Romantis Itu Suami Dingin Istri Hangat

Begitulah berjodoh. Cara terbaik merawat pernikahan. Satu sama lain saling melengkapi. Jangan saling menunggu yang membuat hati lelah. Jangan mengharap terlalu tinggi, tanpa ada komunikasi. Apalagi ingin mengubah pasangan agar sesuai ekspektasi .



Oleh: Kholda Najiyah
Founder KIS & Bengkel Istri

NarasiPost.com - Saya membayangkan, gak enak juga jadi makhluk bernama laki-laki. Khususnya para suami. Serba salah. Diam dibilang kurang perhatian, cerewet dibilang terlalu mengekang. Bersikap lembut dibilang gak tegas. Giliran tegas dibilang galak.

Menyerahkan keputusan ke istri dibilang kurang pendirian, memutuskan sendiri, dibilang otoriter. Banyak di rumah dibilang pemalas, ke luar rumah, dibilang keluyuran.

Suami kurang perhatian, dibilang gak romantis. Giliran diperhatikan terus, dibilang posesif. Ah, suami memang makhluk serba salah di mata istri. Makanya kadang-kadang, atau sering, suami gak betah dengan sikap istri. Sebab suami susah mengerti wanita.

Sebaliknya, istri merasa gregetan, kesal dan tak sabaran menghadapi suami. Kenapa makhluk ini kaku kayak kanebo gini ya. Dingin kayak lemari es. Padahal memang kodratinya begitu. Ada jutaan yang begitu, bukan suami kamu aja.

Suami itu, sebelum menikah, dia yang agresif menundukkan wanita. Soalnya ikhtiar biar diterima. Setelah menikah, telah terpenuhi hasratnya, makanya berhenti berinisiatif. Merasa tak perlu untuk menyerang. Lah wong sudah didapatkan, ngapain lagi. Makanya lebih cool kayak kanebo. Dingin kayak kulkas. Seolah datang kalau butuh saja.

Sebaliknya perempuan. Sebelum menikah masih malu-malu kucing. Setelah menikah? Lah kok tetap malu-malu. Itu salah. Rugi. Sudah halal, agresiflah. Itu yang diharapkan suami. Hangatkanlah si lemari es.

Mulailah duluan agar dimengerti suami. Memulai komunikasi, maunya apa, bilang. Memulai kemesraan, maunya diromantisi kayak apa, ngomong. Memulai musyawarah, punya pendapat seperti apa, sampaikanlah. Jangan lagi jual mahal. Hangatkanlah hubungan.

Begitulah berjodoh. Cara terbaik merawat pernikahan. Satu sama lain saling melengkapi. Jangan saling menunggu yang membuat hati lelah. Jangan mengharap terlalu tinggi, tanpa ada komunikasi. Apalagi ingin mengubah pasangan agar sesuai ekspektasi.

Berinisiatiflah memulai, agar pasangan memiliki kesadaran akan kebutuhan pasangannya. Karena hubungan pasutri adalah fastabiqul khairat, berlomba-lomba memulai kebaikan. Bukan berlomba-lomba menunggu dibaikin. []

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3025574627568652&id=100003484347696

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Kebutuhan dan Keinginan
Next
Untukmu yang Berhijrah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram