Menyikapi Anak Memasuki Usia Tamyiz

Menyikapi Anak memasuki Usia Tamyiz

Usia tamyiz merupakan usia yang penting bagi perkembangan anak sebab pada usia ini anak sudah menuju kesempurnaan akal sehingga kepribadian mereka perlu diasah dan dioptimalkan untuk menjadi bekal ketika anak masuk pada usia balig.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tahap perkembangan usia anak merupakan hal krusial yang harus diperhatikan oleh orang tua. Ada beberapa tahap perkembangan anak sebelum mereka memasuki usia balig atau dewasa, di antaranya adalah fase usia tamyiz. Anak yang telah memasuki usia tamyiz disebut sebagai mumayiz, sedangkan mumayiz berasal dari kata bahasa Arab, yaitu “mayyaza” artinya membedakan.

Diwartakan dari beberapa sumber, mumayiz merupakan tahap perkembangan usia anak yang sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk, atau manfaat dan mudarat, tetapi dia belum masuk pada usia balig. Terkait batas usia, para ulama berbeda pendapat, beberapa sumber menyebutkan seorang anak yang masuk dalam usia tamyiz, yakni umumnya kisaran 7–12 tahun. Sedangkan menurut Al-Imam An-Nawawi, anak usia tamyiz tidak dibatasi dengan umur. Beliau berkata, “Dan tamyiz itu tidaklah dibatasi pada usia tertentu, tetapi ia berbeda-beda sesuai dengan perkembangan pemahaman seorang anak.”

Apabila terjadi perbedaan pada masa usia tamyiz, hal demikian wajar terjadi sebab perkembangan setiap anak berbeda-beda. Oleh karenanya, orang tua harus memahami kapan seorang anak sudah mulai masuk pada usia tamyiz. Sejatinya, ada beberapa ciri ketika anak masuk pada usia tamyiz, yaitu anak bisa membedakan antara yang baik dan buruk, anak bisa merespons dan memahami suatu pembicaraan, dan anak sudah terlihat mandiri dalam beberapa hal.

Dengan mengetahui fase perkembangan anak akan memudahkan orang tua untuk mengasah kepribadian anak untuk menjadi pribadi yang cerdas dan Islam. Pada perkembangan anak usia tamyiz, orang tua wajib mengasah dan mengoptimalkan kepribadian anak. Mengapa demikian?

Pentingnya Mengasah Kepribadian Anak Usia Tamyiz

Anak adalah hadiah dan anugerah terindah bagi setiap keluarga. Anak merupakan amanah sekaligus ujian yang wajib dijaga dan dididik oleh setiap orang tua sebab mereka bisa menjadi cahaya dan penyelamat orang tuanya di dunia dan akhirat, tetapi sebaliknya mereka juga bisa menjadi malapetaka dan kerugian bagi orang tuanya. Di tangan kedua orang tuanyalah tumbuh kembang anak ditentukan, apakah anak akan memiliki pribadi yang islami atau tidak. Rasulullah bersabda, “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karenanya, orang tua wajib memerhatikan fase perkembangan usia anak agar mereka tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian islami. Tidak hanya itu, aktivitas ini juga merupakan bagian dari strategi untuk mengasah kepribadiannya sehingga anak bisa tumbuh sesuai apa yang kita harapkan. Salah satu fase perkembangan usia pada anak yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah ketika anak masuk dalam fase perkembangan usia tamyiz.

Pada fase ini, orang tua harus mulai mengembangkan dan mengasah kepribadian anak sebab pada usia ini anak menuju pada fase balig atau akalnya tengah menuju pada kesempurnaan sebagai orang dewasa. Pada fase ini, seorang anak sudah mulai mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun mereka belum masuk usia balig. Oleh karenanya, setiap orang tua perlu mengoptimalkan kembali kepribadian anak sesuai tuntunan syariat.

Hal ini perlu dilakukan orang tua untuk kian menancapkan ajaran yang telah diajarkan pada usia dini. Ketika perkembangan anak tidak diarahkan dan dioptimalkan, bukan tidak mungkin lingkungan luar akan memengaruhi pembentukan kepribadian mereka menuju akil balig. Apalagi saat ini kita sadari bersama bahwa faktor lingkungan yang memengaruhi pembentukan karakter anak jauh dari nilai-nilai akidah Islam.

Baca: Mengukir Kenangan Manis Masa Kecil

Di sisi lain, sistem pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini hingga jenjang universitas pun menunjukkan kegagalannya dalam melahirkan generasi-generasi yang berkepribadian Islam. Alih-alih melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, fakta di lapangan menunjukkan anak-anak masih berusia tujuh tahun sudah menjadi pelaku pelecehan seksual, pembunuhan, dan lainnya. Kondisi ini jelas begitu miris bagi orang tua. Seorang anak yang harusnya masih bermain dan belajar justru menjadi pelaku kejahatan.

Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anak pada usia tamyiz. Arahkan mereka pada perbuatan-perbuatan yang baik sebab mereka sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Hal ini agar mereka lebih mengenal dan terbiasa dengan tuntunan syariat serta nantinya mereka siap untuk memikul tanggung jawab sebagai hamba Allah.

Strategi Mengasah Kepribadian Anak Usia Tamyiz

Menurut Muhammad Iwan Januar dalam bukunya Hati Anak dan Lisan Orang Tua, ada beberapa cara untuk mengasah kepribadian anak pada usia tamyiz, di antaranya adalah:

Pertama, pembelajaran agama lebih intens. Pada usia tamyiz, sel-sel otak anak tengah menuju pada kesempurnaan. Oleh karenanya, orang tua harus lebih intens memberikan pembelajaran agama dan menanamkan akidah Islam lebih dalam lagi agar anak-anak lebih mengenal hukum-hukum dalam setiap perbuatan manusia. Ajarkan mereka bahwa hidup adalah mencari rida Allah, ada konsekuensi dalam setiap perbuatan manusia, dan lainnya.

Di sisi lain, dengan mengajarkan agama lebih intens lagi kepada anak-anak akan membiasakan mereka untuk melakukan aktivitas kebaikan. Misalnya, ketika anak dibiasakan untuk menghafal Al-Qur’an, dibiasakan untuk menutup aurat sejak dini, dan ajaran agama lainnya akan membuat mereka nantinya ketika dewasa terbiasa melakukan perbuatan tersebut sendiri.

Kedua, kenalkan dengan sosok yang saleh. Pada fase ini mengenalkan anak pada sosok teladan yang saleh sangat dianjurkan. Hal ini agar anak-anak tidak salah untuk mengidolakan, bahkan menjadikan sosok tersebut sebagai panutan dalam kehidupannya. Gambarkan bagaimana perjuangan Rasulullah dan para sahabat Rasulullah di masa kejayaan Islam dan kedudukan mereka di sisi Allah. Begitu pula membandingkannya dengan sosok yang melawan Allah, seperti Abu Jahal, dan lainnya serta konsekuensi yang didapatkan ketika menentang Allah.

Ketiga, berlatih untuk mandiri. Pada masa ini anak harus dilatih untuk mandiri dan bertanggung jawab sesuai kadar kemampuan. Hal ini agar mereka bisa terbiasa untuk melakukan aktivitas tersebut sendiri, bahkan mampu bertanggung jawab dengan perbuatannya ketika telah memasuki usia balig. Para ulama pun telah sepakat bahwa pada masa ini seorang anak boleh melakukan muamalah pada batas tertentu. Misalnya, membeli kue sendiri atau membeli sabun di warung, bahkan seorang anak sudah bisa untuk melakukan azan.

Keempat, tingkatkan kepercayaan diri anak. Pada masa ini meningkatkan kepercayaan diri anak begitu penting sebab kondisi ini akan melatih mereka sebagai pemimpin dan menjadi bekal ketika dia dewasa sebagai bagian dari pelaksanaan syariat Islam, salah satunya amar makruf nahi mungkar.

Kelima, jauhkan anak dari konten negatif. Pada usia ini, anak-anak cepat merespons dan mengikuti hal-hal yang positif, tetapi sebaliknya ia juga cepat merespons dan mengikuti hal-hal yang negatif. Oleh karenanya, orang tua wajib menjauhkan mereka dari konten-konten negatif agar tidak mudah ditiru, menjaga mereka dari pergaulan bebas, menjaga dari kata-kata yang tidak baik, dan berbagai konten negatif dari media, baik televisi maupun handphone. Dalam konteks ini, sangat baik memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga.

Khatimah

Usia tamyiz merupakan usia yang penting bagi perkembangan anak sebab pada usia ini anak sudah menuju kesempurnaan akal sehingga kepribadian mereka perlu diasah dan dioptimalkan untuk menjadi bekal ketika anak masuk pada usia balig. Wallahua’lam Bisshawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Menurun
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
8 minutes ago

Dibanding fase baligh seseorang, fase mumayyiz lebih singkat, tetapi pendidikan di fase inilah yang menjadi landasan memasuki fase baligh. Para orang tua tidak melewatkan kesempatan untuk membekali anak dengan hal-hal yang membuat anak bisa bertanggung jawab atas dirinya ketika memasuki usia baligh. Tulisan yang bermanfaat

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram