Jika seseorang memilih Lavender Marriage sebagai pilihan pernikahannya, bagaimana mungkin ia bisa memiliki keturunan?
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Buku Get Up, Guys!)
NarasiPost.Com-Berita tentang rumah tangga selebritas sering kali menarik perhatian publik. Saat ini beredar istilah Lavender Marriage di media sosial yang dikaitkan dengan kehidupan rumah tangga mantan penyanyi cilik SM. Apa itu Lavender Marriage?
Mengenal Istilah Lavender Marriage
Situs Marriage memaknai Lavender Marriage sebagai ikatan pernikahan tanpa ada rasa cinta. Alasannya adalah karena keduanya memiliki orientasi seksual yang berbeda. Salah satunya adalah penyuka sesama jenis (homoseksual atau lesbian) atau biseksual.
Wikipedia sendiri memaknai Lavender Marriage atau pernikahan lavender adalah perkawinan campuran orientasi seksual antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan ini dilakukan demi kenyamanan dan untuk menutupi stigma negatif masyarakat tentang penyimpangan orientasi seksual mereka.
Istilah Lavender Marriage muncul di abad ke-20 yang digunakan untuk mencirikan pernikahan selebritas tertentu. Sebelum Perang Dunia II, sikap publik akan mematikan karier seseorang di industri film Hollywood jika ia mengaku sebagai homoseksual. Kata lavender sendiri digunakan karena mengacu pada campuran warna yang dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+.
Mengapa Memilih Lavender Marriage?
Berbagai alasan mencuat terkait alasan memilih pernikahan lavender, tetapi yang paling utama dijalaninya pernikahan ini adalah untuk menutupi orientasi seksual yang sebenarnya dari masing-masing pasangan. Mereka bersepakat untuk menikah karena kebutuhan untuk menghindari tekanan publik dan menyesuaikan dengan norma masyarakat.
Meskipun penerimaan terhadap komunitas LGBTQ+ sudah mulai tampak di berbagai negara dan pernikahan mereka pun dilegalkan, tetapi lavender marriage masih menjadi pilihan di tempat dengan stigma terhadap kaum penyuka sesama jenis. Maka demi terlihat normal, menghindari tekanan keluarga dan masyarakat serta melindungi karier dan reputasi, pernikahan nyeleneh ini pun menjadi pilihan.
Alasan lain adalah mendapatkan manfaat hukum dan finansial. Sebuah pernikahan adakalanya memberikan manfaat finansial seperti mendapat nafkah, waris dll. Demi alasan ini, seseorang rela menjalani pernikahan pura-pura demi menyembunyikan orientasi seksual mereka yang sesungguhnya.
Aplikasi Kebebasan Berekspresi dalam Pernikahan
Kuatnya cengkeraman sistem kapitalisme mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat saat ini. Ide kebebasan yang diagung-agungkan sistem ini turut mengubah pandangan manusia tentang makna pernikahan. Jika masyarakat dahulu memandang pernikahan dan membentuk keluarga adalah suatu impian yang ingin dicapai, berbeda dengan generasi saat ini yang memandang pernikahan hanyalah sebuah alternatif.
Tercerainya aturan agama dari kehidupan membuat manusia memandang baik aturan yang dibuatnya sendiri. Ikatan pernikahan tak lagi dipandang sakral, suci, dan agung, tetapi cukup sebatas hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Pernikahan bisa terjalin sebatas hubungan platonis, yaitu hubungan yang melibatkan ikatan emosi yang mendalam, akrab, komunikasi intens tapi tidak diikuti nuansa romantis apalagi berhubungan seksual.
Sebenarnya, pernikahan lavender ini juga rentan masalah. Sebuah pernikahan yang dilandasi kepura-puraan, akan menimbulkan konflik batin berupa perasaan tidak nyaman, gelisah, cemas hingga depresi. Mereka terus hidup dalam bayang-bayang kepalsuan demi mempertahankan reputasi namun mengabaikan kebahagiaan. Sejatinya, pernikahan ini telah mengingkari fitrah berpasangan yang telah Allah tetapkan.
Selain itu, ketidaknyamanan yang dialami oleh pasangan pernikahan lavender adalah akibat tertolaknya rasa tenang yang diberikan Allah Swt. dari sebuah pernikahan. Allah Swt. menjanjikan rasa tenang sebagaimana dijelaskan dalam surah Ar-Rum ayat 21 yang artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
Pernikahan Adalah Perjanjian yang Agung
Islam memandang pernikahan adalah mitsaqan ghaliza atau perjanjian yang kuat, yaitu sebuah ikatan suci yang harus senantiasa dijaga. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah surah An-Nisa ayat 21. Perjanjian ini tak hanya antara mempelai dengan Allah dan wali pengantin perempuan, tetapi juga mengikat keduanya. Oleh karena itu, tak selayaknya menempatkan pernikahan layaknya permainan yang bisa diutak-atik sesuka hati.
Pernikahan merupakan manifestasi yang dihalalkan dari gharizah nau’ atau naluri seksual yang nantinya akan melahirkan keturunan untuk melestarikan kehidupan manusia. Allah Swt. berfirman dalam surah An-Nahl ayat 72 yang artinya:
“Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri, menjadikan bagimu dari pasanganmu anak-anak dan cucu-cucu serta menganugerahi kamu rezeki yang baik-baik. Mengapa terhadap yang batil mereka beriman, sedangkan terhadap nikmat Allah mereka ingkar?”
Ketika sepasang pengantin telah melalui ijab dan kabul dan dinyatakan sah oleh penghulu serta saksi-saksi, saat itulah mereka terikat dengan kewajibannya sebagai suami dan istri. Salah satunya adalah bercampur atau jima’. Secara fitrah, Allah Swt. berikan naluri seksual tersebut untuk disalurkan kepada lawan jenis, bukan sesama jenis. Maka jelaslah pernikahan lavender adalah pilihan yang batil dan menyalahi fitrah.
Jika seseorang memilih Lavender Marriage sebagai pilihan pernikahannya, bagaimana mungkin ia bisa memiliki keturunan? Bagaimana nasib manusia di masa mendatang? Maka cukuplah kiranya aturan Allah Swt. saja yang mengatur urusan manusia.
Wallahu a’lam bishawaab.[]
Semakin ke sini semakin ke sana. Astaghfirulloh. Udah saatnya ganti sistem Islam
Dalam sistem sekuker yang mengusung kebebasan memang bikin kehidupan ini tambah suram.
Naudzubillah.
Barakallah untuk penulis.
Makin kesini semakin serem aja. Pernikahan kok aneh2 gitu. Ya Allah, semoga Allah lindungi keluarga muslim dari pernikahan dan perbuatan yg diharamkannya.
Andai saja mereka memahami agama dengan baik, betapa indahnya pernikahan normal dan betapa membahagiakannya persahabatan dalam berumah tangga itu.
Keren naskah mb Irma sedari dulu, sukses dunia akhirat to u
pernikahan kehilangan kesakralannya. Hanya sbg kedok. Aya aya wae ini
Pernikahan untuk menyembunyikan penyimpangan.. parah2.. mempermainkan pernikahan..
Lah, ada-ada saja. Penyimpangan dibungkus dengan bahasa yang cantik, astagfirullah
Penyakit akibat jauh dari islam. Astaghfirullah
Astaghfirullah, inilah buah dari pemikiran liberalis kapitalisme
Rusaknya hidup ketika menjauhkan Islam dari tatanan sosial, perilaku aneh dan menyimpang tumbuh subur di alam sekuler.
Barakallah mba. Semoga umat makin cerdas meninggalkan sistem rusak ini kapitalisme liberal dan beralih ke sistem islam
Ya Allah. Ada-ada aja..Pernikahan model baru macam apa? Barengan tidur, serumah, tetapi pura-pura. Kehidupan liberal benar-benar menghasilkan kreativitas yang membabi buta. Perkara haram halal disepakterjangkan. Benar-benar rusak.
Ngeri ya, kalau ngikutin berita maupun perkembangan zaman saat ini. Akibat pemikiran-pemikiran nyeleneh yang disebarkan oleh ide sekuler. Akhirnya banyak lahir kondisi manusia yg melawan fitrahnya.
Alhasil, walaupun tidak langsung terasa dampaknya tapi pasti akibatnya akan kita rasakan di kemudian hari. Kemerosotan moral dan perilaku manusia sudah mulai terlihat. Jika terus dibiarkan, sudah pasti tinggal nunggu kepunahannya
Barakalah, artikel yang keren. Segala sesuatu yang menyalahi syariat aka mendatangkan kerugian bagi manusia.