Bila amarah telah menjadi rutinitas dalam kehidupan rumah tangga, tentu akan mengganggu dan membahayakan kelanggengan rumah tangga.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernikahan yang bahagia adalah idaman setiap pasangan suami istri. Namun perjalanan menuju rumah tangga idaman tidak mudah. Sering kali kerikil-kerikil tajam turut menyertai hingga menguras emosi. Tidak pelak amarah membuncah membuat pasangan suami istri jadi berjarak.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, pasutri akan menemui berbagai cobaan. Masalah demi masalah datang silih berganti. Kerap air mata tumpah tatkala percakapan hangat tiba-tiba berubah menjadi ajang perdebatan sengit. Perbedaan pendapat membuat emosi menjadi tidak terkendali. Masing-masing memberikan perlawanan, saling menyalahkan, dan melakukan pembenaran versi diri sendiri.
Pepatah lama mengatakan, “Api padam puntung berasap.” Pepatah ini menggambarkan sebuah masalah yang sebenarnya sepele, tetapi disikapi seolah-olah besar. Masalah itu akhirnya merembet ke persoalan lain yang tidak ada kaitannya dengan pokok masalah yang dibicarakan. Alih-alih berdamai, malah muncul pertengkaran. Lantas, bagaimana cara mengatasi amarah terhadap pasangan? Silakan membaca naskah ini hingga tuntas.
Ketika Tersulut Amarah
Dalam kehidupan rumah tangga, perbedaan pandangan merupakan hal yang wajar dan manusiawi karena setiap kepala memiliki pola pemikiran sendiri. Sebelum menikah, pasangan suami istri memiliki latar belakang budaya, tutur bahasa, dan tradisi lingkungan yang berbeda. Inilah yang memengaruhi dan membentuk kebiasaan dan perilaku seseorang.
Namun, bila amarah telah menjadi rutinitas dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga, tentu akan mengganggu dan membahayakan kelanggengan rumah tangga. Pasangan yang tersulut amarah tidak lagi mengindahkan adab berbicara. Kadang tidak sungkan berbicara dengan nada tinggi serta mengeluarkan kata-kata kasar yang dapat menyakiti perasaan pasangan masing-masing.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt. telah mengabarkan agar memperhatikan kalimat yang keluar dari lisan kita. Jika kita melontarkan ucapan buruk atau kalimat tercela, akan tercatat sebagai dosa. Kelak pada hari pembalasan akan dimintai pertanggungjawaban. Allah Swt. berfirman di surah Qaf ayat 18 yang artinya,”Tiada suatu ucapan yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu mengawasi.”
Meredam Amarah dengan Mengenali Pasangan.
Pertengkaran di antara pasutri tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Keduanya harus mencari solusi. Emosi yang membara jika dibiarkan dapat menimbulkan kebencian, kecewa, dan perasaan dendam yang mendalam. Jika sudah begini, bakal berujung perceraian dan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.
Menjaga keutuhan rumah tangga adalah tugas bersama pasutri. Tidak dibebankan kepada salah satu orang saja. Pasutri harus tahu hak dan kewajibannya serta berupaya menjalankan amanah yang telah dibebankan di pundaknya. Selain membangun komunikasi yang sehat, pasutri hendaknya menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, dan kondusif di dalam rumah tangganya.
Baca juga: Janganlah Engkau Marah
Pasutri hendaknya berusaha mengenali kelebihan dan menerima kekurangan pasangan. Kita harus berusaha memahami kebutuhan pasangan, misalnya ingin dihargai, dicintai, mendapatkan pelayanan, dan seterusnya. Kita uga harus memahami sepenuhnya bahwa kebutuhan-kebutuhan itu bila tidak mendapatkan pemenuhan dengan baik akan menjadi pemicu kegelisahan dan lama-kelamaan bisa meledak seperti bom waktu sehingga terjadi pertengkaran. Oleh karenanya, hal-hal tersebut perlu mendapatkan pemenuhan sesuai kadarnya.
Nah, ada beberapa panduan yang dapat dilakukan agar hubungan pasutri tidak berjarak saat amarah muncul, di antaranya:
Pertama, menanamkan sikap keterbukaan. Kita hendaknya memahami bahwa pasangan kita bukanlah orang yang selalu tahu isi pikiran dan hati kita. Oleh karenanya, jika ada persoalan yang mengusik ketidaknyamanan kita, segera beritahu pasangan. Sampaikan isi hati kita secara terbuka kepadanya. Saat memberitahu, kita sebaiknya tetap memperhatikan situasi dan kondisi pasangan. Kita juga hendaknya memilih tempat dan waktu yang tepat.
Kedua, menyampaikan permasalahan dengan tenang. Ketika mengungkapkan perasaan terhadap pasangan, kita harus berbicara dengan tenang, intonasi rendah, tutur kata lemah lembut, dan tidak terburu-buru saat berbicara. Kita harus fokus pada permasalahan yang akan dibahas guna mendapatkan solusi, tidak memperbesar masalah serta menghindari mengungkit-ungkit kesalahan pasangan pada masa lalu.
Ketiga, belajar mendengarkan hingga tuntas. Ketika pasangan sedang berbicara, penting untuk kita mendengarkan hingga tuntas. Biarkan pasangan kita mengutarakan perasaannya. Jangan memotong atau menyela pembicaraan. Tunjukkan minat atau keseriusan kita bahwa kita siap mendengarkannya. Setelahnya, tumbuhkan rasa empati padanya.
Keempat, hindari melontarkan lisan yang tidak baik, semisal sumpah serapah, mengejek, atau menghina pasangan. Terkadang bagi mereka yang kurang sabar akan kesulitan menahan diri untuk tidak segera menumpahkan kegelisahan hatinya. Namun, pada saat lost control, ucapan yang tidak layak kerap terlontar keluar.
Kelima, belajar mengalah meski bisa membalas. Setiap pasangan rumah tangga hendaklah mempunyai keterampilan seni mengalah dalam berkomunikasi. Kita hendaknya berusaha tidak memancing pasangan untuk berdebat atau adu argumen. Sebaiknya kita lebih memilih diam dan segera meninggalkan lokasi pertengkaran. Jika amarah rudah reda, barulah kita berdiskusi lagi dengan kepala dingin. Dengan menghindari perdebatan, amarah akan mereda dan situasi pun menjadi terkendali.
Keenam, berani meminta maaf dan memaafkan. Kita hendaknya menyadari sepenuhnya bahwa pasangan kita bukanlah malaikat, tetapi sosok manusia biasa, sama seperti kita. Pasangan kita lumrah memiliki kekurangan dan berpeluang berbuat kesalahan. Oleh karenanya, memberikan maaf atau meminta maaf kepada pasangan adalah sebuah tindakan jujur, sportif, sabar, dan merupakan sikap rendah hati. Memaafkan dan meminta maaf kepada pasangan merupakan perbuatan luhur nan mulia. Hal ini membutuhkan kelapangan hati. Bagi mereka yang melakukannya akan mendapatkan ganjaran pahala tanpa batas.
Allah Swt. berfirman,
خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)
Ketujuh, menciptakan suasana romantis dan bersikap lemah lembut kepada pasangan. Dalam upaya meredam amarah pasangan, cobalah menciptakan suasana yang nyaman dan romantis di rumah. Hendaklah pasutri berdialog dengan rileks, mengucapkan untaian kalimat yang baik, dan sesekali diselingi canda ringan. Tidak mengapa mengajaknya pergi ke tempat favorit untuk mengenang masa-masa indah yang pernah tercipta pada masa lalu. Jangan gengsi untuk memberikan pujian tulus yang membuat hatinya bahagia atau sekadar mengucapkan terima kasih atas keridaannya telah menjadi pasangan kita. Bentuk apresiasi lainnya adalah dengan memberi hadiah, dijamin hati pasangan pasti "meleleh". Masyaallah.
Khatimah
Pernahkah kita mencermati sebatang pohon yang tumbuh di sekitar rumah. Mengapa pohon bisa tumbuh subur, berdaun rimbun, berbuah lebat, dan akarnya kuat menghunjam bumi? Jawabannya, ternyata pohon telah mendapatkan perawatan baik dari pemiliknya. Setiap hari pohon disiram dan secara berkala diberi pupuk sehingga pohon menjadi sehat dan tumbuh dengan subur.
Begitu pula dalam merawat kebersamaan pasutri, hendaklah dipupuk dengan saling memberikan perhatian, pengertian, pemakluman, dan kasih sayang yang terus membentang sepanjang waktu. Mari kita menjadikan aktivitas rumah tangga sebagai wadah mendulang pahala dan amal jariah. Jika kita menjadikan Islam kaffah sebagai pijakan dalam meniti mahligai rumah tangga dan menyelesaikan persoalan yang melanda, insyaallah pasangan suami istri tidak akan berjarak karena telah memahami hak dan kewajiban masing-masing di hadapan Allah Swt. Wallahua’lam bishawab.[]
Barakallah mbak Mimi.. untuk naskah kerennya.. semoga bermanfaat..
Aamiin Ya Mujibasailiin. Doa yg sama utk Mba Dina sukses dunia akhirat selalu Amin
Masya Allah naskahnya mbak bermanfaat sekali untuk menghadapi persoalan lika liku berumah tangga..
Maa sya Allah keren naskahnya. Adem deh kalau semua pasutri menerapkan tips nya
Barakallah fiik
Rumah tangga bagaikan mereka yg sedang naik perahu di tengah lautan, kadang menghadapi air yg tenang kadang ya gelombang. Tinggal bagaimana si pengemudi mengendalikannya.
Jazakillah khairan mb Een telah komen sukses dunia akhirat untukmu.
Baarakallahu fiik akak mimy, Terima kasih sdh diingatkan
Aamiin Ya Mujibassailiin adik Netty yg makin glowing hehe. sukses dunia akhirat to u Aamiin
Barakallah mbak, untuk tips² nya. Keren
Aamiin ya mujibasailin. Doa yg sama untukmu dek Sri. Alhamdulillah tip merupakan pengalaman sy berumah tangga mendekati ke 29 th. Meski berbeda Islam selalu punya cara menyatukan. Sukses dunia akhirat untukmu.
Masya Allah keren mbak, jadi pengingat ini barakallah
Aamiin Ya Mujibassailiin, doa yang sama untukmu Mba Rasti Jazakillah khairan telah komen, sukses dunia akhirat to u
MaasyaAllah...
Selalu ada Ibrah naskah Mbak Mimi
Barakallahu fiik
Aamiin Ya Mujibasailiin doa yg sama untuk Mb Iha Soleha. Jazakillah khairan telah mampir dimari dan supportnya selalu. Sukses dunia akhirat mb
MaasyaAllah....
Selalu ada Ibrah naskah Mbak Mimi
Barakallahu fiik
Naskahnya keren semoga banyak yang tercerahkan
Masyaallah barakallah..doa yg sama utk kanda Dewi sukses dunia akhirat. Jazakillah khairan t
MasyaAllah, barakallah mbak Mimi.
Memang marah itu bisa berakibat tidak baik. Barakallah telah mengingatkan.
Aamiin Ya mujibasailin
Amarah jika salah cara menempatkan dan menyalurkan akan membawa kerugian. Itulah kenapa penting mempunyai ketrampilan seni mengelola emosi terutama kepd pasangan. Karena sejatinya perbedaan itulah yg menyatukan keduanya. Jazakillah khairan mb Isty telah komen, sukses dunia akhirat to u. Amin
Mengalah bukan berarti kalah, meminta maaf lebih dulu itu lebih mulia, dan memaafkan dan minta maaf itu kewajiban.
Benar, mengalah lalu meminta maaf demi meraih rida Allah sebuah tindakan terpuji.
Jazakillah khairan Mb telah mampir. Sukse dunia akhirat untukmu.
Msrah bagian dari emosi yang mustahil dihilangkan. Akan tetapi bisa dikendalikan. Ini perlu latihan. Apalagi jika kepada pasangan. Barokallohu fiik, mba
Betul setiap diri hendaklah cerdas mengendalikan emosi bila yg dihadapi tdk sesuai hati. Jazakillah khairan mb Novi telah mampir sukses dunia akhirat to untukmu