjungan Rasulullah saw, maka segala persoalan hidup, termasuk felling lonely bisa teratasi dengan baik.

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.” -Umar bin Khattab-

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 6). Karena kita adalah apa yang kita pikirkan. Wallahu’alam bis showab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rahmiani. Tiflen, Skep Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Big Dream Big Challenge
Next
Ketika Anak Bertanya tentang Sang Pencipta
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram