Mencetak Kepribadian Anak Hebat

"Merencanakan anak hebat dimulai dengan mempersiapkan kepribadiannya sejak dini. Maka, agar mampu mencetak anak yang hebat dan berkualitas, orang tua perlu belajar dan mendidik diri terlebih dahulu dengan ilmu dan terus menjadi oran tua pembelajar"

Oleh: Nur Rahmawati, S.H.
Penulis dan Praktisi Pendidikan

NarasiPost.Com-Aset terbesar orang tua adalah anak salih yang mendoakan mereka. Tidak berlebihan jika harapan ini terus diimpikan, yaitu mampu mendidik anak mereka sehingga berkepribadian Islam, menjadi anak hebat, berprestasi dan membanggakan. Inilah harapan terbesar orang tua. Nantinya, anak-anak akan mampu menyelamatkan dan membawa kebaikan dunia dan akhirat.

Sayangnya, para orang tua belum memahami bagaimana cara untuk mewujudkannya, terutama seorang ibu yang sejatinya menjadi pendidik utama dan pertama. Banyak ibu yang lebih suka menyerahkan pendidikan anak pada guru. Alhasil, anak akan menjadi masalah bagi orang tua sekaligus beban di kemudian hari.

Tumbuh kembang anak adalah hal yang tidak boleh dilewatkan karena ini adalah awal anak belajar akan menjadi apa nantinya. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Perlakukan anak berdasarkan tahapan usia

Islam adalah satu-satunya sistem yang sukses melahirkan generasi hebat berprestasi. Dimana prestasi yang hakiki pada anak adalah ketika mereka mampu menyelesaikan masalah hidup pribadi dan orang lain berdasar syariat Islam. Hal tersebut tak lepas dari peran ibu sebagai orang pertama yang berpengaruh atas kesuksesan atau bahkan kegagalan anak. Mendidik anak perlu dipahami dengan melihat tahapan usia, sehingga mempengaruhi perlakuan di setiap usia anak. Yang ini harus dipahami setiap orang tua terutama ibu.

Misalnya anak usia dini sekitar 2-4 tahun yang biasa disebut golden age, Hendaknya orang tua lebih menggunakan cara berkomunikasi yang menyenangkan, dengan menyertakan gambar atau bahasa bercerita dengan bahasa tubuh yang mudah dipahami, sehingga mampu menyerap informasi melalui apa yang mereka lihat, dengar dan alami.

Pada usia ini, kecondongan anak-anak lebih pada visual karena lebih berkesan dan tidak mudah dilupakan. Ini bisa dijadikan cara untuk menanamkan ketauhidan sebagai pondasi awal perkembangannya. Ini bisa dilakukan dengan cara bercerita dan mengamati sekitar.

2. Sekolahkan anak di usia yang pas

Orang tua harus memahami tentang usia kesiapan anak. Saat anak disekolahkan terlalu dini, maka akan membuat mereka belum siap untuk bersosialisasi. Usia anak di bawah lima tahun adalah usia dimana mereka lebih nyaman bersama ibunya. Berbagi mainan belum mampu mereka lakukan dengan ikhlas karena di usia itu, mereka condong mempertahankan miliknya tanpa berbagi.

Maka usia lima tahun adalah usia yang pas untuk mengenalkan anak pada sekolah yang dimulai dari tingkat kanak-kanak (TK) dan usia tujuj tahun tingkat sekolah dasar (SD). Karena di usia tersebut perkembangan otaknya sudah mampu memahami huruf dan angka serta bersosialisasi, sehingga tumbuh kembang otaknya mendukung hal tersebut. Namun jika dipaksakan sebelum usia tersebut akan berdampak pada prestasinya di kemudian hari.

3. Ajak anak mempraktikkan ilmu yang dipelajari

Inilah yang membedakan antara pendidikan di sistem kapitalis dan sistem Islam. Perbedaan itu terletak pada penerapannya. Jika pada sistem saat ini, ilmu yang didapat hanya untuk kepuasan akal dan guna mendapatkan ijazah. Kalaupun dipratikkan, tak lebih hanya sekdarnya dan untuk mendapatkan nilai.

Sedangkan dalam sistem Islam, ilmu didapat untuk dipraktikkan dan pengabdian kepada umat. Oleh karenanya, membiasakan mempraktikkan ilmu yang dipelajari akan menjadikan anak lebih memahami dan terbiasa kelak menjadi ilmuan yang berguna bagi umat. Serta tak lupa untuk mengenalkan tauladan yang tepat yaitu Rasulullah saw. dan Imam-Imam hebat, juga tokoh muslim.

4. Memberikan teladan dan contoh

Orang tua adalah orang terdekat dan yang paling dipercaya serta yang sering dicontoh oleh anak-anak. Oleh karenanya, teladan dan mencontohkan hal-hal baik wajib dilakukan. Memberikan perintah sholat dan ibadah wajib lainnya tidak cukup, perlu adanya penerapan dari orang tua terlebih dahulu, maka anak akan melihat dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Bukankah anak adalah peniru yang handal? leh karenanya, tunjukkan sikap yang patut dicontoh oleh mereka!

5. Mendoakan mereka

Doa adalah senjata ampuh bagi orang tua untuk keberhasilan anak. Perlu dipahami bahwa ucapan orang tua terutama seorang ibu adalah doa bagi anaknya. Oleh karenanya, lebih berhati-hati terhadap ucapan yang akan digunakan ketika ibu sedang marah atas keusilan anak. Doa juga bagian dari ikhtiar terakhir orang tua untuk anaknya agar mereka menjadi seperti yang diharapkan. Karena itu, mendoakan anak disetiap kesempatan perlu dilakukan, dan tidak terbatas hanya pada saat moment tertentu saja, misalnya setelah shalat atau ibadah lainnya.

Merencanakan anak hebat dimulai dengan mempersiapkan kepribadiannya sejak dini. Maka, agar mampu mencetak anak yang hebat dan berkualitas, orang tua perlu belajar dan mendidik diri terlebih dahulu dengan ilmu dan terus menjadi oran tua pembelajar.

Pada dasarnya, setiap anak itu unik karena Allah Swt. menciptakan mereka dengan kecerdasan dan potensinya masing-masing serta berbeda satu sama lain. Jadi, terus membersamai mereka dengan ilmu adalah upaya terbaik yang dapat orang tua lakukan, sehingga mereka menjadi aset masa depan orang tua hingga akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah:

"Apabila manusia telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.
(HR. Muslim).

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nur Rahmawati S.H. nur-rahmawati-sh
Previous
Genderang Kematian Demokrasi
Next
Ketika Manusia diperbudak oleh Waktu
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram