Spektrum Pahala

"Banyak sekali pengorbanan yang dilakukan orang tua dari anak spesial, demi si buah hati. Bila tidak ada keikhlasan dan kesabaran, maka akan sangat berat. Hanya dengan mengingat Allah saja, semua bisa dijalani. Pahala telah menanti bagi orang tua istimewa ini, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 28:
“Ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Anak adalah anugerah dari Sang Pencipta. Pasangan yang menikah pada dasarnya berharap bisa melahirkan anak-anak yang menjadi kecintaan dan penyejuk mata. Hadirnya anak menjadi pelengkap kebahagiaan biduk rumah tangga.

Anak adalah amanah dari-Nya. Karena itu, sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan aturan Allah Subhanahu wa ta’ala. Orang tua bertanggung jawab membimbing anak-anak menjadi manusia yang bertakwa.

Setiap orang tua tentu menginginkan anak-anaknya dalam keadaan sehat secara lahir dan batin. Menjaga dan merawat anak-anak agar bisa tumbuh dengan baik dan normal, tanpa ada gangguan berarti. Orang tua tak menghendaki anaknya sakit, cacat, fisiknya kekurangan maupun terganggu tumbuh kembangnya.

Salah satu gangguan tumbuh kembang yang bisa dialami anak adalah autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Autisme adalah gangguan fungsi saraf yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan anak dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dan berperilaku.

Anak dengan gangguan spektrum autisme (GSA) cenderung mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran dan mengekspresikan diri. Mereka kesulitan dalam menggunakan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan secara tepat. Mereka juga sulit memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Mereka memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap sesuatu. Suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang bagi orang lain tampak normal, bisa membuat mereka terganggu, bahkan tersakiti. Mereka memiliki ketertarikan yang sempit dan obsesif serta suka melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab autisme. Namun, ada pernyataan bahwa penyebab autisme adalah karena gangguan di bagian otak yang menafsirkan masukan sensorik dan proses bahasa. Laporan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyatakan bahwa autisme bisa disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Dari penelitian ditemukan adanya beberapa kelainan genetik yang bisa memengaruhi seseorang terhadap autisme. Kombinasi gen tertentu dari orang tua bisa meningkatkan risiko anak mengalami autisme (halodoc.com).

National Institute of Health menemukan bahwa hasil tes pencitraan otak anak dengan GSA sedikit berbeda dari anak-anak lain yang non GSA. Ada perbedaan pada beberapa area otak. Kemungkinan, kondisi ini terjadi selama masa perkembangan awal dalam kandungan. Sejumlah ahli berkesimpulan bahwa gangguan tersebut dapat terjadi akibat adanya cacat gen (mutasi) yang akhirnya memengaruhi perkembangan otak dan bagaimana sel-sel otak saling berhubungan satu sama lain (hellosehat.com).

Seorang anak autis bisa sangat terganggu dengan suara mesin motor, hingga ia menjadi gelisah, bahkan marah-marah. Anak autis lainnya bisa tiba-tiba lari ketakutan tatkala melihat benda berbentuk persegi dan berwarna kuning. Ada juga anak dengan GSA yang menjadi lebih waspada kala mencium aroma margarin. Mereka juga seringkali kebingungan, bahkan merasa tidak nyaman bila rute jalan yang biasa dilewati berubah. Akibatnya, mereka bisa mogok di tengah jalan dan tantrum karena tak mampu mengungkapkan perasaannya dengan tepat.

Hal-hal yang tampak biasa dan kecil bagi manusia normal bisa sangat mengganggu bagi anak-anak ini. Tentunya juga masalah besar bagi orang tuanya. Bayangkan bagaimana rasanya bila si anak rewel tak karuan, bahkan tantrum di depan umum, namun kita tak tahu harus bagaimana. Antara malu, takut mengganggu, berusaha sekuat mungkin membujuknya diam, kadang hingga kehabisan akal dan kelelahan.

Kalau Anda melihat anak yang sedang tantrum di area publik, jangan buru-buru menghakimi. Jangan terburu menyalahkan orang tuanya. Bisa jadi dia adalah anak dengan GSA. Anak dengan GSA sering kali tidak bisa diprediksi. Moodnya bisa tiba-tiba berubah bila melihat atau menghadapi situasi yang tak terduga, yang tak biasa ia alami.

Tak tahu harus bagaimana menghadapi situasi yang baru, membuat mereka sangat panik hingga memicu emosi menjadi tak stabil. Yang lebih buruk lagi adalah mereka bisa sampai menyakiti diri sendiri atau orang-orang di sekitarnya. Dan itu bukan karena mereka jahat, melainkan karena tak mampu bagaimana merespons sesuatu dengan tepat.

Orang tua yang memutuskan membawa anak dengan berkebutuhan khusus ini ke area umum, pastinya telah mempersiapkan dengan matang sebelumnya. Demi menjaga anaknya nyaman selama di luar, orang tua bahkan bisa membawa bermacam-macam barang, seolah hendak berangkat ‘perang.’ Ini sekaligus juga demi kenyamanan seluruh anggota keluarga dan orang-orang di sekelilingnya.

Pergi ke luar rumah bagi individu berkebutuhan khusus dan keluarganya tidaklah sesederhana sebagaimana keluarga ‘normal’ lainnya. Yang bisa kita lakukan adalah bersikap sewajarnya. Mereka juga manusia yang memiliki perasaan juga, meski dengan kondisi yang berbeda dan ‘tak biasa.’ Tunjukkan empati dan penerimaan kita guna meringankan ‘beban’ mereka.

Berikut adalah gejala yang tampak pada anak dengan GSA:
• Tidak merespons saat dipanggil namanya.
• Menghindari kontak mata.
• Sering mengulang kata (echolalia), tapi tidak paham bagaimana penggunaannya secara tepat.
• Sulit mengungkapkan emosi dan cenderung tidak peka terhadap perasaan orang lain.
• Lebih senang menyendiri, seolah punya dunia sendiri.
• Sulit memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana.
• Cenderung tidak menyukai kontak fisik dengan orang lain.
• Peka terhadap cahaya, sentuhan atau suara.
• Tidak bisa merespons terhadap rasa sakit secara tepat.
• Rutinitas dalam menjalani aktivitas tertentu dan marah jika ada perubahan.
• Melakukan gerakan repetitif, misalnya mengibaskan tangan atau memutar-mutar badan.
• Cenderung memilih makanan tertentu, misalnya makanan dengan tekstur tertentu.
• Marah, menangis atau tertawa tanpa alasan jelas.
• Menyukai obyek tertentu.

Bila anak memperlihatkan gejala sulit berkomunikasi, perkembangan bicara yang lambat dan tidak sesuai usia, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter atau konsultasikan pada ahli tumbuh kembang anak. Dengan berbagai tes pendekatan, dokter dan ahli akan mendiagnosis jenis gangguan pada anak. Penanganan sejak dini bisa membantu mereka menjadi lebih baik dalam perkembangannya.

Anak-anak dengan GSA membutuhkan terapi khusus untuk mengurangi gejala-gejala autisme supaya tidak terlalu menyulitkannya dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Beberapa terapi yang bisa dijalani oleh anak-anak dengan GSA antara lain:

  1. Terapi manajemen perilaku. Terapi ini mengutamakan dukungan positif, latihan keterampilan, dan bantuan diri sendiri untuk mengembangkan perilaku yang diinginkan sekaligus mengurangi perilaku yang tidak diinginkan pada anak autis.
  2. Terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu untuk mengatasi kecemasan, menghadapi situasi sosial, dan menyadari emosinya dengan lebih baik.
  3. Terapi edukasi. Terapi ini bertujuan untuk mengasah ketrampilan, perilaku dan kemampuan komunikasi.
  4. Terapi okupasi. Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis untuk menyelesaikan tugas sehari-harinya, seperti makan, minum, berpakaian, ke toilet, dsb.
  5. Terapi fisik. Beberapa anak dengan GSA memiliki masalah pergerakan. Terapi ini untuk melatih fisik guna meningkatkan kesehatan, kekuatan, keseimbangan dan postur mereka.

Menjaga asupan nutrisi dan pola konsumsi. Sejumlah anak membutuhkan diet karena memiliki alergi terhadap makanan tertentu yang bisa mempengaruhi fisik dan emosinya. Dalam banyak kasus, anak-anak ini sensitif terhadap makanan yang mengandung kasein (susu sapi dan produk olahannya) dan gluten (ditemukan dalam biji-bijian, seperti gandum dan jelai). Menghindari makanan tertentu dengan menggantinya dengan makanan yang lain supaya kebutuhan nutrisinya tetap bisa terpenuhi.
Pelatihan keterampilan sosial. Berbagai kegiatan dirancang untuk mengajari dan mengasah anak autis dalam berinteraksi sosial.

  1. Terapi wicara. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak autis. Membantu mereka untuk bisa mengungkapkan kata dan kalimat secara jelas dan tepat.

Serangkaian terapi dan treatment yang khusus dan banyak tersebut tentunya membutuhkan effort yang luar biasa. Tenaga, pikiran, dana, perhatian dan dukungan dari pihak lainnya amat diperlukan tidak hanya oleh si anak, tetapi juga keluarganya. Orang-orang di sekitar, masyarakat secara luas, dan utamanya negara haruslah memberikan bantuan yang bisa mendukung pengasuhan anak-anak dengan GSA ini.

Untuk melakukan terapi atau mengikuti sekolah khusus bagi anak-anak dengan GSA, orang tua bahkan bisa menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dari rumah. Kadang demi hemat tenaga dan uang, sang ibu atau ayah menunggui di tempat si anak belajar atau terapi. Tentunya dibutuhkan kerelaan untuk menunda pekerjaan atau tugas lainnya.

Banyak sekali pengorbanan yang dilakukan orang tua dari anak spesial, demi si buah hati. Bila tidak ada keikhlasan dan kesabaran, maka akan sangat berat. Hanya dengan mengingat Allah saja, semua bisa dijalani. Pahala telah menanti bagi orang tua istimewa ini, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 28: “Ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”

Sangat tidak mudah membesarkan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Bagi orang tua yang diamanahi anak istimewa ini tentunya dibutuhkan kesabaran yang ekstra dalam membersamainya. Sabar dalam menjalani berbagai terapi dengan biayanya yang tak sedikit, sabar dalam menghadapi perilaku yang tak biasa, sabar bila terjadi perubahan mood dan emosi yang tiba-tiba, sabar bila si anak merengek dan tantrum, sabar menerima pandangan aneh dan miring dari sejumlah orang yang belum paham kondisi anak, sabar menjelaskan pada orang-orang yang ditemui ketika berada di area publik, sabar dalam menjalani hari-hari dengan aktivitas yang sama dan panjang, sabar bila mengalami kelelahan dan kejenuhan dan sabar-sabar lainnya.

Sungguh, orang tua yang dititipi anak istimewa ini adalah manusia pilihan. Tak semua orang tua mendapatkan ‘kesempatan emas’ ini. Anak-anak istimewa ini menjadi ladang pahala bagi orang tuanya. Dalam setiap pengasuhan dan pendidikan yang diberikan akan membawa kebaikan bagi orang tuanya. Dari si anak, orang tua belajar banyak hal yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya, seperti belajar seluk-beluk pendidikan khusus. Orang tua juga akan belajar lebih sabar, belajar menghargai hal sekecil apa pun, belajar lebih bijaksana, lebih teliti, dan lain sebagainya.

Di atas semua itu, kita meyakini bahwa tiada satu pun di muka bumi ini yang sia-sia. Dibalik ketidakmampuan anak-anak dengan GSA, mereka memberi hikmah besar bagi orang tua, keluarga dan orang-orang sekitar serta siapa saja yang mau merenunginya. Mereka sesungguhnya dihadirkan oleh Allah untuk menjadi ladang amal yang luar biasa.

Mungkin anak-anak ini menjadi beban berat bagi orang tua dan keluarga khususnya, dikarenakan harus selalu menjaga mereka secara lebih ketat dan ribet selama 24 jam. Namun, di situlah letak keistimewaannya. Segala macam ‘kerumitan’ dalam mengasuh mereka akan menjadi tabungan amal di akhirat kelak. Menolong mereka sejatinya menolong diri kita sendiri di akhir nanti. Selalu berpegang pada ketakwaan sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Ada kesabaran dan keikhlasan menerima takdir dari-Nya. Ada keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti memberikan pertolongan-Nya. Ada kepasrahan total atas segala yang dilakukan. Ada keteguhan untuk tetap berpegang pada tali-Nya, walau apa pun yang terjadi.

Meski disibukkan dengan merawat anak berkebutuhan khusus, orang tua juga tak boleh lupa akan kewajiban lainnya. Sebagai muslim yang bertakwa, setiap kewajiban yang telah diberikan harus ditunaikan, seperti mencari nafkah untuk keluarga dan berdakwah. Berat memang, tapi pahalanya pun juga besar. Sungguh Allah tak memberikan beban melebihi kapasitas hamba-Nya. Dan setiap apa yang dilakukan hamba demi mencari rida-Nya pastinya mendatangkan kebaikan, di dunia maupun di akhirat.

Anak-anak dengan GSA sejatinya adalah ciptaan Allah yang istimewa. Tak ada hisab atas mereka sebab Allah telah mengangkat akal mereka. Kelak, mereka akan langsung pulang kembali ke surga, tempat mereka berasal. Kehadiran mereka di dunia adalah memberi peluang bagi kita untuk meraup pahala. Orang tua dan keluarga yang memiliki anak-anak dengan GSA sesungguhnya mendapat anugerah istimewa karena ada spektrum penuh pahala yang terbuka lebar untuk mereka. Anak-anak spesial yang menjadi pembuka jalan menuju surga-Nya.

Wallahu a’lam bish-shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Perjalanan Rindu( part 1)
Next
Perlukah Ibu Rumah Tangga Bersahabat dengan Lidah Buaya?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram