Dalam Doa Ibu

Yakinlah selalu pada janji-Nya. Ibu tak bisa membekalimu dengan segudang harta, tapi percayalah doa ibu akan selalu mengiringimu. Dalam doa ibu, akan selalu ada namamu. Doa terbaik untukmu selalu, anakku sayang.

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Anakku sayang, kini kau telah beranjak dewasa. Kau bukan lagi anak bayi yang suka menangis bila lapar atau haus. Kau bukan lagi anak kecil yang hanya tahu bermain-main. Tidak lagi kau merengek supaya keinginanmu terpenuhi.

Kau juga bukan lagi bocah yang hanya peduli tentang diri sendiri. Perlahan kau lepaskan cangkang egosentrisme dan egoisme yang melingkupi. Kau mulai belajar tentang pentingnya berempati dan bersimpati pada sesama. Tak melulu minta dipahami, tetapi berusaha mencoba mencerna setiap situasi dan kondisi.

Hari demi hari, kau belajar memahami hakikat kehidupan. Duniamu bukan lagi seputar kamar dan rumahmu sendiri. Ada jagat raya yang luas dengan segala macam manusia dan geliatnya. Beraneka ragam warna kau lihat setiap saat.

Banyak hal yang berbeda dengan dirimu. Tentu kau tak selalu setuju, namun ada cara yang benar bijaksana dalam menghadapinya. Jangan takut bila dirimu merasa berbeda dengan yang lain. Manusia memang tak ada yang sama. Yang terpenting adalah siapa kita di hadapan Sang Pencipta.

Seiring menanjaknya usiamu, banyak pengalaman hidup yang telah dan akan kau reguk. Asam garam kehidupan makin sering kau rasakan. Pahit getir kenyataan hendaknya dijadikan pelajaran. Pengalaman hidup menuangkan ilmu yang akan menempa diri menjadi lebih bijak.

Kini kau memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Menjalankan kewajiban sebagai muslim dewasa. Setiap lakumu bukan lagi tak berkonsekuensi. Demikian pula, dalam apa yang kau perbuat akan ada ganjaran atasnya. Pahala atau dosa, yang mana akan didapatkan? Syariat Tuhanmu telah memberi panduan.

Bukan remaja biasanya. Yang mengisi hari-hari hanya dengan rebahan, bersenang-senang, atau bermain medsos berjam-jam. Tidak pula tersibukkan dengan seabrek rutinitas duniawi yang sering kali kosong makna. Bukan pula menjadi remaja yang FoMO (Fear of Missing Out), yang lebih takut ketinggalan info kekinian di medsos ketimbang tertinggal salatnya. Remaja yang abai pada sekitar, apalagi kewajibannya.

Tolong, jangan seperti itu, Nak! Namun, berusahalah jadi remaja yang keren dalam ketaatan. Patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Cerdas sesuai tuntunan Al-Qur’an.

Dengan daya pikirmu yang masih segar, kau akan mulai menyelami setiap dinamika peristiwa. Sadarkah kau akan adanya dinding maya yang diciptakan oleh mereka yang mengaku sebagai penguasa dunia? Dibuatlah aturan agar dunia menjadi baik tertata, katanya. Padahal, semua demi kepentingan mereka semata.

Janganlah kau sampai tertipu dengan mulut manis yang berkata: “Kau bebas melakukan apa saja!” Sungguh itu adalah jebakan untuk menjerumuskan dan menghancurkan generasi muda. Muslihat licik agar remaja sepertimu terlena dan jauh dari agama.

Sudah kau lihat sendiri bagaimana rusaknya dunia kini kian nyata. Banyak remaja sebayamu yang terjerat pergaulan bebas dan narkoba. Mereka terseret oleh arus liberalisme yang berbahaya. Mereka terhempas dan hancur olehnya secara hina. Apa kau akan diam saja?

Sebagai remaja muslim yang peka dan peduli, maka bergerak menjadi sebuah pilihan bijaksana. Bukan asal bergerak, namun bertindak untuk mewujudkan perubahan yang hakiki adanya. Saatnya kini kau mengambil langkah-langkah menuju peranmu sebagai agen perubahan. Memperbaiki peradaban manusia ke arah yang benar sesuai aturan-Nya.

Tak sendiri, tetapi bergabung dengan barisan penyeru kebaikan. Bersama manusia-manusia ikhlas yang berjuang untuk-Nya. Sebab perjuangan ini membutuhkan kekuatan bersama. Saling menolong dan mengingatkan agar senantiasa fokus dan kokoh pada tujuan yang telah dicita-citakan. Karena itu, bersyukurlah bila kau menemukan kawan seiring sejalan dalam perjuangan menggapai rida-Nya.

Mungkin saat ini kau merasa jika peranmu kecil atau tak berarti, tapi yakinlah itu juga luar biasa. Sesungguhnya tak ada yang remeh bila dikerjakan ikhlas karena-Nya. Tak ada yang sia-sia dalam dakwah ilallah. Semua tercatat dan terganjar dengan pahala.

Tuangkanlah seluruh potensimu. Berkaryalah untuk kebaikan. Berikanlah semua yang kau punya untuk jalan mulia ini. Kerahkan segenap kemampuanmu agar bisa menjadi mutiara umat yang berkilau cahaya.

Pergilah, Nak! Ibu akan selalu mendukungmu dalam perjuangan ini. Teruslah melangkah meski akan semakin berat. Perjuangan tak menjanjikan kemudahan, apalagi kenyamanan. Tingginya cita-cita meniscayakan besarnya upaya yang dilakukan.

Meski kau akan berpeluh, menangis, sakit, terluka dan berdarah, tapi yakinlah itu semua menjadi saksi di hadapan-Nya kelak. Bahwa kau berada di posisi menjadi pembela agama-Nya, bukan menjadi pecundang apalagi penentang syariat-Nya. Tak mengapa kau berlelah-lelah saat ini, kelak kau akan menikmati hasilnya.

Nak, kau boleh melakukan apa pun, menjadi apa pun atau pergi ke mana saja yang kau suka. Namun, ingatlah bahwa dakwah adalah poros utama. Tanpanya, siapalah kita. Jadikan syariat sebagai tuntunanmu selalu ke mana pun kau pergi. Jangan pernah kau menanggalkan Islam sebagai jati dirimu.

Sejauh apa pun kau melangkah, ingatlah tempat kembali hanya surga atau neraka. Bijaklah menentukan pilihan agar kelak tak menjadi penyesalan. Bukan harta atau kedudukan yang akan mengangkatmu. Amalmulah yang nanti pasti akan menolongmu.

Jangan takut dengan semua tantangan yang menghadang, ada Allah yang membersamaimu. Selama kau menolong agama-Nya, maka Dia akan senantiasa memberikan pertolongan pula. Ibu yakin kau pasti akan baik-baik saja. Semoga Allah memberikan selalu rida-Nya untukmu.

Yakinlah selalu pada janji-Nya. Ibu tak bisa membekalimu dengan segudang harta, tapi percayalah doa ibu akan selalu mengiringimu. Dalam doa ibu, akan selalu ada namamu. Doa terbaik untukmu selalu, anakku sayang.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Kebakaran Kilang Minyak Pertamina, Menyibak Bobroknya Perlindungan Aset Negara dalam Kapitalisme
Next
Moderasi; antara Persepsi hingga Kebangkitan Hakiki
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram