Membawa Cinta Sampai ke Surga

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Allah memberikan rasa cinta kepada manusia sebagai naluri yang melekat dalam dirinya. Dengan cinta manusia bisa berbagi, dengan cinta manusia juga bisa menerima orang lain dalam hidupnya, dan dengan cinta manusia bisa saling mengasihi. Namun, fitrah saling mencintai ini kadang juga sering diuji. Sebagaimana ujian fitrah cinta pasangan suami istri juga tidak luput dari ujian. Sehingga perlu sebuah usaha untuk membawa cinta sampai ke surga. Karena sesungguhnya berkumpul dengan orang yang dicintai sampai ke surga adalah impian indah bagi setiap manusia.

Inilah fitrah yang berlaku, tidak ada seorang pun yang mau berpisah dengan orang yang dicintainya. Di surga, manusia akan saling mencari, demikian pula pasangan suami istri dan manusia yang bersahabat akan teringat satu dengan yang lain. Inilah reuni yang paling didambakan oleh setiap muslim. Bertemu di surga yang penuh dengan limpahan rahmat-Nya.https://narasipost.com/2021/05/09/jangan-enggan-masuk-surga/

Pernikahan adalah ikatan kuat dan suci (mitsaqon gholidzon) yang harus mempunyai tujuan mulia, yakni menjalankan syariat Allah Swt. Sebuah ikatan yang harus didasarkan pada iman, yang menjadikan agama Islam sebagai landasan dalam menjalankan rumah tangga. Menjadi keluarga yang sakinah (ketenangan), mawaddah (kasih sayang), dan rahmah (berkah) adalah dambaan setiap insan. Bahkan harapan terbesarnya adalah membawa cinta ini sampai ke surga.

Keluarga yang dibangun dengan fondasi keimanan mempunyai tujuan yang jelas, yaitu menjaga fitrah manusia untuk tetap dekat dan tidak lalai dari ketaatannya kepada Allah Swt. Fondasi utama inilah yang disebut dengan takwa. Pernikahan yang bersandarkan pada ketakwaan akan menjadikan aturan Islam sebagai panduannya. Sehingga keluarga akan mendapatkan keberkahan dan pertolongan dari Allah Swt.

Pernikahan bukan sekadar memenuhi kebutuhan biologis semata. Ibarat sebuah perjalanan, pernikahan dan keluarga adalah terminal singgah menuju pemberhentian akhir di akhirat nanti. Peran keluarga sangat vital, sebagai tumbuhnya iman dan amal seseorang. Karena dalam keluarga akan terjadi interaksi dengan orang-orang terdekat kita. Karena agama manusia tergantung juga dengan agama sahabat dan orang-orang yang bergaul dengannya. Beginilah Rasulullah mengumpamakannya.https://narasipost.com/2020/11/29/bukti-cinta-pada-baginda-nabi/

Pernikahan merupakan langkah awal untuk membentuk suatu keluarga, sehingga perlu bekal ilmu agama untuk membangunnya. Agar ketika cinta dalam keluarga sedang diuji dengan masalah, tidak akan mudah rapuh dan hilang kendali.

Sebuah ikatan cinta dalam pernikahan harus memiliki visi dan misi yang jelas. Menjadi tempat membangun kebaikan dan saling mengingatkan, mempunyai komitmen yang jelas ke mana bahtera akan dibawa berlayar.

Janji suci memang kerap diuji dengan cobaan dan tantangan, cinta yang sering terucap di lisan perlu pembuktian, bukan hanya manis di bibir ketika diucapkan. Butuh perjuangan untuk membuktikan. Itulah cinta, karena Islam memandang cinta bukan hanya sekadar ucapan, karena cinta yang lahir dari hati akan bisa kembali ke hati. Cinta bisa mendorong dan menggerakkan untuk berjuang meraih rida Allah Swt.

Cinta karena Allah harus ada kesabaran, perjuangan, dan puncaknya adalah pengorbanan. Berkorban untuk mendapatkan cinta yang sejati karena Allah Swt. Berkomitmen membawa cinta bukan hanya di dunia, namun sampai ke surga. Bagi seorang muslim, sudah seharusnya menjadikan Islam sebagai solusi dari segala permasalahan yang ada. Karena sejatinya, konsep dasar untuk meraih kebahagiaan dalam pernikahan adalah mewujudkan cinta yang qurrata’ayun di tengah keluarga. Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. agar kita selalu berdoa yang artinya : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan [25]: 74)

Qurrata’ayun, penyejuk mata hati hingga surganya nanti adalah impian setiap keluarga muslim. Karena tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan ketika melihat orang-orang yang dicintai selalu dalam ketaatan kepada Allah Swt. Karena sejatinya keluarga punya hak yang paling besar untuk menerima dakwah dan menjadi amanah yang akan diminta pertanggungjawaban kelak.

Ketenangan dan kesejukan akan muncul ketika melihat orang yang kita cintai sama-sama larut dalam suasana keimanan. Karena mencintai bukan semata memenuhi segala yang diminta, namun berusaha membawanya agar bisa sampai ke surga.

Berkaca kepada cinta keluarga muslim yang didasarkan pada cinta yang benar, maka seharusnya semua harus bermuara kepada satu tujuan, bersumber dari Allah dan kembali kepada Allah Swt. Buktikan cinta kita dengan usaha yang gigih untuk mengantar anggota keluarga kepada ibadah dan perjuangan sebagai usaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Kita contoh keluarga Nabi Ibrahim yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran agar kita menjadikan beliau sosok contoh keluarga idaman. Keluarga yang dipenuhi rasa cinta hanya kepada Allah. Tidak ada satu keluarganya yang terlewat untuk diajak membesarkan nama Allah Swt. Diajak menjadi pejuang di jalan Allah, bahkan mengikhlaskan nyawanya untuk berkorban demi mengagungkan nama Allah Swt. Sebagai bukti cinta-Nya.

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS-Ibrahim [14]: 24-25)

Membawa cinta sampai ke surga, perlu usaha. Perlu kerja sama semua pihak, untuk bersinergi mewujudkan visi dan misi keluarga surgawi. Karena ganjaran akan seimbang dengan kesulitan yang dilalui. Tidak ada alasan untuk berkeluh kesah, karena setiap persoalan yang datang, jika disikapi dengan benar, niscaya akan bernilai pahala di sisi Allah Swt.

Wallahu’alam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
"Teror" Biaya Berlipat Kereta Api Cepat
Next
Beras Dikubur, Horor Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram