Ketika Menjadi Ibu, Ambisimu Tidak Seperti Dahulu

Ketika Menjadi Ibu. Ambisimu tidak seperti Dahulu

Menjadi ibu tidak berarti ambisi harus berhenti. Menjadi ibu adalah fase kehidupan, tentu akan membuat banyak perubahan, tetapi bukan berarti hidup tidak bisa berkembang.

Oleh. dr. Ratih Paradini
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ketika menjadi seorang ibu, ambisimu tidak seperti dahulu. Dahulu kau adalah perempuan bercita-cita tinggi, punya banyak mimpi dan hal-hal yang ingin kau raih. Namun, setelah bayimu lahir ke dunia ini, semua berubah. Mimpi-mimpi yang dahulu kau inginkan perlahan-lahan terasa memudar.

Ketika menjadi ibu, duniamu terasa sempit sekali, berkutat dalam pekerjaan domestik rumah tangga, berputar-putar dari kamar hingga halaman rumah. Jangankan untuk melanjutkan sekolah sampai luar negeri sana, pergi ke kamar mandi saja sudah ditangisi luar biasa, seolah si anak ditinggal ke planet Mars. Kau mulai mempertanyakan identitas dirimu dan merenungkan eksistensimu, seolah semua hilang dan lenyap dalam hidupmu. Teman-temanmu, mimpi-mimpimu, bahkan namamu berganti menjadi ibu anak-anakmu.

Ibu yang Cemburu

Ketika menjadi ibu, menjalani fitrah perempuan terasa berat sekali. Hamil, melahirkan, dan menyusui menjadi kisah-kisah traumatis yang harus kau hadapi bahkan berulang kali. Kau mulai merindukan masa-masa sendirimu, saat ingin pergi ke mana saja tanpa mendengar rengekan dan tangisan terlebih dahulu. Saat bisa bekerja dan belajar mengejar pencapaian-pencapaian yang kau inginkan. Ah, sayup-sayup rasa penyesalan menjalani dunia pernikahan merasuki sanubarimu.

Ketika merasa sangat terpuruk menjalankan peran menjadi ibu, kau mulai cemburu pada teman-temanmu. Ada yang sudah sukses membangun bisnisnya, ada yang sudah jadi ASN di daerahnya, dan ada yang sudah selesai kuliah magisternya. Tidak hanya itu, kau bahkan sangat cemburu pada suamimu. Fisikmu berubah drastis setelah hamil, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan suamimu masih relatif sama seperti saat awal menikah.

Kau mencemburui suamimu yang kini makin sukses dengan kariernya dan masih punya waktu untuk menongkrong dengan teman-temannya. Sedangkan dirimu untuk ke warung depan rumah saja harus kerepotan dengan para bocah.  Kau makin merasa tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa hingga menutup rapat mimpi-mimpimu agar tidak makin terluka. Kau hanya menjalankan hari-harimu menjadi hari-hari biasa dengan rutinitas itu-itu saja. Membosankan? Tentu saja. Melelahkan? Sangat jelas.

Arti Dirimu bagi Anak-anakmu

Sejak menjadi ibu, ambisimu memang tidak seperti dahulu. Lantas apakah memang menjadi ibu adalah petaka kehidupan hingga kau mengutuki bahkan menyesali peranmu saat ini? Sejatinya, menjadi ibu itu anugerah yang sangat indah. Tidak semua perempuan diberi amanah oleh Allah untuk menjalaninya.

Mengurus anak-anak tentu sangat melelahkan, tetapi juga sangat membahagiakan. Misalnya dengan melihat tingkah pola lucu mereka, senyuman tulusnya, hingga mencium bau khasnya. Kau mungkin merasa bukan siapa-siapa di belantara dunia, tetapi bagi anak-anakmu, engkaulah dunianya. Anak-anakmu begitu tulus cintanya, ia tidak peduli dengan kusam wajah maupun bentuk tubuh ibunya. Bagi mereka, engkaulah wanita tercantik di dunia.

Mereka sangat mengagumimu yang mengajari mereka berbagai hal baru. Menurut mereka, engkau adalah orang tercerdas yang mereka temui tanpa melihat gelar atau ijazah terakhirmu. Anak-anakmu selalu bangga padamu. Mereka tidak melihat jabatan dan penghasilan bulananmu. Bagi mereka, engkaulah sosok yang selalu menyediakan segala hal yang mereka butuhkan.

Ibu Meraih Mimpi

Menjadi ibu tidak berarti ambisi harus berhenti. Menjadi ibu adalah fase kehidupan, tentu akan membuat banyak perubahan, tetapi bukan berarti hidup tidak bisa berkembang. Seorang Ibu masih bisa punya mimpi, hanya memang perlu banyak penyesuaian. Kadang harus mengambil jeda atau mungkin merevisi beberapa ambisi agar tetap bisa membersamai buah hati terkasih.

Engkau pasti sadari peranmu sebagai ibu memang sangat berarti, tetapi mimpimu tidak perlu kau khianati. Bercita-cita besarlah, gantungkan cita-citamu setinggi langit sebab bila pun jatuh, kau masih terduduk di antara bintang-bitang. Jangan pernah ragu untuk berambisi. Selama apa yang kau inginkan adalah dalam rangka ibadah kepada Allah maka semua akan bernilai pahala.

Kau mungkin merasa takut dan ragu akan melalaikan peran utamamu bila mengejar cita-cita itu. Mintalah selalu kepada Allah Swt. agar diberi kemudahan dan dimampukan. Tolonglah selalu agama Allah agar Dia pun menurunkan pertolongan-Nya. Dalam QS Muhammad: 7, Allah Swt. berfirman “Wahai orang-orang yang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, Dia akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu."

Support System

Menjalani peran ibu saja tidak mudah apalagi bila ingin meraih mimpi dan mencapai berbagai ambisi. Oleh karenanya, ibu membutuhkan support system. Di balik ibu yang berprestasi, ada suami dan keluarga yang mendukung, menemani, dan memberi apa yang diperlukan. Mulai dari membantu pekerjaan rumah tangga, ikut membantu mengurusi anak-anak, dan selalu memberi semangat agar ibu tidak mudah menyerah pada mimpinya.

Bukan hal yang mudah memang, apalagi di sistem kapitalisme hari ini, jangankan untuk meraih mimpi, untuk bertahan hidup menjadi ibu yang waras saja rasanya sulit. Pendidikan yang dikomersialisasi membuat kaum ibu berpikir dua kali untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Biaya hidup yang makin mahal membuat kaum ibu yang ingin berwirausaha kesulitan mengumpulkan modal. Banyaknya kasus pelecehan membuat kaum ibu merasa tidak aman untuk bekerja dan berkarya di luar sana.

Baca juga: Peranan Ibu dalam Membangun Peradaban Negara

Support system yang juga dibutuhkan adalah negara. Ambisi kaum ibu untuk bisa banyak berkontribusi akan dapat diakomodasi bila negara memberikan kesejahteraan dan perlindungan. Ini sebagaimana pada zaman kekhalifahan, layanan pendidikan, kesehatan, dan keamanan dijamin dan disediakan secara gratis oleh negara

Banyak sekali kaum ibu yang punya reputasi dan prestasi gemilang. Salah satunya diungkapkan oleh Mohammad Akram Nadwi, penulis buku Al-Muhadditsat yang menghimpun profil ulama-ulama perempuan ahli hadis. Pada zaman itu jumlahnya sangat fantastis bahkan mencapai lebih dari 9.000 orang. Hal ini bisa terjadi karena Islam menjadi support system baik dalam membangun optimisme individu, keluarga yang harmonis, maupun negara yang menjamin kesejahteraan dan kebutuhan dasar masyarakat

Khatimah

Islam telah sempurna dalam memberi aturan, termasuk dalam prioritas amal, sehingga sebagai ibu tidak apa-apa bila ambisimu tidak seperti dahulu. Kau mungkin mulai merenungkan skala prioritas. Urusan bukan hanya tentang dirimu, melainkan tentang bagaimana keluarga dan anak-anakmu engkau bina.

Islam tidak mengekangmu sebagai ibu hingga tidak dapat lagi berambisi seperti dahulu. Islam memberimu pencerahan tentang orientasi kehidupan. Mimpi-mimpimu yang tinggi, niatkan hanya untuk mengabdi pada Sang Ilahi. Selain itu, Islam yang diterapkan dalam sistem negara akan menjadi support system bagi kaum ibu dalam meraih mimpi-mimpinya. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
dr.Ratih Paradini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Buruh Gelar Aksi Menuntut Kesejahteraan
Next
Congek Muridku
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Rasti Astria
Rasti Astria
13 minutes ago

Masya Allah keren, barakallahu fiik

Maya Dhita
Maya Dhita
1 hour ago

Islam sangat memuliakan wanita. Hukum syarak yang ditujukan untuk mengatur wanita pun telah Allah sesuaikan berdasarkan fitrah wanita. Masyaallah.

Deena
Deena
2 hours ago

Bersyukur dan bahagia menjadi ibu.
Mungkin banyak keinginan, mimpi, atau ambisi yg terlewatkan dari diri, tetapi banyak hal lain yg menggantikannya. Bahkan, lebih indah dan menenangkan dari yg diinginkan.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
2 hours ago

Seorang anak adalah anugerah terindah dari Allah dan tentunya bagi seorang ibu yang melahirkannya. Berhenti metsih mimpi? Tentu tidak ya , justru menjadi seorang ibu adalah mimpi baru yang tidak semua orang dianugerahi. Ibu bisa mendidik anaknya menjadi generasi tangguh. Inilah mimpi indah yang mesti diwujudkan.

Pendapat ku ya Bu dokter, afwan

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram