Keluarga adalah benteng pertahanan terakhir yang melindungi kita dari serangan musuh-musuh Islam di luar sana. Maka pastikanlah benteng itu kuat dan kukuh, dengan fondasi keimanan dan dinding kebahagiaan.
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Termasuk bagi yang sudah berkeluarga, tentu menginginkan kebahagiaan dan kebaikan pula dalam kehidupan rumah tangganya bersama istri serta anak-anaknya. Hal ini adalah refleksi rasa cintanya kepada mereka.
Rumah tangga adalah fondasi awal kehidupan manusia. Darinya ia akan membangun kehidupan. Jika rumah tangga ini nyaman dan tenteram, ia akan mendapatkan energi positif dalam menjalankan aktivitasnya. Akan tetapi, jika rumah tangganya berjalan tanpa cinta dan kasih sayang di dalamnya, tentu akan membawa dampak buruk seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Maka tentulah ia menginginkan kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik, penuh rasa cinta, aman, dan tenteram serta bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Di dalam Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah sendiri ada banyak sekali tip bagi mereka yang menginginkan kehidupan rumah tangganya bahagia, di antaranya:
1. Bina Rumah Tangga dengan Iman
Karena iman adalah asas dari segalanya. Jika iman kita kukuh, apa pun yang kita bangun pasti akan kuat. Begitu pula rumah tangga yang dibangun di atas fondasi akidah yang kuat kepada Allah, tidak mudah goyah oleh gelombang cobaan yang datang, tidak mudah hancur oleh badai ujian yang mengadang. Ia pun akan mudah mengatasi segala prahara, karena sejatinya tak ada rumah tangga yang selalu tenang tanpa ujian. Akan tetapi, setiap gelombang yang datang akan dihadapi dengan kekuatan iman, yang senantiasa mengembalikannya pada sikap sabar, syukur, dan rida akan takdir Allah.
Seorang muslim yang ingin berkeluarga, harus membangun rumah tangganya dengan fondasi keimanan. Karena setiap kita pasti menginginkan kebaikan bagi orang-orang yang kita cintai, menjaga dan melindungi mereka dari bahaya apa pun, termasuk melindungi mereka dari pedihnya api neraka kelak. Keluarga yang sakinah mawadah warahmah haruslah bervisi masuk surga bersama dan tidak terpisah oleh neraka. Ia akan mengajak, membimbing keluarganya dengan ibadah dan hukum-hukum syariat, serta membiasakan amar makruf nahi mungkar, dan sebagainya. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6,
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan juga anggota keluargamu dari siksa api neraka.”
Begitu indahnya jika rumah tangganya dibina dengan agama. Betapa nikmatnya bila seorang suami yang menyuruh istrinya menjaga aurat, menggandeng anak laki-lakinya salat berjemaah ke masjid, dan mengajarkan ilmu syar'i kepada keluarga. Bahkan Rasullullah pun pernah memerintahkan suami-istri untuk salat malam bersama dalam hadis riwayat Abu Daud, no. 1450; An-Nasa’i, No. 1611, berikut,
“Semoga rahmat Allah atas laki-laki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan salat, kemudian ia membangunkan istrinya lalu si istri pun mengerjakan salat bersamanya. Bila istrinya enggan bangun, ia akan percikkan air di wajah istrinya. Semoga rahmat Allah pun atas seorang wanita yang bangun di malam hari lalu ia salat dan membangunkan suaminya, lalu suaminya pun mengerjakan salat. Bila suaminya enggan bangun, ia akan percikkan air di wajah suaminya.”
2. Istri Taat kepada Suami
Suami adalah pemimpin keluarga, sedangkan istri wajib menaati pemimpin keluarga, inilah salah satu ciri wanita salihah. Ketika istri tak lagi taat kepada suami, maka kepemimpinan dalam rumah tangga telah rusak, dan bahkan berganti peran. Jika sudah begini, maka keharmonisan rumah tangga tak lagi tercipta, akan selalu ada konflik yang menodai kebahagiaan. Seorang muslimah harus bercita-cita menjadi wanita salihah. Karena ketaatan seorang istri kepada suaminya akan membuat keluarga akan harmonis dan bahagia. Rasulullah pun pernah ditanya terkait wanita atau istri terbaik ini, beliau menjawab dalam sebuah hadis riwayat An-Nasai, No. 3231; Ahmad, 2: 251,
“’Siapakah wanita yang paling baik itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Adalah yang menyenangkan apabila suaminya memandangnya, jika diperintah suaminya ia taat, dan tidak menyelisihi suaminya, baik pada diri dan hartanya yang membuat suaminya membencinya.’"
Bahkan istri yang salihah ini pun mendapat jaminan masuk surga dari pintu surga mana saja yang ia mau. Disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, 1: 191; Ibnu Hibban, 9: 471 Rasulullah bersabda,
“Jika seorang wanita senantiasa menjaga salat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluannya dan tidak berbuat zina, taat kepada suaminya, maka dikatakan kepada wanita ini ‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’”
3. Menafkahi dengan Cukup
Rasulullah pernah ditanya oleh Mu’awiyah Al-Qusyairi mengenai kewajiban suami kepada istri, lantas Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Abu Daud, No. 2142,
“Engkau memberi dia makan seperti apa yang engkau makan. Engkau memberinya pakaian seperti apa yang engkau pakai, tidak memukul wajah istrimu, dan tidak berbicara buruk tentangnya, serta tidak memboikotnya dalam menasihati selain di rumah."
Seorang suami mempunyai kewajiban memberikan nafkah yang makruf kepada Istrinya sesuai kemampuannya. Akan tetapi sayangnya, terkadang masih kita jumpai beberapa kasus seorang suami bersikap pelit terhadap istrinya dan tidak menunaikan kewajiban tersebut. Dan bagi seorang istri boleh baginya untuk mengambil harta suaminya tanpa sepengetahuan suaminya, dengan tidak berlebihan.
Rasulullah pernah menyampaikan hal ini saat Hindun binti ‘Utbah yang datang mengadukan perihal suaminya, Abu Sufyan. Beliau bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.https://narasipost.com/family/03/2023/membangun-syakhsiyah-islami-sejak-dini/
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam, telah mengabarkan kepadaku bapakku dari Ummul mukminin Aisyah binti Abu Bakar bahwa, berkata Hindu binti Utbah, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan suamiku adalah seorang lelaki yang pelit. Ia tidak mencukupi nafkahnya kepadaku dan anakku, kecuali jika aku mengambil sebagian hartanya tanpa ia ketahui.’ Maka Rasulullah bersabda: ‘Ambillah olehmu dari hartanya sekadarnya saja untuk memenuhi kebutuhanmu dan anakmu dengan cara yang baik.’"
4. Tidak Gampang Meminta Cerai
Pertengkaran dalam rumah tangga merupakan hal yang biasa. Dan bahkan tak jarang pertengkaran tersebut memicu keinginan untuk berpisah atau bercerai, padahal terkadang hanya karena hal yang sepele dan masih bisa diselesaikan dengan kekeluargaan. Bukan hanya dari pihak suami, akan tetapi sering kali seorang istri pun terlebih dulu menuntut perceraian atau mengajukan khulu' kepada suaminya. Padahal jika ia tahu betapa besar perkara tersebut dalam Islam, ia pasti tidak akan dengan mudah meminta perceraian. Rasulullah pernah bersabda dalam hadis riwayat Abu Daud, no. 2226; Tirmidzi, No. 1187; dan Ibnu Majah, No. 2055 bahwa,
“Siapa saja dari wanita yang meminta talak atau cerai tanpa ada alasan yang jelas, maka ia diharamkan mencium bau surga.”
Keluarga adalah benteng pertahanan terakhir yang melindungi kita dari serangan musuh-musuh Islam di luar sana. Maka pastikanlah benteng itu kuat dan kukuh, dengan fondasi keimanan dan dinding kebahagiaan. Karena dari sanalah kita cetak generasi pemimpin peradaban yang meninggikan kalimat Allah. Wallahu a'lam bishshawab.[]
Masyaallah naskah yg mencerahkan ketika mengarungi mahligai rumah tangga dg memperhatikan empat ketentuan
Rumah tangga adalah ibadah terpanjang. Keren mba Naskahnya.
Semoga kita mampu menjalankan rumah tangga seperti rumah tangga Rasulullah saw.
Barakallah mba @Aya.
Ilmu yang sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang akan membangun bahtera rumah tangga. Menjadi sebuah hal yang tak terbantahkan bahwa Islam akan menuntun umatnya menuju keluarga bahagia dunia akhirat.
Terima kasih.
Tulisan ini mengingatkan saya kalau bahasa bakunya adalah FONDASI.
Bukan PONDASI.
Masyaallah, empat poin yang sangat berharga bagi semua keluarga muslim. Saat Islam tak jadi solusi banyak keluarga tak paham agama, akhirnya 4 poin tersebut pun tak lagi didekap.
Aamiin semoga kita bisa membina ruma tangga bahagia dunua akhirat..
MasyaAllah 4 point penting untuk membentuk keluarga bervisi akhirat.