Pintu Surga Paling Tengah

Pintu Surga paling tengah

Banyak anak tidak mau merawat orang tua, padahal mereka adalah kunci kita untuk membuka pintu surga paling tengah.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Surga adalah negeri penuh kenikmatan yang telah Allah siapkan hanya untuk orang-orang yang bertakwa. Surga mempunyai tingkatan-tingkatan serta pintu-pintu. Diriwayatkan bahwa surga ada delapan tingkatan serta memiliki pintu-pintu dan semua penduduk surga akan masuk melalui pintu-pintu tersebut.

Dalam berbagai hadis, Rasulullah menyebutkan pintu-pintu surga yang wajib kita kejar yaitu pintu salat, pintu jihad, pintu sedekah, pintu puasa (ar-rayyan), pintu al-ayman, pintu haji,  pintu al-kazhimina al-ghaizha wa al-afina ‘an an-naas, pintu ilmu, pintu zikir, dan pintu rida. Akan tetapi, ada satu pintu khusus yang Rasulullah menyebutnya pintu paling tengah. Ia dikatakan sebagai pintu paling mudah untuk dikejar, yaitu pintu birrul-walidain atau berbakti kepada orang tua.

Kewajiban Birrul-walidain

Setiap manusia belum tentu menjadi orang tua, tetapi setiap kita sudah pasti adalah seorang anak. Setiap kita pasti mempunyai orang tua. Sewaktu kecil, orang tua kita begitu all out dalam menyayangi dan mencintai kita. Dikatakan cinta mereka tidak terbatas, kasih mereka sepanjang masa, sayang mereka tidak menuntut balas.

Apa pun rupa dan kelakuan kita, mereka tetap mencintai kita tanpa pamrih. Bahkan mereka siap memberikan jiwanya untuk kebahagiaan anak-anaknya. Bukankah setiap orang tua, ketika menghadapi hal-hal sulit dan darurat yang sampai harus melakukan pilihan siapa yang harus diselamatkan apakah ibu atau anak, pasti mereka tanpa ragu memilih, "Selamatkan anak saya dahulu."

Orang tua adalah pintu gerbang surga bagi setiap hamba Allah. Sering kali kita sibuk mengejar pintu-pintu surga yang lain, padahal ada satu pintu surga yang Allah telah sediakan untuk kita di dekat kita, yaitu berbakti kepada orang tua. Islam sendiri telah mewajibkan seorang anak untuk birrul-walidain atau berbakti kepada keduanya. Dikarenakan begitu besarnya kasih sayang orang tua kita, di dalam Al-Qur'an, ketika Allah menurunkan ayat terkait perintah beriman kepada-Nya, pasti akan selalu disandingkan dengan perintah berbakti kepada orang tua. Kewajiban inilah yang harus dilakukan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang kelak akan membawanya ke pintu surga.

Begitu besarnya kedudukan orang tua yang harus kita pahami, sampai Rasulullah saw. pun bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari yang tercantum dalam kitab Adabul Mufrad no. 2, dari Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhuma, ia berkata Rasulullah saw. bersabda, "Rida Allah itu tergantung pada rida kedua orang tua, begitu pula sebaliknya, murka Allah tergantung pada murka orang tua."

Pintu Surga Paling Tengah

Dalam sebuah hadis lain riwayat Imam At-Tirmidz, dan Imam Ibnu Majah, Rasulullah saw. bersabda,  "Orang tuamu, mereka itu adalah pintu surga paling tengah. Jika kau mau, kau bisa menyia-nyiakannya atau kau bisa mengambilnya (merawatnya)."

Hadis ini mengandung pesan bahwa berbakti dan berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban. Ketika kewajiban ini tidak kita lakukan maka akibatnya adalah musibah besar, yaitu hilangnya kesempatan kita masuk surga. Menyayangi dan melayani orang tua selama keduanya masih hidup merupakan jalan termudah bagi kita menuju surga.

Menuruti dan mematuhi perintah orang tua, selama dalam kebaikan dan bukan dalam hal maksiat kepada Allah, adalah perkara wajib. Pilihan pun ada di tangan kita, jika kita mau mengambil pintu surga paling tengah itu, berbakti kepada keduanya adalah syaratnya. Namun sebaliknya, dengan mendurhakai keduanya maka kita memilih untuk mengabaikan pintu surga tersebut.

Begitu besarnya kewajiban berbakti kepada orang tua sehingga ketika seorang manusia mendurhakai orang tuanya, haram baginya masuk surga. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra., Nabi saw., pun menyinggungnya,

“Benar-benar hina, benar-benar hina, benar-benar hina.” Seorang sahabat bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”(Sungguh hina) seorang hamba yang masih mempunyai dua orang tua yang masih hidup atau salah satu dari mereka yang telah tua, tetapi ia justru tidak dapat masuk surga.” (HR. Muslim)

Jangan Menyusahkan Orang Tua

Orang tua kita adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita, terutama seorang ibu. Beliau telah banyak menanggung penderitaan demi anak-anaknya, dari mulai mengandung yang kondisinya makin berat hingga melahirkan kita dengan susah payah bertaruh nyawa. Tidak berhenti di situ, saat masa menyusui, beliau rela menukar waktu istirahatnya demi menyusui buah hatinya.

Diteruskan ketika masa hadanah atau masa pengasuhan, siapa yang rela membersihkan kotoran-kotoran kita tanpa bayaran? Siapa yang paling khawatir ketika anak sakit? Tentu tidak ada kecuali orang tua kita, bukan? Oleh sebab itu, sungguh jasanya sangat sulit untuk dibalas meskipun seluruh dunia kita berikan. Begitu pula seorang ayah yang rela bekerja tidak kenal lelah memeras keringat dan membanting tulang demi memberikan penghidupan bagi keluarganya.

Begitu sulitnya membalas jasa orang tua, bahkan dikatakan kita belum mampu membalas jasa ibu kita meski dengan menggendongnya untuk berhaji dan mengelilingi Ka'bah. Dalam kitab Adabul Mufrad no. 11, ada sebuah kisah dari Abi Burdah yang melihat Abdullah bin Umar ra. bercakap-cakap bersama seorang penduduk Yaman yang sedang tawaf di sekitar Ka’bah. Penduduk Yaman ini bertawaf dengan menggendong ibunya di punggungnya, ia pun menyenandungkan sebuah syair,

"Diriku ini tak lain hanyalah tunggangan ibu yang sangat patuh."

"Tatkala tunggangan yang lain memilih lari, niscaya aku tak akan pernah lari."

Kemudian orang itu bertanya kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, sudahkah perbuatanku ini membalas budi ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, apa yang kau lakukan itu belum sebanding dengan jasanya meskipun setarikan napasnya ketika melahirkanmu.”

Masya Allah, jika haji saja belum cukup untuk membalas jasa ibu walau hanya setarikan nafasnya, bagaimana amalan kita yang lain? Tentu hanya surga yang pantas untuk membalas jasa mereka, bukan?

Kejarlah Pintu Surga itu, Jangan Abaikan

Orang tua kita telah mempertaruhkan hidup mereka untuk kehidupan kita. Sudah seharusnya kita berusaha membalas mereka dengan berbakti kepada mereka meski dikatakan kita tidak akan pernah bisa membalasnya. Adalah kewajiban seorang anak untuk meringankan beban mereka, melayani, dan memudahkan hidup mereka kala usia senja. Yaitu pada saat mereka menua hingga raga mereka tidak lagi prima dan kala mereka kepayahan dalam melakukan aktivitas karena lemahnya indra mereka.

Sayangi mereka dan jangan menyusahkan keduanya. Ringankan hidup mereka dan jangan menambah beban mereka, termasuk dengan menitipkan anak kita kepada mereka. Usia orang tua sudah tidak lagi ideal untuk pengasuhan anak. Berhentilah menitipkan anak kepada orang tua kecuali dalam kondisi darurat, bukan sebagai pengganti peran ibu karena memilih bekerja atau rutinitas lain. Miris, banyak kita jumpai atau mungkin kita sendiri (sebagai ibu) memilih untuk pergi bekerja dan menitipkan anak kepada kakek neneknya.

Dalam Islam, meski hukumnya tidak sampai pada keharaman, menitipkan anak kepada orang tua merupakan sebuah perilaku yang bisa mengundang dosa karena berpeluang mengabaikan kewajiban hadanah dan menyusahkan orang tua. Apalagi jika alasan menitipkan anak adalah untuk mengejar hal yang mubah atau bahkan hal yang haram. Lalu, apakah tidak boleh apabila kita ingin menitipkan anak kepada orang tua kita? Jawabannya, boleh selama itu kondisional atau accidental.

Mengasuh dan menjaga cucu bukanlah pekerjaan ringan, aktivitas ini membutuhkan kekuatan fisik dan mental. Sementara itu, kondisi raga dan psikologi orang tua yang mulai rapuh karena uzur banyak mengalami perubahan, mereka akan lebih cepat lelah, sensitif, dan cepat tersinggung. Jika hal ini dilakukan malah dapat menzalimi mereka.

Baca juga: Membawa Cinta Sampai ke Surga

Menitipkan anak pada orang tua akan makin melemahkan kondisi mereka, padahal justru kitalah yang wajib menjaga dan merawat mereka. Kita juga wajib bertutur kata dengan lembut serta penuh kasih sayang, bukan malah menambah beban mereka. Ingatlah firman Allah dalam QS. Al-Isra': 23,

“Dan Allah telah memerintahkanmu agar jangan menyekutukan-Nya, juga hendaklah berbuat baik pada orang tuamu dengan perlakuan yang paling baik. Apabila salah seorang dari mereka atau kedua-duanya sampai usia tua dalam penjagaanmu, maka janganlah sekali pun kamu mengucapkan kata, 'ah' kepadanya, dan janganlah kamu menghardik mereka, serta ucapkanlah perkataan yang baik kepada mereka.”

Khatimah

Banyak orang lupa akan kasih sayang orang tuanya sehingga menganggap mereka sebagai beban ketika sudah bertambah lemah dan renta. Banyak anak tidak mau merawat orang tua, bahkan mengirim mereka ke panti jompo atau meninggalkan mereka sendirian, padahal orang tua adalah kunci kita untuk membuka pintu surga paling tengah. Bukankah sudah seharusnya kita all out untuk mengejarnya?!

Jika seorang hamba masih memiliki salah satu atau kedua orang tuanya, sungguh itu merupakan kesempatan yang Allah berikan kepadanya. Jangan sia-siakan, jangan tambah beban orang tua, bahagiakan mereka di sisa hidupnya. Dengan begitu kita berharap kelak dapat masuk surga bersama orang tua kita. Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Koalisi DPR, Siapa yang Diuntungkan?
Next
Ledakan Nuklir untuk Menghindari Kiamat, Mungkinkah?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty
Netty
1 day ago

kasih sayang ortu sepanjang massa, kasih sayang anak sepanjang galah. Ya Allah...

Deena
Deena
1 day ago

Masyaallah.. jadi pengingat bahwa pintu surga itu ada di depan mata..
Mudah, tetapi kadang sulit dilakukan karena beragam alasan..

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
1 day ago

Barakallah naskah keren penuh ibrah dan nasihat, agar memahami dg benar utk tetap berbakti kepada orang tua. Menyayangi dan memuliakannya adalah jalan menuju surga. Ya Allah semoga hati ini terus diberikan hidayah untuk terus berbakti kepada orang tua selamanya. Sebab setetes keringat mereka tak mampu kita balas.

Duh, klo udah bicara ortu meleleh hatiku mb Aya..jazakillah khairan telah menulis ini.

Sartinah
Sartinah
1 day ago

Masyaallah, betul. Pintu tengah itu kini banyak dilupakan anak. Apalagi kalau lihat sekarang banyak anak yang menelantarkan orang tua, bahkan ada yang sampai membunuh orang tuanya.

Semoga kita menjadi anak2 yang berbakti pada orang tua ya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram