Setiap anak adalah istimewa. Begitu pula anak-anak yang memiliki kecacatan dalam dirinya. Mereka istimewa dan ditakdirkan untuk orang tua yang istimewa.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tak ada orang tua yang ingin memiliki anak cacat. Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya terlahir dalam fisik yang bagus dan sempurna. Boleh saja berkeinginan dan bercita-cita demikian, tetapi Allah yang punya kekuasaan untuk menjadikan seperti apa ciptaan-Nya.
Tak ada manusia yang bisa memilih akan terlahir seperti apa. Tidak pula ia dapat memilih di keluarga mana ia dilahirkan. Itu semua berada dalam kekuasaan Allah Swt. Manusia tidak bisa menolak atau menghindarinya.
Untuk hal itu, manusia tidak akan dihisab tentang segala yang berada di luar kekuasaannya. Manusia tidak akan ditanya tentang cacat dirinya. Namun, ia akan ditanya tentang apa saja yang telah dilakukannya dengan tubuhnya itu. Ibu tidak akan ditanya tentang anak yang dilahirkannya dalam keadaan cacat. Namun, ia akan ditanya bagaimana ia memperlakukan anaknya yang cacat, pengasuhannya, dan segala hal yang bisa dipilih untuk dilakukan atau tidak dilakukannya.
Lalu, bagaimana sebaiknya orang tua yang memiliki anak-anak yang ‘tak sempurna’ ini berlaku? Semoga yang berikut ini bisa membantu.
Sabar Menerima
Takdir Allah tidak ada yang tahu. Namun, sebagai hamba beriman, kita diajarkan untuk menerima setiap ketetapan-Nya. Islam mengajarkan kita untuk meyakini bahwa segala takdir Allah adalah yang terbaik. Ketika Allah menganugerahkan kita dengan anak yang cacat, maka sikap kita adalah bersabar dan menerimanya. Jangan mencela takdir-Nya.
Memang berat dalam menjalaninya karena kondisi anak yang tidak biasa. Dibutuhkan perhatian dan perlakuan yang ekstra dalam membesarkan dan mengasuhnya. Anak yang tak biasa, membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Maka, kesabaran orang tua akan selalu ditantang.
Ibarat jalan, anak yang luar biasa ini meminta kita untuk melewati jalan yang tak umum, bahkan sulit. Bisa jadi jalan itu akan penuh dengan kerikil, berkelok-kelok, berangin, licin, berduri ataupun terjal. Bisa juga jalan itu mulus dan lurus tanpa halangan, tetapi amat panas, kering, dan panjang. Jika tak sabar, entah apa jadinya. Karena itu, sabar menjadi kunci untuk bisa melewatinya hingga tiba di ujung dengan selamat.
Lakukan Semampunya
Kesabaran menerima takdir-Nya akan memunculkan spirit untuk melakukan sesuatu. Tidak hanya pasrah menerima atau tanpa berbuat apa-apa, tetapi mengupayakan agar anak dalam keadaan baik. Memberi kasih sayang, memenuhi kebutuhannya, dan mendidiknya sebagaimana yang diinginkan Allah taala.
Anak dengan kondisi khusus tentu membutuhkan perlakuan khusus dalam beberapa hal seperti makanan, peralatan pribadi, sekolah, dll. Anak-anak yang memiliki kekurangan pendengaran misalnya membutuhkan alat bantu dengar. Mereka juga butuh pembelajaran khusus mengenai bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi.
Begitu pula anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang seperti autisme, down syndrome, atau tunagrahita. Mereka memiliki kekhususan sehingga cara memperlakukannya pun khusus. Misalnya, anak autis dengan beragam spektrumnya, punya cara belajar yang khas dan unik. Anak-anak ini membutuhkan persiapan belajar yang khusus. Cara mereka merespons dan mengungkapkan sesuatu pun tak sama dengan anak pada umumnya. Bagi yang tak mengerti, mereka akan dianggap aneh, bahkan gila. Padahal, mereka ‘hanya’ berbeda dalam mengekspresikan perasaannya. Mereka juga perlu sekolah khusus yang konsekuensinya orang tua harus mengeluarkan dana yang lebih mahal ketimbang sekolah biasa.
Hal-hal semacam ini tak hanya menguras finansial keluarga, tetapi juga menguras emosi. Untuk itu, lakukanlah yang bisa dilakukan. Upayakan semaksimalnya dalam merawat anak-anak spesial kita. Allah tahu sebatas mana kita bisa. Allah juga pasti akan memberi pertolongan-Nya.
Satu yang harus selalu diingat adalah bahwa Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Ketika Allah menguji kita dengan kondisi anak yang memiliki kecacatan, pasti Allah mengetahui kita mampu menjalaninya. Maka, usahakan saja sekuatnya kita. Selebihnya, serahkan kepada Allah.
Punya Kelebihan
Sesungguhnya Allah Maha Adil. Di balik kekurangan yang dimiliki seseorang, pasti ada kelebihannya. Begitu pula dengan anak-anak yang punya kekurangan ini juga punya sesuatu yang luar biasa.
Banyak contoh di sekeliling kita mengenai anak-anak dengan kekurangan fisik, tetapi memiliki bakat yang luar biasa. Ada yang tak bisa melihat, tetapi punya suara yang indah dan pandai mengaji. Ada yang tak memiliki tangan, tetapi mahir melukis. Ada yang fisiknya amat lemah dan ke mana-mana harus pakai kursi roda, tetapi ia sangat genius. Masih banyak lagi contoh dan kisah anak-anak yang ‘tak sempurna’ dengan kelebihannya masing-masing.
Anak kita pun sama, punya sesuatu dalam dirinya. Kelebihan itu tak melulu dalam hal akademik atau bakat, tetapi bisa juga dari sikap dan pembawaannya yang menyentuh hati. Mungkin secara fisik kekurangan, tetapi akhlaknya sangat baik. Bahkan, hanya dengan melihatnya, kita selalu teringat pada kebaikan. Bukankah ini juga sebuah kelebihan?
Tatkala membersamai anak yang ‘tak sempurna’ senantiasa membuat diri kita makin bersabar, bersyukur, dan dekat kepada Allah, maka ini adalah kelebihannya. Dia yang tak sempurna di mata manusia, tetapi mampu memercikkan inspirasi kebaikan. Dia yang mungkin tak bisa melihat dan mendengar seperti kita, tetapi mampu mengajarkan tentang semangat hidup dan makna kebahagiaan sejati. Tanpa lisannya berkata, dia mampu berbicara tentang indahnya cinta Sang Pencipta kepada hamba yang bertakwa.
Berpikiran Positif
Setiap anak adalah istimewa. Begitu pula anak-anak yang memiliki kecacatan dalam dirinya. Mereka istimewa dan ditakdirkan untuk orang tua yang istimewa. Tak semua orang tua dianugerahi anak-anak yang istimewa. Allah pasti mengamanahkan pada orang yang tepat. Tak mungkin Allah salah.
Ini bisa menjadi pemacu semangat untuk sungguh-sungguh menjalankan amanah yang telah diberikan oleh Allah. Berupaya semaksimal mungkin menjadi orang tua yang terbaik untuk anak istimewa kita.
Mengasuh anak yang memiliki kekurangan sejatinya adalah jalan istimewa yang diberikan untuk hamba yang istimewa. Tak perlu risau dengan perkataan atau pandangan manusia. Sebab, yang kita lalui tidak sama dengan kebanyakan mereka di luar sana. Jalani saja bagian kita dengan selalu bersandar pada kekuatan-Nya. Cukup Allah yang menjadi penguat kita sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa ayat 9:
وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Ladang Pahala
Anak bukan beban atau aib. Anak adalah ladang amal bagi orang tuanya. Anak yang saleh dan salihah bisa menjadi amalan orang tua yang tak terputus pahalanya. Bahkan, anak bisa mengantarkan kita ke surga-Nya.
Memiliki anak yang tak sempurna ini menjadi kesempatan berharga untuk beramal kebaikan. Dalam setiap detik pengasuhan kita terhadapnya, ketika dilandasi karena Allah, maka akan mendatangkan pahala. Di setiap suapan kita untuknya akan mengalirkan pahala. Di setiap peluh saat menjaganya, menderaslah pahala bagi kita. Di setiap genggaman tangan kita yang menuntunnya, ada pahala di sana. Dalam setiap ucapan dari lisan kita untuk mengajarinya, merekahlah pahala dari-Nya.
Seakan ringan, tetapi realitasnya tidak demikian. Namun, jika Allah menjadi tujuan kita, maka sungguh tak ada yang berat.
Wallahu a’lam bishshawwab []
Masyaa Allah..
Salut buat para ibu di luar sana yang mampu memberikan kehidupan "normal" bagi anak-anaknya yang istimewa. Tapi beratnya menjaga dan mendidik mereka di sistem yang salah. Barakallah mb Dina
Wa fiik barakallah..
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat
Baraakallah Mbak Deena ❤️
Mereka yang mendapat karunia istimewa adalah orang-orang tangguh yang terpilih.
Aamiin..
Semoga Allah kuatkan selalu..
Masyaallah tabarakallah mengalir naskah...
Dapat merasakan memiliki anak istimewa. Sungguh luasa biasa tingkat kesabaran, pengorbanannya di ats segalanya.
Semoga lelahnya berbuah surga. Aamiin
Aamiin..
Doa terbaik untuk mereka yang sedang berjuang..
Anak-anak ini pun menjadi tanggung jawab negara. Sayangnya, sistem menjadikan negara abai terhadap kebutuhan mereka dan anak-anak lainnya secara umum.
Benar, Mba.. MasyaaAllah, salut untuk semua Bunda2 yang dikaruniai anak yang membutuhkan perhatian lebih..
MasyaAllah tabarakallah, luar biasa nasihat dalam pengalaman yang tertuang apik dalam sebuah tulisan keren..
Semoga bisa bermanfaat ya..
Setiap anak spesial dan harus diperlakukan sebaik-baiknya. Semoga kita selalu diberikan kesabaran dan kemudahan dalam membersamai anak-anak. Aamiin. Barakallah untuk penulis.
Aamiin..
Masyaallah tulisannya keren as always. Bertabur nasihat yang menghunjam di dada. Barokallahu fiik, Kanda
Semoga Allah berikan kita kekuatan dan kesabaran dalam membersamai anak-anak kita
Sosok orang tua yang luar biasa karena diamanahi anak yang luar biasa. Dengan amanah yang diberikan akan menjadi ladang pahala yang luar biasa. Semoga senantiasa kuat untuk menerima apapun itu.
.
Aamiin
Mereka yang diamanahi anak istimewa, pasti juga istimewa, terutama dalam kesabaran dan ketelatenannya.
Belajar sabar dan telaten dari anak-anak istimewa
Memang butuh peran negara untuk memberikan pelanan maksimal pada ABK, agar selain mereka bisa mandiri, kesehatan mereka juga bisa terpantau. Mirisnya, sekarang kebutuhan untuk anak² berkebutihan khusus mahal sekali
Betul..