Menjadikan Anak Sebagai Sahabat Dalam Dakwah

Seorang ibu harus memiliki mindset yang benar terhadap anak-anaknya. Anak bukanlah penghalang untuk berdakwah. Anak justru menjadi lahan dakwah bagi seorang ibu.


Oleh Atik Setyawati, S.Si.

NarasiPost.com - Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman: "Sesungguhnya hartamu dan dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. at-Taghabun:15)

Anak adalah penyejuk mata bagi orang tuanya. Doa anak yang saleh senantiasa diharapkan. Namun, anak juga sebagai cobaan bagi kedua orang tuanya yang di sana banyak pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Dengan adanya anak, orang tua tetap harus melaksanakan segala kewajibannya. Salah satu kewajiban adalah kewajiban berdakwah. Karena wajib maka aktivitas dakwah tidak boleh ditinggalkan. Apapun keadaannya, di manapun tempatnya, ketika ada kesempatan berdakwah maka seyogyanya dakwah diserukan. Baik yang belum berkeluarga maupun yang sudah berkeluarga. Baik yang belum memiliki anak maupun yang sudah memiliki anak. Anak adalah sahabat dalam menjalani setiap kewajiban termasuk kewajiban berdakwah.

Seorang ibu harus memiliki mindset yang benar terhadap anak-anaknya. Anak bukanlah penghalang untuk berdakwah. Anak justru menjadi lahan dakwah bagi seorang ibu. Menjadikan anak yang saleh dan mencintai dakwah juga sebagaimana orang tuanya. Anak menjadi sahabat dalam dakwah. Tidak sedikit pengemban dakwah yang keteteran dalam menjalani aktivitas dakwah ketika telah memiliki anak. Apalagi bila anaknya balita baik anak balitanya satu, dua bahkan lebih. Namun, tidak sedikit pula yang banyak memiliki anak, dakwah jalan terus tidak ada masalah. Semua dapat bersinergi dengan baik antar anggota keluarga. Ayah mengerti kapan Ibu akan berdakwah, pun demikian anak-anak. Sehingga tidak ada drama ketika ibu akan berdakwah, atau berangkat kajian dengan drama-drama bersama anak-anaknya yang meminta perhatian.

Ada beberapa tips yang dapat dilaksanakan untuk menjadikan anak sebagai sahabat dalam dakwah, antara lain:

  1. Seorang ibu terlebih dahulu memahami kewajiban berdakwah apapun kondisinya. Ibu menjadikan anak sebagai sahabat dalam dakwah dan pendukung Ibu dalam berdakwah.
  2. Ibu memberikan pemahaman kepada anak bahwa berdakwah adalah kewajiban dan anak tidak boleh mengganggu Ibu ketika Ibu ada dalam sebuah majelis ilmu.
  3. Bekerja sama dengan pasangan untuk saling mendukung dalam dakwah. Suami dapat menjaga anak balita saat ibu harus berdakwah. Tentunya dengan tidak mengganggu jadwal kerja dan jadwal dakwah suami.
  4. Jikapun mengajak anak, bawakan anak mainan dan bekalnya atau buat hal yang dapat menyenangkan anak sehingga anak tidak mengganggu ibu.
  5. Tanamkan pada diri anak agar anak tenang ketika mengikuti agenda ibu. Melibatkan anak dalam kegiatan dakwah.
  6. Berikan perhatian dan senantiasa mengajak bicara anak di saat-saat khusus, sehingga anak dapat mengerti kapan dapat bermain dengan ibu dan kapan harus tenang tidak mengganggu ibu saat ada forum kajian.
  7. Senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala sebagai pemilik amanah. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'aala memberikan kemudahan Ibu dalam mendidik dan menjadikan anak sebagai sahabat dalam berdakwah.

Demikian beberapa tips untuk menjadikan anak sebagai sahabat dalam dakwah. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'aala senantiasa membimbing anak-anak kita untuk dapat menjadi sahabat dalam berdakwah bagi orang tuanya.
Wallahua'lam bishshowwab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kekosongan Kepemimpinan
Next
Mampukah Vaksin Merah Putih Selesaikan Pandemi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram