"“Kebenaran itu berasal dari Rabb-Mu. Maka Janganlah sekali-kali kamu termasuk kepada orang yang ragu.” (TQS Al Baqarah [2] : 147)
Oleh: Novida Sari, S.Kom
NarasiPost.Com-Allah Swt. telah memberitahukan bahwa sesungguhnya para ahlul kitab, baik Yahudi dan Nasrani telah mengetahui datangnya nabi akhir zaman yang akan menyempurnakan ajaran agama sebelumnya. Pada kitab-kitab mereka, telah diberikan kabar perihal ciri-ciri, asal, dan sifat sang utusan terakhir.
Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam surat Al Baqarah ayat 146, bahwa,
اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْ ۗ
Artinya: “Orang-orang yang telah diberikan kepada mereka Al Kitab (Taurat dan Injil), telah mengenal Muhammad sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.”
Sebagaimana orang tua yang mengenal dengan teliti dan detail luar dalam dari seorang anak, maka seperti itulah perumpamaan orang Yahudi dan Nasrani mengenal kenabian Muhammad saw. yang akan diutus untuk seluruh umat manusia. Tidak ada lagi nabi setelahnya, bahkan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. menjadi kitab (tuntutan) bagi mereka untuk mengimani kenabiannya, termasuk ajaran agama yang dibawanya.
Di dalam tafsir Hadaiqurraih warraihan disebutkan,
Telah diriwayatkan oleh Umar Bin Al Khattab, ia berkata kepada seorang Yahudi yang di kemudian hari masuk Islam, yang bernama Abdullah Bin Salam, ‘Bagaimana pengetahuanmu tentang ayat ini (Al Baqarah [2]: 146?.)’ Maka Abdullah Bin Salam menjawab, “Aku betul-betul mengenal Muhammad sebagaimana aku melihat Baginda Rasulullah seperti mengenal anakku sendiri. Bahkan aku lebih mengenal Baginda jauh lebih detail dari anakku sendiri.”
Umar pun heran dan takjub, kenapa bisa demikian. Bahkan Abdullah Bin Salam menyebutkan,
“Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah, bahkan telah Allah sifati Muhammad itu dengan sifat yang kami kenal.”
Umar Bin Al Khattab pun mencium kening Abdullah Bin Salam seraya mendoakannya untuk mendapatkan taufik.
Ibnu Katsir berkata, orang-orang Yahudi dan Nasrani mengenal Nabi Muhammad saw. sebagaimana tidak ada keraguan sedikit pun di antara anak-anak manusia lainnya. Tidak ada orang tua yang ragu dan samar dalam mengenali anak sendiri jika ia melihatnya di antara anak-anak manusia lainnya. Akan tetapi, Allah Swt. memberitahukan kepada kita tentang pengetahuan mereka ini dengan menyebutkan bahwa,
ٱلْحَقُّ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ
Artinya: “Dan sebagian mereka (ahlul Kitab) menyembunyikan kebenaran.”
Orang Yahudi dan Nasrani menyembunyikan Kebenaran akan sifat-sifat nabi Muhammad saw. yang ada pada kitab mereka. Mereka melakukan ini karena kesombongan dan keangkuhan mereka yang tidak siap dipimpin oleh Rasul yang tidak berasal dari golongan mereka. Terlebih orang Yahudi, yang sebelumnya selalu menjadi pemimpin manusia di muka bumi. Mereka dipimpin oleh para Nabi dan Rasul. Jika meninggal seorang nabi, maka nabi yang lain akan menggantikannya.
Ibnu Abbas menyebutkan bahwa dari 124.000 Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah Swt. semuanya berasal dari golongan bani Israil, kecuali hanya 20.000 Nabi dan Rasul saja yang tidak berasal dari mereka.
Kesombongan telah merasuki jiwa mereka sehingga tidak mau mengimani Rasulullah saw. meskipun mereka mengenal sifat Nabi Muhammad saw. seperti yang terdapat pada kitab mereka. Oleh karena itu, Allah Swt. memberitahukan kepada umat Islam akan keadaan ahlul kitab untuk mengenal sifat dan karakter mereka yang kebanyakan menyembunyikan kebenaran.
Kemudian Allah Swt. meneguhkan Nabi Muhammad saw. bersama orang-orang yang mengikutinya tentang kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dengan menyebutkan,
ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ
Artinya: “Kebenaran itu berasal dari Rabb-Mu. Maka Janganlah sekali-kali kamu termasuk kepada orang yang ragu.” (TQS Al Baqarah [2] : 147)
Sebuah peneguhan final dari Allah Swt. kepada orang yang beriman, meskipun orang Yahudi dan Nasrani mengingkari kebenaran Nabi Muhammad saw. bersama ajaran agama yang dibawanya. Dengan begitu, umat Muhammad saw. benar-benar yakin, apalagi di tengah gempuran pemikiran yang senantiasa merongrong kaum muslimin di tengah ketiadaan pihak yang menjaga akidah mereka di masa ini. Wallahu a’lam.[]