Larut dalam Nostalgia, Bentuk Kebahagiaan Orang Tua

Tak dimungkiri, nostalgia masa lalu kadang menarik untuk diulik, hanya saja standar syariat harus hadir saat mendengarkan kisah masa lalu orang tua yang menarik.

Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Menjadi tua adalah hal yang niscaya. Alangkah baiknya jika bertambahnya usia menjadi tua diiringi dengan ketakwaan, sederhana, arif, dan bijaksana. Tak semua orang kala berusia senja menjadi pribadi yang menyenangkan bagi anak-cucu, keluarga besar, kerabat, sahabat, ataupun tetangganya. Usia senja kala identik dengan pribadi yang emosional dan sangat peka.

Namun demikian, ada juga orang telah senja begitu menyenangkan. Kasih sayangnya pada keluarga, saudara, sahabat, dan tetangga tak ada batasan. Sayang karena Allah menjadi satu-satunya landasan. Kesadaran akan kematian terus mengiringi setiap hela napas yang diembuskan. Mereka menjadi pribadi yang sangat menyenangkan dan dirindukan.

Seorang dengan usia senja ini akan rajin beribadah pada Sang Maha Pencipta seluruh amal atau perbuatannya tak dibiarkan sia-sia. Kesadaran waktu yang tak akan lama, kerap membuat mereka bernostalgia tentang masa muda yang dilewatinya. Betapa kisah-kisah masa lalu akan mengalir begitu saja pada anak cucunya. Mungkin ada pengulangan dalam setiap susunan kata, tetapi itu bisa jadi adalah sesuatu yang begitu berharga.

Sebagai anak atau cucu, ikut larut dalam nostalgia orang tua akan menjadi sebuah penghargaan bagi mereka. Nostalgia juga menjadi bentuk kebahagiaan mereka. Tak perlu berjumpa dengan teman di masa muda, menceritakannya saja sudah mengundang bahagia. Nostalgia bukan tentang lagu lawas yang teduh untuk didengarkan bersama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa bermakna kenangan manis di masa silam. Selain itu makna nostalgia adalah kerinduan (kadang-kadang berlebihan) pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang. Benar, kenangan masa lalu itu yang bisa mewujudkan kebahagiaan tersendiri. Apalagi jika orang yang telah senja masih bersua dengan teman lama dan saling berbagi cerita, derai tawa bahagia akan terhias pada wajah mereka. Maka, larut dalam nostalgia akan membangkitkan kebahagiaan yang mereka idamkan dari masa lalu.

Larut dalam nostalgia orang tua, selain penghargaan akan masa lalu, hal itu bisa menambah kebahagiaan mereka. Bukan karena telah bercerita tentang masa lalu yang tak terlupakan, sebagai anak atau cucu harus benar-benar memperhatikan apa isi dari nostalgia itu. Sekiranya itu selaras dengan syariat Islam, patutlah dicontoh dan diapresiasi secara langsung. "Masyaallah, kisah Bapak indah sekali. Semoga kami bisa seperti, Bapak." Contoh respons jika orang tua bernostalgia akan amal yang berpeluk ketaatan.

Sebaliknya, jika kisah yang disampaikan adalah kisah yang jauh dari ketaatan, sebagai anak atau cucu bisa memberikan respons penghargaan tanpa menghakimi. Misal seorang ibu yang bercerita masa lalu yang penuh kebahagiaan bersama teman-temannya saat bakti sosial, halabihalal, atau aktivitas lainnya yang sejatinya bagus, tetapi ada yang melanggar syariat. "Subhanallah, kisah Ibu memang indah. Sepertinya lebih indah jika dahulu ibu tidak campur baur dan memakai kerudung." Mungkin nanti akan mengalir kenapa di zaman itu muslimah banyak tidak pakai kerudung. Hal itu akan menjadi khazanah pengetahuan arus perpolitikan juga bagi pendengar nostalgia.

Larut dalam nostalgia jangan sekadar mendengarkan saja, amar makruf dan apresiasi dengan cara yang baik harus ditegakkan. Tak dimungkiri, nostalgia masa lalu kadang menarik untuk diulik, hanya saja standar syariat harus hadir saat mendengarkan kisah masa lalu orang tua yang menarik. Dengan begitu, orang yang berusia senja tidak akan merasa sendirian karena mungkin sudah sedikit tetangga seusia yang masih hidup, mungkin juga anggota komunitas yang seusai juga kian sedikit.

Larut dalam nostalgia orang berusia senja juga bisa menjadi lembaran ilmu di masa depan nantinya. Kenapa setiap muslim yang bergelar anak atau cucu harus ikut larut dalam nostalgia orang tua? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

Pertama, sebagai bentuk bakti kepada orang tua, terutama anak yang membersamai orang tua yang sudah senja. Allah menetapkan usia seseorang sampai batas yang telah ditentukan. Jika seorang muslim dikaruniai orang tua dengan usia yang panjang, jadikan itu sebuah nikmat yang wajib disyukuri dalam tiap helaan napas. Salah satu bentuk syukur seorang anak atau cucu adalah berbakti kepada orang tua. Salah satunya dengan melarutkan diri dalam nostalgia masa lalu orang tua. Didengarkan saja, orang tua sudah akan bahagia. Apalagi sampai direspons, dikomentari, dan diberi pandangan dengan cara yang baik. Nostalgia itu akan menjadi diskusi hangat yang mampu membuang sepi mereka.

Jamak diketahui, anak dalam cengkeraman kapitalisme juga akan tidak begitu peduli untuk merawat perasaan orang tua, salah satunya dengan melarutkan diri dalam nostalgia mereka. Kesibukan seorang anak kerap sampai menelantarkan orang tua yang sudah kesepian. Sebagaimana dahulu mereka juga banyak meninggalkan sang anak tumbuh tanpa kebersamaan yang berkualitas dan intens. Namun, sebagai seorang mukmin, wajib berbakti dan berbuat baik kepada orang tua apalagi di saat mereka berada di usia senja dan sudah tak banyak teman atau komunitas yang masih hidup di dunia. Nas kewajiban berbakti kepada orang tua adalah,

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Kedua, menjaga suasana keimanan di dalam lingkungan keluarga. Seorang anak atau cucu yang baik, tentu tidak mau orang tuanya bernostalgia untuk hal-hal yang menjauhkannya dari Allah. Melarutkan diri dalam nostalgia orang tua haruslah tegak dalam kesadaran akan hubungannya dengan Allah (idrak sillah billah). Nostalgia yang mengarah pada kemaksiatan akan diarahkan pada kisah-kisah lainnya yang bisa mengabarkan girah Islam. Sehingga, suasana keimanan akan terjaga, nostalgia pun akan bermuara bahagia. Jika suasana keimanan terjaga, semua anggota keluarga yang sedang menikmati nostalgia tetap akan berada dalam koridor keimanan total. Kenapa harus beriman? Hanya orang yang berimanlah yang akan memperoleh petunjuk dan keuntungan hidup. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 5,

اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥

"Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Pada hakikatnya, seorang yang sudah senja butuh teman untuk duduk bersama dan mendengarkan nostalgia yang masih diingatnya. Mendengarkan dan larut dalam nostalgia mereka bukanlah perkara hina. Larut dalam nostalgia justru wujud berbuat baik yang membahagiakan orang tua. Justru ada peluang surga sebagai bentuk bakti dan mengawal nostalgia agar tunduk dalam syariat Islam saja. Wallahu a'lam. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Biaya Hidup Mahal, Bikin Wanita Ogah Punya Anak?
Next
Anak Langit
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

13 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

menjaga suasana keimanan di dalam lingkungan keluarga membuat ikatan keluarga makin erat,, seperti cerita2 nostalgia kenangan indah yang penuh hikmah.

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Wd Mila
1 year ago

Inggih, Mbak

Teti Rostika
Teti Rostika
1 year ago

Masya Allah mencerahkan cikgu

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Masyaallah ... jadi pengingat kita yang berstatus anak untuk terus membersamai orang tua apalagi yang sudah senja.

Senang rasanya saat mendengar kisah-kisah mereka di masa kecil sampai dewasa

Barakallah mbak Afi

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Sartinah
1 year ago

Aamiin wafiik barokallah, Mbak

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
1 year ago

Masya Allah, jadi teringat dengan orang tua dan mertua yang sudah tiada. Mereka dulu juga suka berbagi cerita. Mulai dari kenangan saat sekolah, hingga bertemu jodoh mereka. Sekarang kami hanya bisa mendoakan mereka, agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka. Aamiin

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Mariyah Zawawi
1 year ago

Aamiin

Next kita yang akan nostalgia, Mbak.

Bedoon Essem
Bedoon Essem
1 year ago

MasyaAllah tabarakallah Jazakumullahu khairan ilmunya mb Afiyah..ya Allah ampunilah dosaku dan kedua orang tuaku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku sewaktu kecil.. aamiin

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Bedoon Essem
1 year ago

Aamiin

Deena
Deena
1 year ago

Alhamdulillah.. Masih diberi kesempatan untuk membersamai orang tua di masa senjanya...
Barakallah Mbak Afi.. this is reminder for me..

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Deena
1 year ago

Masyaallah alhamdulillah. Barokallah Kanda. Senangnya masih diberi kesempatan membersamai ortu

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
1 year ago

Masyaallah naskah yg mengupas nostalgia memang asyik utk dibaca. Jadi keingat ortu sendiri, jika udah ngumpul suka ulik2 masa lalu mereka. Di zaman jadul listrik gak ada tv gak ada tpi ada bioskop di kota. Tapi kakek nenek sangat kuat pegang syariat dlm menjaga pergaulan anak2nya. Bahkan jodoh pun ortu yg pilihkan.

Masyaallah nya langgeng hingga 55 th dan makin menua harmonis, penyayang dan humoris. Bukan berarti gak ada ujian dlm RT tetapi cara penyelesaian mereka keren mengedepankan sabar, tenang & komunikasi. Masyaallah bagi kami ortu yg hebat. Semoga Allah memberkahi. Aamiin

La kok ana jd curcol. Suka baca naskah mb Afiyah keren..tak tunggu naskah jadul lainnya ya mb..huwaaa

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
Reply to  Mimy Muthmainnah
1 year ago

Aamiin

Masyaallah Mbak Mimi. Seru dan membahagiakan pastinya. Barokallah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram