Mengajarkan Anak Syariat yang Aplikatif


Oleh: Kholda Najiyah
Founder Komunitas Istri Strong (KIS) dan Bengkel Istri

NarasiPost.com - Feminis liberal lagi-lagi mengritik pembiasaan berkerudung pada anak-anak. Menurut tokoh liberal ND Mahmada, mengenakan kerudung pada anak-anak membuat mereka berpikiran eksklusif, karena tampil berbeda dibanding yang lain. Secara implisit hal itu merupakan bentuk pemaksaan, karena anak-anak tidak diberi pilihan. Tentu saja pernyataan ini ngawur.

Masa anak-anak adalah masa belajar, baik ilmu kehidupan, agama maupun sains dan teknologi. Belajar agama bahkan pondasi utama bagi anak-anak agar kelak mampu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Lantas siapa yang mengajarkan? Pertama-tama dan utama tentu saja kedua orang tuanya.

Pelajaran agama ini bukan sekadar teori seperti di bangku sekolah. Bukan pula sebatas dalil-dalil ayat yang disampaikan para guru ngaji mereka. Tetapi harus langsung diaplikasikan agar ilmunya melekat. Karena itu, meski anak-anak yang belum baligh tidak berdosa jika tidak berkerudung, tetapi membiasakan mereka mengenakannya adalah suatu kewajaran belaka.

Harus dipahami, mendidik adalah membentuk pola pikir dan pola sikap. Mendidik berarti mentransfer informasi yang baik dan berguna kepada anak didik, agar dipalikasikan. Tentu saja anak didik tidak diberi pilihan selain mempelajari dan melaksanakannya. Misal, jika anak diajarkan agar jujur, tidak ada pilihan bagi si anak agar boleh tidak jujur. Tidak. Apalagi kewajiban syariat, tidak ada pilihan selain taat.

Nah, berikut ini beberapa poin agama yang harus diajarkan dan langsung diamalkan anak-anak sejak usia dini:

  1. Salat

Taklif hukum salat memang berlaku untuk yang baligh, tetapi pengajarannya dilakukan sejak sebelum baligh. Bahkan anak laki-laki harus dibiasakan salat berjamaah ke masjid. Jangan ada yang julid, kenapa masih kecil sudah disuruh-suruh ke masjid. Bahkan sampai di masjid malah diusir karena dianggap berisik.

Nabi SAW bersabda, "Suruhlah anak-anak kalian agar mendirikan salat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun dan pukulah (jika tidak mau shalat) jika mereka telah menginjak usia sepuluh tahun" Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187).

  1. Membaca Alquran

Pelajaran ini juga diajarkan sejak dini, supaya lidahnya terlatih membaca kalam Allah Swt saat itu juga. Tidak menunggu dewasa baru belajar membaca Alquran dan menghafalnya. Keburu telat.

  1. Menutup aurat

Anak-anak harus sudah paham mana batasan auratnya sejak dini. Jika tidak, nanti kelak setelah besar dia tidak mengerti, mana yang boleh diperlihatkan dan mana yang harus ditutup. Lihat saja generasi milenial zaman ini ketika masih banyak anak-anak dan remaja begitu bebasnya memperlihatkan tubuhnya. Bahkan dipajang di media sosial seperti Instagram.

Ini karena sejak dini tidak tertancap kuat di otaknya, mana batasan aurat dan bagaimana cara menutup aurat dengan sempurna. Padahal Allah Swt. sudah mengajarkan caranya, bahkan sampai tataran teknis bentuk jilbab dan kerudung yang baku seperti apa.

  1. Adab dan akhlak mulia

Adab dan akhlak, juga pelajaran agama yang harus langsung diaplikasikan. Tidak menunggu sampai dewasa ketika mereka sudah bisa memilih. Tidak. Ini harus dibiasakan sejak dini. Bukan sebatas teori. Anak-anak harus bisa bersikap sopan santun kepada orang tua, berkata jujur, berlemah-lembut, berkata baik, tertib, disiplin, senang sedekah, suka menolong dan tidak berlaku aniaya. Masih banyak contoh akhlak mulia lainnya yang harus diajarkan.

  1. Gemar menuntut ilmu

Biasakan anak-anak ikut kajian-kajian Islam. Menonton atau menyimak tayangan Islami. Selain itu, juga memiliki semangat tinggi untuk membaca buku-buku yang beranfaat. Baik buku-buku Islami maupun buku-buku pelajaran, bahkan buku tentang wawasan umum. Tentunya sudah terseleksi jenis bacaannya yang tidak menyesatkan pola pikir anak.

  1. Berbakti kepada orangtua

Termasuk aplikasi ilmu yang harus ditanamkan sejak dini adalah perilaku hormat kepada orang tua. Diajarkan agar birrul walidain atau berbakti pada ayah dan ibunya. Sehari-hari tak segan membantu pekerjaan orang tua. Patuh dan hormat kepada keduanya. Jangan sampai kelak setelah dewasa anak tidak mampu memperlakukan orang tuanya dengan baik, karena sejak kecil tidak terbiasa menghargai keduanya.(*)

Sumber:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3160051727454274&id=100003484347696

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Masihkah Mau Bermaksiat, Enggan Bertobat?
Next
Ibu Rasa Bawang
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram